Minggu, 19 Februari ini merupakan hari Minggu sebelum masa prapaskah. Karena nanti Rabu, 22 Februari 2012 kita akan masuk masa prapaskah diawali peringatan Rabu Abu. Jadi pada misa Minggu ini romo tidak memberikan homilinya, namun membacakan Surat Gembala Prapaskah dari Bapa Uskup. Berhubung saya misa di Paroki St. Paulus, Depok yang mana paroki ini masuk dalam wilayah Keuskupan Bogor, maka Surat Gembala yang dibacakan adalah dari Uskup Bogor yaitu Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM.
Berikut ini saya copy-paste kan surat gembala yang dimaksud itu. Informasi ini saya peroleh dari website Keuskupan Bogor.
SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2012
Uskup Bogor
Cosmas Michael Angkur, OFM
Kepada seluruh umat Keuskupan
Bogor yang terkasih,
Salam dan berkat
apostolik
Saudara-saudari yang
terkasih,
Kini kita sedang
memasuki masa Prapaskah lagi.
Saat kita kaum
beriman mengarahkan hidup iman kita kepada Allah, Tuhan kita. Selama masa
Prapaskah itu hidup iman kita diharapkan diperdalam, dikembangkan, dan
disemangati kembali. Masa Prapaskah adalah saat yang paling tepat untuk menjawab
seruan Allah kepada kita, umatNya : ”bertobatlah dan percayalah kepada Injil”.
Seruan itu harus kita wujudkan dan lahirkan dalam sikap tobat yang disertai niat
yang tulus lagipula diungkapkan dalam tindakan nyata dengan berpuasa, beramal,
dan berdoa. Sebagai umat kesayangan Allah sudah sepatutnya kita memiliki sikap
hidup yang terbuka padaNya karena Dialah satu-satunya Allah yang benar dan setia
menepati janjiNya, serta maha pengampun bagi kita yang berdosa.
Masa prapaskah yang
berlangsung selama 40 hari mempunyai dua makna pokok, yakni : pertama, untuk
mempersiapkan para calon baptis yang akan menjadi warga Gereja melalui
pertobatan dan persatuan dengan Kristus, dan bagi kita yang sudah dibaptis,
untuk mengenang kembali pembaptisan yang telah kita terima. Kedua, untuk membina
semangat tobat dan mengajak umat beriman untuk lebih rajin membaca Kitab Suci,
mendengarkan Sabda Allah, lebih rajin berdoa, sehingga dengan jiwa yang
dipersiapkan dengan baik dapat merayakan misteri paskah, hari kebangkitan Tuhan
kita Yesus Kristus.
Saudara-saudari yang
terkasih,
Masa Prapaskah ini
kita awali dengan menerima abu yang dioleskan di dahi kita pada hari Rabu Abu.
Menaruh abu pada dahi merupakan ungkapan simbolis bahwa kita semua adalah
manusia yang rapuh, ”berasal dari abu dan akan kembali kepada abu”.
Diawal penampilanNya
di muka umum, kita membaca kutipan ini : “Sesudah Yohanes ditangkap datanglah
Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah. KataNya : ”Waktunya telah genap;
Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan
percayalah kepada Injil” (Mrk 1:14-15).
“Datangnya Kerajaan
Allah” adalah pokok pewartaan Yesus. Allah yangmaha besar, yang hadir di antara
umatNya itulah yang kita namakan saat rahmat, tetapi juga kedatangan Allah yang
mahabesar itu adalah sebuah peringatan bahkan ancaman bagi mereka yang tidak
siap dan mempedulikannya, menutup diri bagiNya, dan hidup dalam keadaan dosa.
Yesus Kristus adalah wujud nyata Allah yang hadir, yang sendiri menjadi pewarta
Kerajaan Allah itu. Yesus adalah Allah yang hadir di tengah kita (Emmanuel) yang
penuh kasih sayang dan peduli terhadap nasib manusia. Dalam hidupNya, Yesus
mengajar, membuat banyak mujizat, menolong banyak orang sakit, kendati pun Ia
ditolak, menderita sengsara dan akhirnya dihukum mati serta demi cintaNya kepada
umat manusia, Ia rela mati di salib. Tetapi Allah membangkitkanNya dari alam
maut dan dengan kebangkitanNya itu Ia menghantar umat manusia kepada kehidupan
yang kekal.
Seruan ”bertobatlah
dan percayalah kepada Injil” dialamatkan kepada kita juga maka sudah seharusnya
menjadi alasan dan motivasi mengapa kita harus mengubah sikap, tingkah laku dan
memperbarui diri.
Perayaan Rabu Abu
memberikan semacam pegangan yang harus kita ikuti untuk melakukan pertobatan.
Pertobatan yang benar menuntut cinta kasih yang tulus kepada Kristus, menuntut
semacam penyangkalan diri (askese), disiplin diri, dan tidak menutup diri bagi
kepentingan sesama. Askese rohani selalu berarti merubah sikap hidup : “Robeklah
dulu hatimu jangan pakaianmu” (Yoel 2:13).
Selama masa
Prapaskah ini kita semua diarahkan kepada tiga kegiatan penting yang patut kita
lakukan, yaitu berdoa, beramal, dan berpuasa.
- |
Yesus mengajarkan supaya kita berdoa dengan tulus hati “jangan berdoa seperti orang munafik yang mengucapkan doanya supaya dilihat orang dan bertele-tele” (bdk. Mat 6:5). Dapatkah kita mengambil tekad agar selama masa puasa ini kita rajin berdoa apalagi berdoa bersama di keluarga masing-masing, ikut dalam kegiatan di paroki, mengikuti Jalan Salib dan renungan-renungan di lingkungan. |
- |
Setiap masa Prapaskah mengundang kita untuk lebih solider berarti lebih peduli terhadap sesama terutama yang berkekurangan, yang sakit dan lemah melalui karya amal, berbagi dengan menyisihkan sedikit dari milik kita. Dalam hal ini pun Yesus memberikan nasehat : ”apabila engkau memberi sedekah berilah dengan tulus hati, jangan menggembar-gemborkan itu; janganlah diketahui tangan kirimu apa yang dilakukan tangan kananmu.” (bdk. Mat 6:23). |
- |
Dalam hal berpuasa, Yesus memberikan pedoman praktis bagaimana orang harus berpuasa yang mengantar dia kepada penyangkalan diri dengan kata-kata berikut “jangan berpura-pura, jangan pula supaya dilihat orang, tetapi apabila engkau berpuasa minyakilah kepalamu, cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa” (bdk Mat 16:17-18). |
Saudara-saudari umat
Keuskupan Bogor yang terkasih,
Dari tahun 2010
sampai tahun 2012 fokus perhatian keuskupan kita adalah keluarga. Pada
tahun 2010 perhatian difokuskan pada relasi suami istri, orang tua / anak. Para
suami istri diharapkan agar mereka, ditengah era globalisasi yang menantang ini
tetap mempertahankan jati dirinya sebagai sebuah pasangan perkawinan katolik
yang dilandasi pada cinta kasih dan kesetiaan suami istri. Sebagai orang tua,
mereka harus menjadi contoh dan teladan cinta kasih serta guru iman bagi
anak-anaknya.
Tahun 2011 perhatian
kita difokuskan pada Orang Muda Katolik (OMK). Sejak tahun 2008 dan dilanjutkan
pada tahun 2011, sejumlah kegiatan telah dilakukan dari tingkat keuskupan,
dekenat, paroki sampai stasi-stasi. Melalui kegiatan-kegiatan itu kita memupuk
kebersamaan antara Orang Muda Katolik sambil membekali mereka agar mampu
mempersiapkan diri bagi masa depan serta kuat menghadapi tantangan jaman.
Sejumlah pesan telah disampaikan kepada mereka antara lain : agar teguh
mempertahankan iman katolik, hidup selaras dengan iman itu, dan bila akan
menikah diharapkan mempersiapkan secara dini lagipula memilih pasangan seiman.
Pada tahun 2012 ini
fokus perhatian kita adalah Anak-Anak dan Remaja. Bina Anak dan Remaja (BIA dan
BIR) merupakan kewajiban kita semua mulai dari keluarga dan lembaga-lembaga
(keuskupan, paroki, sekolah-sekolah) yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Lembaga-lembaga terkait telah ditugaskan untuk menyiapkan hal-hal yang penting
bagi pembinaan dan perayaan Tahun Anak dan Remaja 2012 ini.
Marilah kita
bersama-sama mengantar dan tidak menghalang-halangi anak-anak kita untuk datang
kepada Yesus yang berseru kepada bapak, ibu, anak-anak juga ”biarkanlah
anak-anak datang padaku dan jangan kamu menghalang-halangi mereka. Sebab
orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Luk 18:16).
Aksi Puasa
Pembangunan Keuskupan Bogor tahun 2012 melanjutkan pesan Tahun Keluarga dengan
tema ”Membangun Gaya Hidup Iman Anak dan Remaja Yang Misioner”.
Patutlah kita ingat
bahwa mendidik anak adalah tugas pertama dan utama para orang tua. Kita tidak
boleh menutup mata terhadap kesulitan-kesulitan dan tantangan-tantangan besar
yang sedang menimpa generasi muda dewasa ini. Bagaimana kita harus mendidik
mereka apalagi anak-anak yang sudah remaja dan menjelang dewasa, anak-anak yang
nampaknya suka memberontak, mau bebas dan ingin berdiri sendiri? Kita para orang
tua harus sabar dan penuh pengertian lagipula menghargai anak-anak bila
menghadapi hal-hal seperti itu. Seperti dikatakan Konsili Vatikan II : keluarga
katolik harus menampakkan hidup dan kehadiran Kristus penebus serta wajah Gereja
yang sebenarnya. Dengan lain perkataan, setiap keluarga harus merupakan gereja
mini, gereja domestik. Keluarga adalah wadah persekutuan iman, tempat subur bagi
pertumbuhan iman anak. Bila di sana ada cinta kasih, kesatuan, dan keharmonisan
(liturgia), bila keluarga itu merayakan iman dengan doa baik pribadi maupun
bersama, bila keluarga itu mewujudkan pelayanan dengan penuh perhatian
(diakonia), bila keluarga itu berani memberikan kesaksian tentang imannya
(martyria) dan bila peduli pada pengetahuan agama anaknya dengan mengisahkan
Yesus kepada mereka (kerigma).
Di dalam gereja mini
itulah para bapak dan ibu selaku wakil Kristus menjadi pemimpin dan pendamping
anak-anak yang menjadi anggotanya. Oleh karena itu para bapak dan ibu selalu
bercermin pada Kristus sendiri bagaimana Ia mencintai GerejaNya, membimbing dan
mendidik murid-muridNya; para bapak dan ibu pun tahu bagaimana harus mencintai
keluarga, membimbing dan mendidik anak-anak yang bersama-sama mewujudkan Gereja
Mini itu di tengah keluarga mereka. Selama masa Prapaskah ini para orang tua
diharapkan mengatur acara berdoa bersama di tengah keluarga dan mengarahkan
anak-anaknya untuk berdoa setiap hari sehingga mereka selalu dapat bertemu
dengan Kristus yang pasti sedang menanti mereka juga. Selain itu mereka
mengajarkan anak-anaknya untuk berkurban, berderma, dan memberi sedekah dengan
murah hati kepada teman sebayanya yang mungkin sedang susah. Patut juga mereka
diajak untuk berpantang sebisanya, membatasi jajan, nonton, menjauhkan mereka
dari tayangan-tayangan kekerasan yang merusak mental, seperti juga mengajar
mereka memanfaatkan alat komunikasi secara tepat dan benar. Dengan cara itu kita
membangun dan mendidik anak-anak menuju iman anak yang mampu memberi kesaksian
bagi sesamanya (misioner).
Akhirnya, marilah
kita bersama-sama menyiapkan diri dengan berdoa, berpantang, dan perpuasa selama
masa Prapaskah untuk menyongsong hari kebangkitan Kristus yang merupakan juga
hari kebangkitan kita semua.
Moga-moga Santa
Perawan Maria, Bunda Sang Juruselamat yang setia sampai pada hari kematian
Anaknya, berdiri di kaki salibNya, menyertai anda sekalian dalam retret agung
dan ziarah iman bersama ini.
Dikeluarkan di
Bogor, 19 Februari 2012
Mgr. Michael
Cosmas Angkur, OFM
Uskup Bogor
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6