Mengky dan Belang & Orange‏



Memelihara kucing memang bukan jadi ide awalku, kucing sebenarnya bukan hewan yang saya sukai. Sifat manja, licik dan yang menakutkan adalah virus tokso yang mereka bawa membuat saya jaga jarak dengan hewan satu ini.
Namun ketika saya bertemu belang dan orange, pemikiran saya sedikit berubah, ya paling ga saya sedikit mengesampingkan hal-hal yang membuat saya jaga jarak. Sifat lucu mereka serta tingkah laku lainnya bisa jadi bahan pengamatan saya. Mereka berdua juga bisa jadi teman melepas penat.
Tidak hanya belang dan orange yang saya kenal, saya juga mengenal mengky, kucing putih yang dipelihara Memey. Ketiga kucing ini jadi bahan pengamatan saya, utamanya mengenai tingkah laku mereka. Meski ada kucing-kucing lain yang tidak saya pelihara, namun bisa saya amati.
Mereka bertiga punya sifat yang berbeda. Terutama mengky yang punya sifat autis dibandingkan belang dan orange. Mengky tahu dia dipelihara, namun yang terlihat dari mengky adalah si majikan yang membutuhkan mengky, jadi sepertinya mengky tidak memperdulikan majikannya. Mengky ini sulit diajak bermain. Misalnya, hanya sekedar ingin dielus-elus saja mengky tidak mau, malah lebih sering mengigit dan mencakar halus, tingkah laku ini yang sering ditunjukkan mengky. Mengky lebih suka bermain seturut keinginannya saja. Kesan autis dan egoistis sangat terlihat. Ketika majikan pulang, mengky pun sepertinya acuh saja, seperti tidak membutuhkan majikannya. Itu secara umum sifat dari mengky, si kawanan bola bebulu (sebutan kucing dalam bahasa Malaysia) bewarna putih.
Lain cerita dengan mengky, belang dan orange justru mengenal siapa majikannya. Sejak saya pelihara lima bulan lalu, membuat mereka berdua mengenal saya. Mereka berdua selalu menunggu saya pulang kerja, ketika motor saya datang sampai depan pagar, mereka berdua langsung datang menghampiri. Begitupun saat saya akan keluar rumah, mereka pun menemani sampai ke pagar, bahkan terkadang mereka mengikuti. Saya berpikir apa yang mereka lakukan diawali insting kehewanan mereka berharap diberi makan. Suatu waktu saya baru pulang, saat itu saya belum sampai pagar, saat itu si belang sedang jalan-jalan di depan rumah, melihat saya dan motor saya, belang langsung menoleh dan mengenali saya. Dia pun mengikuti motor saya menuju arah pagar. Di situ saya salut kepada belang.
Ada hal lain yang membuat saya semakin sayang belang dan orange. Mereka berdua kenal dimana kamar saya, jadi setiap hari mereka selalu menyambangi kamar saya, dan menunggu di depan kamar untuk sekedar tidur atau mencakar pintu kamar yang terbuat dari kayu.
Belang dan orange adalah saudara, sejak kecil mereka sudah bermain dan mencari makan bersama. Mereka pun sekarang sudah dipaksa mandiri oleh induknya si meng. Induknya sekarang sudah melakukan aktivitasnya jadi kucing liar. Tanggung jawab mengurus kedua anaknya itu sekarang diberikan pada saya. Kebetulan penghuni di rumah yang saya tinggal pun menyayangi mereka berdua. Kalau ada sisa makanan, jatah untuk mereka pun ada.
Ketiga kucing kampung yang saya ceritakan di atas masih terus akan jadi bahan pengamatan saya. Saya mau lihat berapa lama umur mereka, dan sampai berapa lama mereka ini mengenal majikan yang merawat mereka. Cpr.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. 2 minggu lalu Mengky kena sakit kulit. Kulit dibagian kepalanya sedikit korengan, ga tau terkena apa. Tapi yang pasti kulit dibagian kepala jadi botak.
    Sempat dibawa ke dr.hewan, dan disuntikan sesuatu. Skr bagaimana kondisinya saya belum bertemu Mengky lagi.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6