Si Gandum dan Si Ilalang


17 Juli 2011
Homili dan bacaan Injil dua minggu terakhir membahas tentang benih, tumbuh dan berbuah serta hama atau pengganggu benih untuk tumbuh dan berbuah.
Minggu ini Yesus berpesan melalui perumpamaan saat sedang mengajar orang banyak. Kisah ini saya dengar dari bacaan Injil, namun kisah yang saya tulis di sini berdasarkan hasil pendengaran saya dan yang saya tangkap ketika mendengar bacaan Injil serta dari homili. Jadi apabila ada sedikit tidak mirip mohon dimaklumi, tetapi intinya mudah-mudahan serupa.
Ada seorang tuan yang menebar benih gandum di ladang. Namun ketika malam, datang si jahat menebar benih ilalang di ladang tuan tadi, yang telah ditebar benih gandum. Keesokan paginya, di ladang itu sudah tertanam dua benih, yaitu benih gandum dan ilalang. Si tuan tahu ini ulah si jahat.
Pekerja ladang dari si tuan tadi berinisiatif mengambil/ menumpas benih ilalang itu. Namun si tuan berkata lain, si tuan membiarkan gandum dan ilalang tumbuh bersama. Karena apabila saat sekarang benih ilalang dicabut maka akan mungkin benih gandum pun akan tercabut.
Hingga tiba saat tuai/ panen. Si tuan menyuruh pekerja mengumpulkan gandum dan ilalang, masing-masing dalam ikatan berbeda. Yang ilalang diikat dalam satu ikatan dan kemudian di bakar dan gandum dimasukan ke dalam lumbung.
Maksud dari perumpamaan Yesus adalah, si tuan yang dimaksud adalah Bapa. Ladang merupakan dunia. Benih gandum adalah anak-anak Bapa yaitu manusia. Si penuai/ pekerja adalah malaikat. Sedangkan si jahat adalah iblis dan benih ilalang adalah benih kejahatan/ keburukan/ yang sesat.
Bapa membiarkan keduanya tumbuh bersama, berproses. Tetapi nanti tiba waktunya, yakni dikisahkan masa tuai/ panen  atau pada akhir jaman, yang baik akan dimasukan ke dalam lumbung yang dimaksudkan adalah Kerajaan Allah. Sedangkan yang buruk/ sesat akan dimasukkan ke dalam api neraka.
Proses bertumbuh itulah, kita manusia harus tetap tumbuh menjadi manusia sesuai dengan benih yang Bapa taburkan. Dikisahkan benih gandum, bila tiba masa tuai/ panen harus tetap bertumbuh menjadi gandum agar berbuah berlimpah. Dan yang lebih baik lagi memberi pengaruh positif bagi yang sesat/ dikisahkan ilalang, agar nanti saat masa tuai/ panen bisa bersama-sama masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Pesan yang baik, yang harus saya ingat, dan memberi saya kesadaran agar saya menjadi manusia yang tumbuh dan berbuah sesuai dengan benih yang sudah Bapa ciptakan atau tabur. Tugas saya adalah tumbuh dan berbuah berlimpah dalam ladangNya dan memberi pengaruh positif bagi yang sesat untuk berproses bersama hingga nanti tiba saatnya bisa bahagia dalam Kerajaan Allah. Amin.
Pesan ini saya tangkap ketika homili, dan saya mencoba mencatatkan apa yang telah saya dengar dan tangkap dalam postingan saya ini. Semoga bermanfaat. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar