Pohon Trembesi |
Trembesi atau bernama latin Albizia saman (Jacq.) Merr, Samanea saman (Jacq.) Merr. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Trembesi juga dikenal dengan sebutan “ki hujan” (Sunda), “pohon hujan”, “saman”, “monkey pod”, “kayu ambon” (Melayu), “trembesi”, “munggur”, “punggur”, “meh” (Jawa). Dalam bahasa Inggris pohon ini diberi nama “east indian walnut”, “rain tree”, “saman tree”, “acacia preta” dan “false powder puff”. Di beberapa negara trembesi juga punya sebutan antara lain “pukul lima” (Malaysia), “jamjuree” (Thailand), “cay mura” (Vietnam), “vilaiti siris” (India), “bhagaya mara” (Kanada), “algarrobo” (Kuba), “”campano” (Kolombia), “regenbaum” (Jerman), “chorona” (Portugis). Pohon ini mempunyai batang besar, tinggi dengan tajuk yang sangat melebar. Trembesi populer sebagai tumbuhan peneduh. Akarnya tumbuh meluas membuatnya kurang populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di sekitarnya bisa ditanam sebagai peneduh di pinggir jalan dan juga pertumbuhan akarnya yang menyebar ini akan menghambat pertumbuhan dari pohon-pohon lain disekitarnya. Ciri-ciri umum dari trembesi yaitu punya ketinggan rata-rata 30-40 meter. Lingkar pohonnya sekitar 4,5 meter dan mahkota pohon mencapai 40-60 meter. Bentuk batangnya tidak beraturan kadang bengkok, menggelembung besar. Untuk daunnya majemuk mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 centimeter. Sedangkan pada pohon yang sudah tua akan berwarna kecoklatan dan permukaan kulit sangat kasar dan terkelupas. Ciri-ciri khusus dari daunnya. Daunnya melipat pada cuaca hujan dan di malam hari. Lebar daunnya sekitar 4-5 centimeter berwarna hijau tua, pada permukaan daun bagian bawah memiliki beludru, kalau dipegang terasa lembut. Ciri-ciri lainnya, bunga. Pohon hujan ini berbunga pada bulan Mei dan Juni. Bunga bewarna putih dan bercak merah pada bagian bulu atasnya. Panjang bunga mencapai 10 centimeter dari pangkal bunga hingga ujung bulu bunga. Tabung mahkotanya berukuran 3,7 centimeter dan memiliki kurang lebih 20-30 benang sari yang panjangnya sekitar 3-5 centimeter. Bunganya menghasilkan nektar untuk menarik serangga guna berlangsungnya penyerbukan. Buah, trembesi juga mempunyai buah. Buah pohon hujan bentuknya panjang lurus agak melengkung, mempunyai panjang sekitar 10-20 centimeter, mempunyai 1,5-2 centimeter dan tebal sekitar 0,6 centimeter. Buahnya bewarna coklat kehitam-hitaman ketika buah tersebut masak. Bijinya tertanam dalam daging buang bewarna coklat kemerahan sangat lengket dan manis, berisi sekitar 5-25 biji dengan panjang 1,3 centimeter. | Klasifikasi ilmiah dari Trembesi : | |
Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Upfamili Genus Spesies | : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Fabales : Fabaceae : Mimosoideae : Albizia : A. saman | |
Tak hanya sebagai pohon peneduh, ternyata trembesi ini punya banyak peran dalam rangka mengurangi polusi udara. Sehingga sangat cocok sekali bila pohon ini di tanam di taman kota, sebagai penyerap polusi serta penghasil udara segar. Kemampuan trembesi dalam menyerap CO2 sangat baik. Namun bila ingin menanam trembesi di sisi jalan perlu perencanaan matang, karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, akar dari trembesi ini bersifat meluas, sehingga akan ada kemungkinan merusak badan jalan. Bila ditanam dengan baik, kemungkinan merusak badan jalan bisa diminimalisir, sehingga manfaat dari trembesi bisa dirasakan. Pohon macam trembesi sangat diperlukan saat ini untuk memerangi pemanasan global serta usaha penyelamatan bumi. Ada pro dan kontra tentang trembesi. Ada hal lain yang menyebabkan trembesi menjadi tidak populer selain pertumbuhan akarnya yang meluas. Menurut sumber yang dikutip dari Kompas.com, trembesi ini termasuk jenis pohon dengan evaporasi atau penguapan tinggi sehingga berpotensi mengeringkan sumber air. Hal ini diungkapkan oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Mochammad Na’im. Namun pendapat berbeda datang dari Dosen Fakultas Kehutanan IPB, Endes N. Dahlan. Menurutnya trembesi pada mulanya diketahui tumbuh di savana Peru, Brazil dan Meksiko, yang minim air. Hal ini menunjukkan pohon ini tidak memiliki evaporasi tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dosen IPB, Endes N. Dahlan, satu batang pohon trembesi mampu menyerap 28.442 kilogram CO2 setiap tahunnya. Batang trembesi bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Bijinya dapat dibuat makanan ringan semacam kwaci yang juga berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara diseduh dengan air panas. Daunnya pun berkhasiat untuk mengobati penyakit kulit. Cukup bermanfaat bukan pohon trembesi ini. Jadi tak salah bila memilih trembesi untuk jadi pohon pelindung dari terik matahari dan terjangan polusi udara di ibukota. |
Sumber informasi :
Wikipedia – Ki Hujan diakses tanggal 19 Mei 2011
Kirsman 25 Bandung – Pro dan Kontra Trembesi, 6 Maret 2010 diakses tanggal 19 Mei 2011
Alamendah Wordpress – Pohon Trembesi (Ki Hujan) Serap 28 TON CO2, 26 Desember 2009 diakses tanggal 19 Mei 2011
5 Komentar
apa kulit trembesi yang lengket dan manis bisa di konsumsi?
BalasHapusKayu manis x yang bisa dimakan dan manis rasanya
HapusThx komentarnya.
BalasHapusWaduh pertaannya bagus sekali, saya baru terpikir ke sana. Jawabannya menyusul ya, maklum sedang bertanya pada yang kompeten. Maklum postingan ini hanya wadah saya berbagi informasi ... he3x. Justru dengan begini semakin menambah informasi tentang Trembesi ... Thx a lot
apakah ada manfaat lain dari biji trembesi selain sebagai pencuci perut ? dan dapatkah kulit trembesi yg manis bisa dijadikan sumber energi pengganti gula?
BalasHapusAda baiknya biji trembesi ditanam lagi, supaya jadi pohon, daripada buat cuci perut, lebih baik cuci2 pakai air putih saja, sehat
HapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6