Soal UMP 2021 Bakal Turun?

Wah-wah, setelah omnibus law, isu yang kini sedang atau mulai hangat adalah terkait upah minimum untuk tahun 2021. Ditengah kondisi pandemi, paceklik dan pagebluk gini, para buruh menuntut kenaikan upah minimum.

Saya juga pekerja sih, ya sebenarnya jika memang ada kenaikan pastinya senang. Tapi apa itu realistis di tengah kondisi seperti ini? 

Jujur saja, saya berkaca di tempat dimana saya bekerja. Saya masih beruntung masih bisa bekerja dan masih ada peluang mendapatkan penghasilan. Tapi ada sebagian kecil dari kita karyawan yang harus dirumahkan untuk sementara waktu.

Ilustrasi • source: Kampus Desa Indonesia

Alasannya? Soal perekonomian yang melambat. Daya beli dan daya jual yang lemah memperlambat perputaran uang, otomatis produksi pun terganggu, mengingat masih tersedia banyak stok barang yang belum terjual. Otomatis tenaga produksi terimbas untuk dirumahkan, sampai kondisi membaik. 

Saya pikir dunia usaha menghadapi hal yang sama. Mereka berusaha survive dengan kondisi yang ada saat ini. Tidak mengurangi karyawan itu sudah suatu prestasi. Lalu, jika saat ini memikirkan kenaikan gaji, apa itu realistis. 

Saya berpikir, jika gaji dinaikan tapi mengorbankan yang lain, itu buat apa. Saya gak habis pikir dengan mereka (kaum buruh) yang berpikir dari sisi yang lain ini. Realistis kah mereka? 

Sudahlah, tak perlu naik untuk upah minimum 2021. Kita sama-sama berjuang untuk survive, tidak perlu ada yang egois dalam hal ini. Asalkan kita masih bekerja, digaji dengan standar terakhir itu rasa cukup. 

Sekarang, buruh ribut urusan kenaikan. Pengusaha kini melempar isu penurunan upah minimum tahun terakhir ke grade peyesuaian.

Wah, kalau penurunan ini saya gak setuju. Ayolah, gak usah naik, asal bisa survive begini itu lebih baik. Saya pikir, kalau terjadi penurunan, akan sulit lagi kita menyesuaikan diri karena harga-harga kebutuhan pokok itu sudah naik sejak awal upah minimum ditetapkan beberapa waktu lalu. 

Ibaratnya kita akan tertinggal 2x. Saat ini, buruh menuntut kenaikan itu karena harga-harga naik karena kondisi. Kita bertahan tertinggal, untuk survive dengan yang ada. Tetapi ketika ketertinggalan kita ini lalu kemudian diturunkan untuk upahnya, makin akan tertinggal lagi. 

Saya pribadi berharap, agar untuk upah minimum ditetapkan untuk tidak naik dan tidak turun. Kita pakai standar yang ada saat ini untuk beberapa waktu ke depan. Saya rasa itu solusi bersama, untuk survive bersama. 

Ayolah, jangan egois lah kau buruh. Bersyukurlah dengan kondisi sekarang dan jangan banyak menuntut, menuntut agar kita stag di kondisi sekarang dan hadapi kondisi ini untuk survive bersama. 

Sangat sedih, ketika kita menuntut naik, kemudian perusahaan menuntut turun. Lebih baik jalan tengah, adalah tidak naik dan tidak turun. Wes, semoga itulah yang terjadi dan pandemi lekas enyah dari muka bumi. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar