Minggu Palma di St. Theresia, Pandaan

Masa pra paskah 2019 ini full saya rayakan di tempat perantauan baru di Pandaan. Dimulai ya sejak Rabu Abu sampai nanti hari raya Paskah.

Mau dibilang sedih, ya sedih sih tidak bisa Paskahan bersama keluarga di Cirebon, tahun lalu dan beberapa waktu lalu kalau hari raya ya sempatkan untuk pulang. Kali ini karena waktunya sempit, jarak yang jauh, serta efisiensi biaya juga jadi tidak bisa pulang. Alasan lain, ya sekali-kali juga merasakan suasana paskah di tempat yang baru.


Secara umum saya betah tinggal di sini, walaupun jauh dari hiruk pikuk kota besar yang semuanya serba ada terutama hiburan, tapi tidak mengurangi kenyamanan yang buat saya betah di sini, bahkan jika ditugaskan lebih lama lagi di sini saya tidak menolaknya.

Perayaan Tri Hari Suci, dimulai minggu ini, diawali dengan Perayaan Minggu Palma, reka ulang ketika Yesus disambut di gerbang Yerusalem, sebelum Dia akan mengalami sengsara, wafat dan bangkit.

Paroki St. Theresia, Pandaan merupakan paroki kecil, umatnya saya lihat tidak begitu banyak, tidak padat seperti di Paroki St. Paulus, Depok, yang selalu nampak berjubal sesak apalagi saat perayaan besar seperti ini.

Nampak umat berkumpul di halaman sekolah di komplek gereja, upacara pemberkatan palem dimulai dari sini, tampak umat berkumpul menunggu perarakan romo dan putra altar serta petugas liturgi tiba di sini.

Perarakan Minggu Palma selalu dimulai dari halaman gereja, dimanapun gerejanya, pasti selalu menggunakan halaman gereja untuk prosesi reka ulang ketika Yesus masuk gerbang Yerusalem. Seperti di sini, semua umat berkumpul di halaman samping gereja, kebetulan gereja St. Theresia satu komplek dengan sebuah sekolah Katolik dan asraman panti asuhan. Di halaman sekolah itu, tempat biasa anak sekolah upacara kita berkumpul di sana.

Pagi ini tersedia dua meja, satu untuk mimbar dan satu lagi untuk penempatan palma-palma untuk diberkati. Perayaan misa Minggu Palma memang terbagi dua, pemberkatan palma di awal dan kemudian dilanjutkan perayaan ekaristi seperti biasa.

Misa dipimpin oleh Romo Stanis

Sayangnya suasananya kurang meriah, koornya seperti kurang semangat pagi ini, harusnya mereka bisa memimpin lagu dengan lebih meriah dan semangat, tapi saya menilai kaya mereka tidak hapal atau tidak yakin, sehingga mereka tidak bisa membimbing umat yang lain untuk bernyanyi. Jadi suaranya seperti sayup-sayup, padahal ketika reka kejadian saat Yesus disambut di Yerusalem, semua menyambut dengan meriah. Ya itu sih catatan saya pagi ini ketika berbaur dengan umat di sini merayakan Minggu Palma.

Hal lain, saya kira misa minggu pagi akan begitu ramai, ternyata ya biasa saja, ramai tapi tidak penuh sesak seperti perayaan misa besar di gereja yang selama ini saya pernah mengikuti misa. Mungkin karena ya memang Pandaan hanya kota kecamatan, umat Kristianinya tidaklah banyak. Kondisi ini saja sudah patut disyukuri, orang Katolik di sini ada dan hidup.

Setelah perayaan pemberkatan palma dan perayakan di luar gereja selesai, masuklah umat dan iringan petugas misa masuk ke dalam gereja. Di sini baru mulai terasa meriah, ya petugas koor baru bisa bernyanyi dengan semangat ketika ada iringan musik ternyata, kalau nyanyi tanpa musik kayanya kurang afdol.

Umat mulai bergerak memasuki gereja dengan iringan nyanyian

Lagu ikonik ketika Minggu Palma dilantunkan, "...umat bagai lautan, dengan palma ditangan, ... Yerusalem, Yerusalem, lihatlah Rajamu, Hosana, Terpujilah Yesus Raja Maha Jaya, Yerusalem, Yerusalem, lihatlah Rajamu, Hosana, Terpujilah, Yesus Raja ..."

Karena masuk gereja pada urutan paling belakang, mau gak mau ya tidak dapat kursi di depan, akhirnya ya kursi di balkon atas. Ini pengalaman pertama saya duduk di balkon atas di gereja ini. Yups, ada baiknya sih, pengalaman pertama. Dari atas, jadi bisa melihat jelas ke arah umat di bawah dan arah altar. Tapi soal kekhusukan, lebih enak di bawah sih, duduk di barisan depan itu lebih baik.


Perayaan ekaristi berjalan meriah dan berjalan lancar hingga akhir misa. Minggu Palma jadi awal perjalanan kisah sengsara Yesus, karena beberapa hari ke depan kita akan diajak kembali merasakan siksaan yang Yesus terima atas dosa-dosa kita, Dia menanggung apa yang tidak seharusnya Dia terima.

Hanya ini yang bisa saya bagikan sebagai catatan pengalaman pertama saya Paskah di tempat baru. Saya menikmati semua prosesnya. Semoga, tri hari suci yang akan berlangsung beberapa hari ke depan bisa saya ikuti dan mendapatkan berkat rahmat dari pengorbanan Kristus, bagi saya pribadi dan juga semua umat Nya. Happy Palm Sunday. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar