Segala sesuatu yang
berlebihan itu tidak baik. Baik menurut saya adalah cukup atau pas, tidak lebih
atau tidak kurang. Mungkin kata yang cocok untuk menjelaskan hal tersebut
adalah ideal.
Coba saja, mengenai makan
atau minuman. Apabila kita makan atau minum terlalu berlebih, perut kita bisa overload,
bisa-bisa untuk jalan saja sakit, karena perut kita sudah tidak mampu menampung
makanan atau minuman, tetapi masih saja di paksa.
Ambil contoh lagi,
obat-obatan. Bila kita meminum obat, saat kita sedang sakit. Obat diminum agar
penyakit kita sembuh. Tapi karena ingin cepat sembuh, obat yang ada dosisnya
itu diminum melebihi dosis. Apa yang terjadi? Bukannya kita sembuh malah kita
cari penyakit. Obat pada intinya adalah racun, karena lebih banyak dibuat dari
bahan-bahan kimia. Bahan kimia itu sangat tidak baik bagi tubuh. Apa jadinya
jika racun itu semakin banyak kita konsumsi? Sakit, itulah yang akan terjadi.
Lalu contoh lagi, dalam
pemberian pembasmi hama dengan pestisida. Pestisida diberikan pada tanaman
produksi agar tanaman tersebut tidak diserang oleh hama pengganggu yang merusak
tanaman. Saat pestisida diberikan dengan dosis yang wajar, “relatif” memberi
pengaruh negatif untuk tanaman tersebut. Kenapa saya pakai kata “relatif”?
Karena meskipun pestisida diberikan sesuai dosis bisa dibilang aman, namun yang
namanya racun, bila disemprotkan pada tanaman, maka racunnya akan mengendap
dalam tanaman tersebut. Dan bila dikonsumsi manusia efek endapan racun pada itu
akan terakumulasi dalam tubuh manusia.
Satu lagi contoh,
mengenai pembasmian hama tanaman bisa juga dilakukan dengan melepas hewan
predatornya. Tikus adalah hama pengerat tanaman padi, untuk mengatasinya,
biasanya petani melepas hewan predator dari tikus yaitu ular sawah. Ular sawah
akan membasmi tikus yang ada di sawah tersebut, karena tikus merupakan hewan
dalam rantai makanannya. Namun akan menjadi masalah apabila ular yang dilepas
itu tidak terkendali. Jumlah tikus akan berkurang tetapi malah ular-ular sawah
semakin berkembang dan mengganggu petani dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan contoh-contoh
sederhana itu, bisa dilihat bahwa sesuatu yang berlebihan tidak terlalu baik
efeknya. Justru yang berlebih malah memberi efek negatif. Bukannya
menyelesaikan masalah malah menambah masalah baru.
Beberapa hari ini di
berita sedang ramai dibicarakan mengenai serangan serangga bernama tomcat.
Serangga ini diberitakan banyak meresahkan masyarakat, di Jawa Timur, di
Yogyakarta, di Bekasi, dan daerah-daerah lainnya. Efek negatif dari serangga
ini membuat dermatitis bila kita terkena racunnya.
Tomcat yang dianggap hama
bagi manusia ini sebenarnya merupakan serangga predator untuk membasmi hama
tanaman padi, seperti wereng dll. Dalam jumlah yang terkendali, sebenarnya
tomcat bisa dimanfaatkan. Semua yang terlalu berlebih sekali lagi menimbulkan
dampak yang negatif, bukannya positif.
Bahkan soal materi,
terlalu banyak harta kekayaan juga terkadang memberi efek yang negatif bila
tidak bisa mengelolanya. Kekayaan yang berlimpah membuat pemiliknya terkadang
lupa diri, hidup berfoya-foya, dan menghamburkan uang untuk hal yang negatif
daripada yang positif. Meski tidak semuanya pemilik kekayaan berlebih seperti
itu. Tetapi yang jadi inti adalah kekayaan yang banyak bila tidak dikelola dengan
baik oleh pemiliknya justru memberi efek yang negatif.
Hal yang baik bila
dilakukan berlebih adalah berbuat baik, dengan banyak berbuat baik kepada siapa
saja itu adalah baik, yang tidak baik bila banyak berbuat baik hanya untuk
mencari popularitas, pamrih atau sanjung dan puji dari orang lain atau balas
jasa. Banyak berbuat baik dengan tulus ikhlas itulah yang ideal.
Itu pendapat saya
mengenai segala sesuatu yang berlebihan belum tentu memberi efek yang baik,
malah justru memberikan efek negatif. Yang baik adalah yang ideal, tidak kurang
tidak lebih, atau pas. Saya punya motto hidup “cukup”. Memang bagi pandangan seorang
motivator hal ini kurang baik, karena bagi mereka hidup itu harus dilakukan
dengan maksimal, tidak sekedar cukup. Tetapi bagi saya, kata “cukup” itu
berarti, cukup makan, cukup uang, dan cukup segalanya, semuanya dalam hidup
dapat tercukupi, tidak kurang tidak lebih. Justru bagi saya itulah yang baik,
karena dengan begitu kita punya jiwa yang ideal. Tidak kekurangan atau tidak
serakah karena segala sesuatunya terlalu berlebihan.
Satu hal yang tidak boleh
menggunakan kata “cukup”, yaitu berbuat baik dengan tulus, jangan katakan
“cukup” untuk berbuat baik dengan tulus. Kalau soal berbuat baik dengan tulus
lakukan lah setiap saat, sampai kita tidak bisa berhitung lagi perbuatan baik
yang tulus apa yang sudah dilakukan. Cpr.
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6