Rilis Jarak (4)

Ini edisi keempat, catatan jarak yang saya tuliskan ini tidak sebanyak seperti sebelum-sebelumnya. Kali ini, hanya ada dua jarak tempuh yang akan saya sampaikan. Yakni rute menuju Stasiun Jatinegara dan rute pulangnya kembali ke “Yulimar”. Serta saya sampaikan sedikit keluhan mengenai lokasi parkir baru di Sta. Jatinegara. Untuk ringkasnya bisa dilihat dari  tabel di bawah ini :
Asal – Tujuan
Rute
Jarak
Nol – Sta. Jatinegara (parkiran)
Nol-LA-TB-TB Simatupang-Psr.Rebo-Condet-Dewi Sartika(putar arah)-PGC-Cawang-arah Jatinegara(via underpas)-Sta. Jatinegara
23,8 km
Sta. Jatinegara (parkiran) - Nol
Sta. Jatinegara-arah baliknya-Pedati Prumpung-Cawang-PGC-Condet-Psr.Rebo-Ranco-TB Simatupang-TB-LA-Depok-Nol
22 km
Ket :
Nol = Titik berangkat dari H. Yahya Nuh “Yulimar”
TB = Sta. Tanjung Barat
LA = Sta. Lenteng Agung
PGC = Pusat Grosir Cililitan

Bermula dari Nol, “Yulimar” menuju Sta. Jatinegara saya memilih jalur via Condet, meskipun jalurnya di sini terkadang cukup macet juga, metromini 53 sering berjalan lambat mencari penumpang membuat arus lalu lintas sedikit tersendat. Setelah keluar Condet, ketemu Dewi Sartika. Untuk pindah jalur ke arah PGC atau Cawang mesti mengikuti tempat putar balik (U-turn), setelah putar balik, ambil jalur Cawang arah Tj. Priok.
Saat di depan UKI saya memilih lewat underpas, agar arus lancar tidak terhambat lampu merah yang berada di atas underpas. Lampu merah dari arah pancoran dan MT Haryono mungkin. Selanjutnya perjalanan mengikuti petunjuk rambu yang mengarah ke Tanjung. Priok, melewati beberapa halte busway, hingga nanti bertemu belokan ke kiri yang sebelumnya ditunjukkan rambu arah Sta. Jatinegara. Sudah deh sampai, untuk berangkat memakan jarak tempuh 23,8 kilometer.
Sedangkan untuk pulangnya, saya menggunakan jalur yang sala, hanya yang arah sebaliknya. Biasanya saya suka bingung saat akan putar balik ke arah Cawang. Jadi setelah Sta. Jatinegara, ke arah timur, kita akan bertemu lampu merah, nah saat lampu merah pertama jangan belok kanan, karena nanti malah arahnya ke Tj. Priok. Kita berbelok ke kanan nanti di lampu merah kedua. Saya memang masih bingung bagaimana posisi jalannya, tetapi sudahlah, dibahas nanti saja. Masuk ke jalur arah balik, di depan UKI saya kembali ambil underpas kemudian saat ada percabangan jalan di seberang RS UKI, saya ambil jalur kanan, yang biasa berjejer PKL buah dan akhirnya sampai pada PGC. Lampu merah PGC saya ambil kanan, melalui Condet dan memakai rute seperti biasa menuju Depok dan akhirnya sampai di “Yulimar”. Jarak tempuh balik ini menghabiskan 22 kilometer. Wajar saja lebih singkat, karena jalur balik tidak banyak dihabiskan untuk mencari jalur berputar atau U-turn.
Sedikit informasi saja, kini untuk parkir motor di Sta. Jatinegara sudah dipindahkan, yang tadinya parkir onstreet, sekarang dipindahkan di halaman Sta. Jatinegara sebelah barat. Memang sedikit lebih teratur dan sudah menggunakan sistem tiket. Namun masih saja terkesan tidak rapih, palang pintu masuk parkir saja tidak jelas posisinya dengan loket peron parkirnya.
Bagi saya pribadi, keluhannya ada pada kenyamanan dengan tarif parkirnya yang cukup mahal, yakni Rp 2.000,00. Entah perhitungannya bagaimana, ataukah untuk dua jam pertama atau bagaimana kelipatannya saya tidak tahu. Tetapi saya hanya parkir kurang dari 1 jam harus membayar Rp 2.000,00. Sangat mahal, dan masih lebih murah parkir seperti dulu.
Pihak pengelola sepertinya licik, atau cerdik agar mendapat pendapatan lebih dari parkir. Kita pikir saja, pengunjung stasiun adalah lebih banyak penjemput atau pengantar, atau hanya sekedar beli tiket yang tidak akan memakan waktu lama, lama-lama dua jam. Atau kalau hanya mengantar atau beli tiket paling kurang dari satu jam. Nah kalau tarifnya itu, murah (Rp 1.000,00/ parkir), mungkin pengelola mendapat keuntungan biasa saja, tapi kalau tarifnya lebih mahal, keuntungannya akan menjadi 100% bahkan lebih.
Saya sendiri tidak masalah kalau soal parkir, asalkan ada kesesuaian antara pelayanan-kenyamanan dan tarifnya. Sudah begitu, tarif yang mahal ini ditambah dengan loker untuk penitipan helm kembali dikenakan biaya Rp 2.000,00 /helm. Belum lagi masuk ke peron, kena bayaran lagi sekitar Rp 2.500,00. Jadi jika mau pergi ke stasiun sudah habis biaya banyak. Sedangkan tingkat kenyamanan saja tidak mendukung. Hendaknya pengelola memperhatikan hal ini. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar