Perjalanan Pulang, First dengan Bhim

Tiba juga waktunya, Sabtu, 25 Mei 2019. Jadwal tertulis ditiket 17:00 kereta Bima, gerbong eksekutif akan membawa saya kembali ke Jakarta. Sepulang kantor, tet jam 1an saya sudah dikontak pos buat ke depan, ke tempat kumpul shelter Surabaya. Iya, karena saya ikut rombongan shelter Surabaya.


Start dari pabrik sekitar pukul /2 lewat, shelter berangkat menuju Surabaya meninggalkan Pandaan. Dalam mobil elf ini lumayan penuh. Sebenarnya slot shelter ini penuh, berhubung ada salah satu anggota shelter sabtu ini ngantor bawa mobil sendiri, jadi ada slot kosong satu buat saya.

Lalu lintas di Surabaya siang menjelang sore ini cukup ramai, tersendat beberapa kali di titik tertentu, ditambah hawa panas di luar terasa sampai ke dalam mobil. Mobil shelter terlebih dulu menghantar penumpang seperti biasa. Baru setelah selesai menghantar saya ke stasiun.

Tiba di Stasiun Gubeng sekitar pukul 3 lewat. Saya datang langsung cetak tiket. Habis cetak tiket, sembari menunggu saya telepon ke Cirebon, beri kabar. Berhubung lapar, saya cari tempat makan dulu, mampirlah ke CFC di komplek stasiun, isi perut deh.


Sekitar jam 4 lewat saya masuk boarding ke ruang tunggu dalam stasiun, sambil nunggu kereta Bima masuk peron. Jam /5 Bima masuk. Seketika Bima tiba, calon penumpang tidak diperkenankan masuk dulu, katanya membiarkan penumpang turun terlebih dahulu dulu. Setelah penumpang turun, baru gate masuk dibuka calon penumpang masuk mencari gerbong yang dituju.


Saya naik di gerbong Eks 3, duduk di 12D. Tempat yang strategis di pinggir, dekat jendela. Ini pengalaman saya naik Bima. Biasanya, @dyanasapta dan opung yang sering cerita soal Bima, karena ini kereta kesayangan mereka dari dulu.



Rasanya si sama saja seperti sewaktu saya berangkat dengan Argo Bromo Anggrek, ya sama-sama eksekutif. Nyaman pastinya, space di area kaki luas, ada bantal dan diberikan selimut. Soal kamar mandi bersih ya wajar si, pelayanan kereta api saat ini sudah baik, bahkan kereta ekonomi AC pun standar bersihnya pun sudah oke.

Bima ini berhenti di beberapa stasiun besar saja, ya sepanjang perjalanan saya gak melulu melek si, saya juga tertidur, karena ngantuk berat. Tapi saya masih sadar ketika kereta berhenti di Stasiun Mojokerto, Stasiun Jombang, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Jogja, Stasiun Purwokerto, Stasiun Cirebon, hingga sampai Stasiun Jatinegara.


Akhirnya sebelum pukul 6 pagi, Bima tiba juga di Stasiun Gambir, sesuai schedule. Pagi di stasiun suasananya cukup ramai lho ternyata, saya kira bakal sepi.

Perjalanan di Bima sejauh ini ya nyaman, seperti kereta eksekutif pada umumnya. Buat saya tidak ada yang mengecewakan. AC nya masih bersahabat, tidak terlalu dingin. Selimut yang disediakan masih cukup ampuh menahan dingin. Mirip-mirip kereta eksekutif lain lah.

Begitulah catatan perjalanan saya dengan Bhim untuk pertama kali ini. Tidak ada komplen, ya lain waktu mudah-mudahan ada rejeki bisa naik kereta eksekutif seperti ini lagi, meski perjalanannya cukup jauh, makan waktu 12 jam, tapi tidak terasa lelah dibadan, mungkin kalau naiknya kereta ekonomi meskipun AC pasti badan pada pegal-pegal. Ya beruntunglah saya, bisa ngrasain kereta eksekutif. Baiklah, see you next time Bhim. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar