Jalan-jalan Terakhir di Ibukota

Hari Minggu ini bisa jadi, jadi minggu terakhir saya menikmati fasilitas ibukota. Mengingat hitung mundur hari sebelum saya hijrah ke Pandaan makin dekat.

Kebetulan, ada sobat saya dari Purwokerto sedang ada training di Jakarta. Dia dulu pernah lama tinggal di Jakarta berjibaku dengan rutinitas ibukota. Memanfaatkan momen pas lagi di ibukota, kita mau jalan-jalan. Saya coba mengumpulkan teman-teman seperjalanan kalau pas ngebolang.

Personel jalan-jalan kali ini saya ajak @waluyaadikiswanto, dan juga @awijiastuti08, kebetulan sudah lama juga tidak ketemu. Sekalian kita nostalgia bersama.

Tujuan pertama saya adalah ke Katedral, sekali-kali pengen misa pagi di gereja bersejarah, yang jadi markas Keuskupan Agung Jakarta. Saya pernah ngerasain misa sore di sana. Kali ini saya coba misa paginya. Sayangnya saya salah lihat jadwal, jadwal lama yang saya lihat, jadi sampai sana dikira sudah terlambat, ternyata misa ketiga adalah jam 10:30. Sedangkan jam 9 kita sudah tergopoh-gopoh masuk ke halaman gereja. Di bawah ini saya lampirkan jadwal update misa per Januari 2019.

Parkir di Blok M Square

Sambil menunggu waktu misa, karena lapar belum sarapan, kita cari makan lah. Kita cari makan cukup jauh tuh, sampai ke arah Stasiun Juanda. Karena pengalaman makan di sekitaran Istiqlal mahal dan jorok, pernah ada yang jual soto basi #gakrekomended. Kita sarapan pakai nasi pecel lele, menu makan malam biasanya, tapi pagi ini jadi sarapan. Seporsi itu menu seharga Rp 15.000,-. Mahal? Hmm, iya sih, biasanya lele kan setidaknya dibawah itu, tapi sudahlah itu masih dibawah ambang kewajaran.

Janjian sama @awijiastuti08 selepas misa, ketemuan di Juanda. Tapi karena masih menunggu kesempatan berfoto, akhirnya kita ketemuan di katedral. Ya sempet ambil beberapa gambar buat kenang-kenangan.

Selepas dari katedral, misi jalan-jalan kita dimulai. Siang itu cuaca cukup terik. Di Juanda itu ada halte start Transjakarta Explorer, kita kenal bus BW. Nah, ini pengalaman pertama, jadi saya tidak melewatkannya, jadi kita setim bertiga @awijiastuti08@waluyaadikiswanto dan saya @cocoper6. Kita pilih bus BW02, dengan rutenya ke arah Bundaran HI. Naik bus ini gratis, malah kita dikasi tiket gitu, buang-buang kertas sih, gak go green. BW02 ini berhenti di beberapa halte, diantaranya Monas 1, 2, Balaikota, hingga akhirnya berhenti di HI.

Di dalam bus BW02 di deck atas



Pas kita sampai di HI, itu perut sudah berasa lapar. Waktunya makan siang. Kita mampirlah ke Grand Indonesia, kita cari Golden Lamian, niatnya cari promo eh, exp. date. Akhirnya makan berbayar normal, untung saja pakai Ovo, jadi bisa dapat cashback.

Pose waktu di lift GI, pas sepi coy

Di GL ini saya coba menu yang baru, baru lihat gitu deh. Yang ada keju-kejunya. Enak sih, tapi meskipun level 1, pedesnya ampun-ampunan dah buat saya. Andaikan gak pedes, itu enak. Porsinya tidak banyak, tidak seperti pengalaman pertama nyobain GL.

Selepas makan siang, kita lanjuy meninggalkan Grand Indonesia. Tujuan kita selanjutnya adalah nyobain MRT. Kalau saya sendiri ini sudah jajal yang kedua kalinya, tapi kali ini saya menemani @waluyaadikiswanto dan @awijiastuti08, mereka ini kebetulan baru pertama.

Start dari Stasiun Bundaran HI. Suasana siang itu cukup ramai, banyak juga yang masih tamasya menjajal moda transportasi modern ini.

Percobaan pertama, saya tidak pernah mencapai Stasiun Lebak Bulus. Maka dari itu, kali ini harus sampai dan terpenuhilah keinginan itu. Saya bisa lihat pool atau markas MRT Jakarta yang dulu dibangun di atas lahan Stadion Lebak Bulus. Dari Lebak Bulus, saya naik MRT balik lagi, tapi kali ini saya tidak turun dari mana start, tapi turun di Stasiun BNI City.

Foto di Stasiun MRT Lebak Bulus, kayanya sih begitu hehehe

Karena tujuan kami selanjutnya adalah jajal LRT. LRT saya jajal yang ketiga kalinya. Turun dari MRT saya mampir di pameran 'sampah' unik di bawah kolong jembatan Sudirman, yang memisahkan Stasiun Sudirman dan Stasiun BNI City.

Sekarang enak deh, lebih humanis dan modern, semua ditata baik. Meski belum bisa menghilangkan kesan kumuh dari aroma pesing.

Dari Stasiun Sudirman, kita jalan kaki tuh ke Halte Dukuh Atas 2, di sana kita lewat pedestrian yang sudah lebar, dengan ruang terbuka hijau yang asyik buat kongkow, di bagian bawah ada taman skateboard. Di sini kita hanya sebentar untuk berfoto.


Lanjut kami ke Halte Dukuh Atas 2, taping lalu naik Tj. 4 ke arah Halte Pemuda Rawamangun. Di Halte Pemuda Rawamangun kini sudah terintegrasi dengan LRT. Ada akses JPO langsung ke LRT. Jadi kita tak perlu keluar halte untuk menuju LRT. Berbeda dengan 2x sebelumnya kunjungan saya ke LRT yang harus menyebrang jalanan untuk menuju Stasiun Velodrome.

Sampai saya tulis catatan ini, LRT masih digratiskan. Namun ada yang berbeda kali ini, dimana ketika menggunakan emoney bank, saat taping saldo akan tersedot 2K, tapi saldo tersedot itu akan digantikan sebuah voucer klaim, dimana kita bisa menukarkannya dengan uang 2K di loket, sebagai ganti saldo tersedot tadi. Jika kita menggunakan kartu LRT untuk taping maka tidak akan dapat voucer klaim tadi.

Di LRT kami lakukan perjalanan PP, start dan finish di stasiun yang sama. Tujuan kita ya nyobain LRT, apalagi @awidhiastuti dan @waluyaadikiswanto belum pernah naik.

Selesai dari LRT, perut sudah lapar dan haus. Karena sejak siang kita belum minum air mineral. Jadi pergilah kita cari makan. Tujuan terdekat adalah daerah Rawamangun, belakang Arion. Kita mampir ke Nasi Goreng Cirebon Jalan Paus. Makanlah kita di sana.

Setelah makan, kita kembali ke Halte Pemuda Rawamangun untuk kembali ke Blok M Square ambil mobil saya yang terpakir di sana sejak pagi. Ini sekaligus mengakhiri perjalanan jalan-jalan edisi terakhir saya di ibukota.

Seharian parkir di Blok M, bayar parkirnya adalah Rp 53.000,-. Ini merupakan bayar parkir termahal selama karir markir kendaraan. Sudah kaya bayar tol aja. Pengalaman nih, kalau mau nitip kendaraan seharian, bukan di sini tempatnya.


Perjalanan hari ini ternyata belum selesai. Delalah, ada temannya teman ngajak ketemuan. @fyeerlina dan suami mengajak kita ketemu. Soalnya @fyeerlina ini kenal dengan @awijiastuti08 hanya by chat, dan kebetulan ada waktu bertemulah kita di depan perumahan Mediterania, lalu kemudian lanjut ke McD. Kita juga berpisah dengan @waluyaadikiswanto karena dia harus masuk ke penginapan kantor, soalnya ada jam malam.


Ya banyak cerita tentang kisah yang sudah lampau, dari sini saya jadi punya banyak alasan, memang pilihan ini sudah tepat, jalan-jalan terakhir ini sudah jadi jalan yang benar, karena jalannya sudah berbeda. Mudah-mudahan, karma buruk tak berbalik atas apa yang sudah dilakukan, ketika saya sudah mengiklaskan semuanya.

Saking asyiknya ngbrol, bercanda gurau di McD tak sadar lihat jam sudah nyaris tengah malam. Saya harus mengantar @awijiastuti08 kembali ke rumahnya di Kranggan dan saya pun harus kembali ke lokasi yang sama, karena jika harus pulang ke Depok dan besok pagi sudah harus berangkat lagi itu sesuatu yang melelahkan.


Akhirnya main-main terakhir di ibukota berakhir, kita kembali ke tempat masing-masing. Saya jadi punya catatan ini yang bisa jadi pengingat yang baik. Terima kasih buat @awijiastuti08 dan @waluyaadikiswanto dan @fyeerlina dan suami, sampai jumpa dilain kesempatan, ya kalau singgah ke Malang atau Surabaya siapa tahu kita bisa bertemu. "Pertemanan dan persahabatan dimulai karena saling kenal sengaja atau tidak sengaja, bertahan karena memang saling membutuhkan karena kita teman atau sahabat, bukan karena asas manfaat." Sampai jumpa lagi teman. -cpr-


Posting Komentar

0 Komentar