Rizal Ramli (Mr. Breakthrough)


DR. Rizal Ramli, begitu yang sering saya lihat di televisi, saat beliau menjadi pengamat perekonomian. Dari apa yang beliau sampaikan mengenai pengamatannya terhadap perekonomian Indonesia, beliau ini punya visi dan misi yang baik. Obsesinya menginginkan negara ini sejahtera dan maju. Entah sebuah retorika atau harapan, tetapi dari informasi yang saya baca dan dengar, beliau mampu membuktikannya. Berikut ini saya coba mencari informasi tentang beliau.
Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatra Barat, 10 November 1953. Ayahnya seorang asisten Wedana sementara ibunya adalah Guru. Ibunya meninggal pada saat Rizal masih berumur 7 tahun, sehingga harus tinggal dengan neneknya di kota Bogor. Sebagai anak seorang guru, beliau sangat rajin membaca. Sejak muda telah kenal dan bergaul akrab dengan berbagai buku bacaan. Pengagum Einstein ini sempat mengambil kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Fisika. Beliau juga mendirikan Komite Bangkit Indonesia (KBI) dan sekaligus menjabat sebagai ketua. Kini beliau sudah berkeluarga dan mempunyai 3 orang anak (Dhitta Puti Saraswati, Dipo Satrio, dan Daisy).
Saat kuliah di ITB, di tahun kedua masa belajarnya, beliau sudah melibatkan diri dalam diskusi-diskusi yang bersinggungan dengan bidang politik di Dewan Mahasiswa, yang kemudian mengantarkannya menjadi Deputi Ketua Dewan Mahasiswa ITB tahun 1977, dan pernah ditahan pada masa pemerintahan presiden Soeharto karena memprotes pemilihan kembali Soeharto pada tahun 1978. Beliau juga pernah mengambil dan menyelesaikan program Asian Studies di Sophia University, Tokyo, Jepang tahun 1975. Beliau mendapatkan gelar doktor ekonomi dengan gelar M.A di tahun 1982 dan gelar Ph.D di tahun 1990 dan dari Universitas Boston, AS. Sekembalinya dari Amerika Serikat setelah menyelesaikan pendidikan doktor ekonominya, beliau bersama beberapa orang ekonom lain seperti Laksamana Sukardi mendirikan ECONIT Advisory Group sebuah lembaga riset yang bergerak dalam bidang ekonomi, industri dan perdagangan. Ketika masih aktif sebagai Managing Director ECONIT, Dr Rizal Ramli dan rekan-rekannya di lembaga think-tank ekonomi independen ini sering mengkritisi kebijakan ekonomi pemerintah Orde Baru. Misalnya saja kritik terhadap kebijakan Mobil Nasional, Pupuk Urea, Pertambangan Freeport, dan sebagainya.
Kontribusi beliau bagi republik ini adalah antara lain pernah menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (KABULOG) pada April 2000 hingga Maret 2001. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dari 23 Agustus 2000 – 12 Juni 2001, dan sebagai Menteri Keuangan, dari 12 Juni 2001 – 9 Agustus 2001, keduanya pada Kabinet Persatuan Nasional ketika pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Beliau juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Jurnal Ekonomi dan Sosial Prisma, dan juga merangkap beberapa jabatan penting dan strategis dalam pemulihan perekonomian yang hancur dilanda krisis moneter, yakni sebagai Ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) dan Ketua Tim Keppres 133 untuk renegosiasi listrik swasta. Tahun 2006 lalu tercatat menjadi wakil pemerintah pada PT Semen Gresik (persero) Tbk sebagai Presiden Komisaris.
Kinerja Ramli di pemerintahan dinilai berhasil oleh banyak pihak karena walau hanya dengan waktu yang relatif pendek, yakni hanya 15 bulan, ia berhasil melakukan sejumlah terobosan yang efektif untuk mendorong reformasi institusional, restrukturisasi sektoral maupun korporat, serta percepatan pemulihan ekonomi. Oleh karena itu beliau dijuluki ‘Sang Penerobos’ (Mr. Breakthrough).
Pada saat menjabat sebagai KABULOG banyak terobosan penting yang dilakukannya untuk memperbaiki kinerja Bulog, meskipun tidak lama menjabat sebagai KABULOG. Misalnya dengan penghapusan rekening off-budget menjadi on-budget.  Selama kepemimpinannya, Bulog berhasil melakukan penghematan dan peningkatan efisiensi biaya yang cukup signifikan sehingga menghasilkan surplus yang cukup besar. Beliau juga melakukan penyederhanaan dan konsolidasi rekening-rekening Bulog yang sbelumnya berjumlah 117 rekening menjadi 9 rekening saja. Selama kepemimpinan DR. Rizal Ramli inilah dilakukan proses restrukturisasi untuk mempersiapkan Bulog menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Beliau diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Agustus 2000, menggantikan Kwi Kian Gie. Beliau mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi yang diakui oleh dunia internasional sebagai program pemulihan ekonomi yang kredibel, meliputi :
1.       Menciptakan stabilitas di sektor finansial.
2.       Meningkatkan kesejahteraan rakyat di pedesaan untuk memperkuat stabilitas sosial-politik.
3.       Memacu pengembangan usaha skala mikro dan usaha kecil menengah (UKM).
4.       Meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
5.       Mengutamakan pemulihan ekonomi berlandaskan investasi daripada berlandaskan pinjaman
6.       Memacu peningkatan ekspor.
7.       Menjalankan privatisasi bernilai tambah.
8.      Melaksanakan desentralisasi ekonomi dengan tetap menjaga keseimbangan fiskal.
9.       Mengoptimalkan pemanfaatn sumberdaya alam.
10.   Mempercepat restrukturisasi perbankan.
Kebijakan yang ditempuh selama menjadi Ketua KKSK dan Ketua Tim Kepres 133 juga terbilang sukses. Sebagai Ketua KKSK, Dr. Rizal Ramli berhasil memutuskan sekitar 140 keputusan penting, baik yang menyangkut restrukturisasi hutang maupun percepatan penjualan asset yang dikelola oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Salah satunya adalah restrukturisasi bisnis dan hutang PT  IPTN menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sehingga viable secara bisnis dan finansial. Hasil dari langkah-langkah tersebut PT DI penjualannya meningkat dari Rp. 508 milyar pada tahun 1999 menjadi Rp, 1,4 triliun pada tahun 2001. Kerugian perusahaan sebesar Rp. 75 milyar tahun 1999 berubah menjadi keuntungan sebesar Rp. 11 milyar.
Ternyata benar, beliau memang salah satu putra bangsa yang bisa dibanggakan, karirnya di dunia ekonomi bisa dijadikan contoh, menjadi seorang penerobos, dan berani. Tidak hanya sekedar retorika saja tapi juga bisa membuktikannya dalam tindakan dan membuahkan hasil. Optimistis terhadap Indonesia yang maju dan sejahtera masih ada, masih ada ekonom yang mempunyai visi dan misi yang jelas untuk membangun Indonesia yang diidam-idamkan. Cpr.


Sumber :
Wikipedia-Rizal Ramli diakses tanggal 28 Januari 2011
Wiktionary-Wiktionary:Singkatan Bahasa Indonesia diakses tanggal 28 Januari 2011
Rizal Ramli diakses tanggal 28 januari 2011
KabarIndonesia.com-R. RIZAL RAMLI: Cangkir Emas Dipakai Mengemis, 11 Oktober 2007 diakses tanggal 28 Januari 2011

Posting Komentar

0 Komentar