St. Theresia dari Lisieux atau St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus

Memutuskan untuk merantau bergeser ke arah timur tidak membuat saya sedih, justru ada kesenangan tersendiri. Di tempat yang baru dimana saya berkarya ini, saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

Tinggal di kota kecamatan memang tidak banyak akses seperti di kota besar yang selama beberapa tahun lalu saya nikmati. Tapi ternyata saya sadar yang terpenting adalah akses sarana rohani. Bersyukur di kota kecamatan yang kecil ini ada gereja Katolik di sini, bahkan merupakan sebuah paroki, dia adalah Gereja Katolik St. Theresia, Pandaan.

Gereja ini sudah berdiri 50 tahun. Dan bulan ini dan bulan-bulan lalu gereja ini sedang merayakan pesta HUT gereja ini, dan kebetulan pada 1 Oktober lalu, merupakan pesta pelindung gereja ini. Sosok St. Theresia yang jadi pelindung gereja ini membuat saya ingin tahu, sosok dari orang kudus ini. Maka, bukan sekedar merayakan pestanya, tapi ada baiknya kita tahu supaya kita banyak belajar dari teladannya, dalam meneladani Yesus.


Theresia lahir di Alencon, Prancis, 2 Januari 1873.  Theresia merupakan anak dari pasangan Louis Martin dan Marie-Azelie Guerin. Sebelum dipertemukan, ayahnya pernah berniat menjadi biarawan namun karena keterbatas kemampuan berbahasa latin niatnya gagal. Ibunya pun sama, ingin menjadi seorang suster namun ditolak karena tidak mempunyai vokasi.

Theresia punya nama lahir Marie-Francoise-Therese Martin.

Mereka berdua dipertemukan, menikah pada tahun 1858. Mereka dikaruniai sembilan orang anak, namun hanya lima orang anak perempuan yang hidup sampai dewasa. Siapakah kesembilan anak itu:
- Marie, lahir 22 Februari 1860, menjadi Suster Maria Hati Kudus, wafat 19 Januari 1940
- Pauline, lahir 7 September 1861, Suster, serta menjadi ibu Agnes dari Yesus, wafat 8 Juli 1951
- Leonie, lahir 3 Juni 1963, Suster Francoise-Theresia, wafat 16 Juni 1941
- Marie-Helene, lahir 13 Oktober 1864, wafat 22 Februari 1870
- Marie-Joseph-Louis lahir 20 September 1866, wafat 14 Februari 1867
- Marie-Joseph-Jean-Baptiste lahir 19 Desember 1867, wafat 24 Agustus 1868
- Celine lahir 28 April 1869, Suster Genevieve dari Wajah Kudus, wafat 25 Februari 1959
- Marie-Melanie-Theresia lahir 16 Agustus 1870, wafat minggu ketujuh
- Theresia lahir 2 Januari 1873, Suster Theresia dari Kanak-kanak Yesus dan dari Wajah Kudus, wafat 30 September 1897.


Keluarga Theresia merupakan keluarga yang cukup, usaha keluarganya berjalan cukup baik. Ibunda dari Theresia meninggal pada tahun 1877 karena kanker payudara, ketika Theresia berusia empat tahun.

Sepeninggal ibunya, kakaknya Pauline menjadi 'ibu' bagi Theresia kecil. Hingga Pauline memutuskan untuk masuk biara Karmelit di Lisieux. Theresia kala itu berusia sembilan tahun. Theresia kecil belajar di Biara Benediktin Notre Dame du Pre.

Theresia kecil ingin ikut kakaknya masuk biara, namun usianya masih sangat belia, dia pun ditolak masuk biara.

Suatu waktu, ayahnya mengajak Theresia kecil ke Roma. Ketika itu Paus Leo XIII tengah berpidato, Theresia kecil meminta supaya diijinkan masuk biara pada usia 15 tahun. Paus Leo XIII menjawabnya, "Anakku, turuti keputusan Pastur pemimpin."

Tidak lama setelah itu, Uskup Bayeux menginjinkan Theresia kecil masuk biara dan pada April 1988 resmi menjadi postulan Karmelit (Ordo Karmel Tak Berkasut - OCD) diusia 15 tahun.

Pada tahun 1894 ayah Theresia kecil meninggal karena sakit. Selama ini Louis ayah Theresia dirawat kakak-kakanya, Celine dan juga saudaranya yang lain. Sepeninggal ayahnya, Celine mengikuti jejak saudaranya yang lain masuk biara, pada 1894. Begitupun dengan kakaknya Leonie yang sempat gagal beberapa kali masuk biara akhirnya berhasil masuk biara juga di Ordo Kunjungan Maria Suci.

Seiring waktu, kesehatan Suster Theresia makin buruk. Dia menderita hemoptisis paru-paru, dan tuberkolosis. Pada Juli 1897, Suster Theresia dipindahkan ke biara orang sakit. Pada 30 September 1897 Suster Theresia meninggal pada umur 24 tahun.

Suster Theresia dikenal karena otobiografinya, yang berisi banyak hal catatan tentang apa yang dia pikirkan, berisi puisi, surat, dan doa. Jalan berpikirnya adalah suatu jalan cinta kasih yang menghubungkan manusia dengan Allah sebagai anak-anak Nya. Jalan kasih ini, disebut sebagai "Jalan Kanak-kanak Rohani".

Suster Theresia juga dikenal akan padangannya mengenai "jalan kecil", merupakan jalan cinta kasih, dan kepercayaan dalam hubungan dengan Allah, sebagai Bapa, hidup dalam kepercayaan dan ketergantungan sepenuhnya kepada Allah, seperti seorang anak kecil mengharapkan segalanya dari orang tuanya.

Paus Pius X memulai untuk proses kanonisasi Suster Theresia ini pada 10 Juni 1914. Paus Benediktus XV kemudian pada tanggal 14 Agustus 1921 mengumumkan dekret pada pahlawan kebajikan, tentang keyakinan dan cinta dari Theresia. Suster Theresia dibeatifikasi April 1923, dan dikanonisasi 17 Mei 1925 oleh Paus Pius XI.

Peringatannya lalu kemudian dimasukan ke dalam kalender orang kudus Gereja Katolik Roma, tahun 1927, untuk perayaannya pada tanggal 3 Oktober.

Di tempat asal kelahiran St. Theresia ini ditahbiskan sebuah Basilique Sainte-,Therese, di Kota Liseux tanggal 11 Juli 1954.

Pada tahun 1969, Paus Paulus VI memindahkan perayaannya ke tanggal 1 Oktober, dan hingga saat ini kita rayakan pestanya.

St. Theresia dari Liseux ini merupakan santa pelindung penderita AIDS, penerbang, toko bunga, penyakit dan misi. Bahkan umat Katolik Rusia memilihnya menjadi santa pelindung Rusia. Meski Gereja Ortodoks Rusia tidak mengakui kanonisasinya.


Begitulah cerita singkat jalan hidup St. Theresia yang jadi pelindung gereja Katolik, Pandaan. Dengan kita tahu bagaimana cara hidup orang kudus, setidaknya bisa jadi pelajaran bagi hidup kita, bagaimana seharusnya menciptakan relasi dengan Tuhan.

Semoga, jalan hidup St. Theresia bisa jadi contoh yang baik. Segitu saja catatan saya kali ini. Sumber bacaan banyak diperoleh dari Wikipedia dan bacaan berita gereja. Tuhan memberkati, amin. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar