Membawa Sepeda Lipat Bersama Kereta Eksekutif Bagian I

Tiba juga waktu yang ditunggu, hari ini saya akan berangkat ke Surabaya, menuju Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, dalam rangka urusan pekerjaan. Berbeda dengan trip sebelumnya, kali ini saya akan lebih lama stay di sana.




Karena stay dalam waktu lama, saya pikir saya perlu kendaraan untuk mobilitas di sana. Kalau bawa motor tidak mungkin, apalagi mobil tidak diijinkan. Sepeda merupakan sarana mobilitas yang memungkinkan. Dan yang paling memungkinkan itu pun hanya sepeda lipat. Masalahnya, membawa ke sananya bagaimana?

Membawa satu set bawaan dalam perjalanan merupakan solusi paling efisien. Untungnya, perjalanan saya ini menggunakan kereta api. Itu lebih baik daripada naik pesawat yang pasti akan ada masalah bagasi, apalagi sekarang bagasi berbayar. 

Ini dia 'seli' yang akan saya bawa dalam perjalanan saya nanti



Kereta pun tidak bebas begitu saja, apalagi kereta yang akan saya naiki ini kereta eksekutif. Berdasarkan informasi yang saya baca, kereta api pun punya aturan mengenai bagasi, ada pasal yang mengaturnya. Untuk sepeda lipat ini, ada yang bilang bisa, free of charge ada yang bilang tidak. Ini jadi masalah tersendiri ketika hari H, jangan sampai keberangkatan kita tidak sesuai perencanaan awal.

Pertanyaannya, terkadang yang menterjemahkan peraturan itu bisa beragam. Situasi ini jadi masalah jika kita tidak punya keberuntungan lebih. Ukuran sepeda lipat saya tergolong kecil, tapi tetap saja ketika dilipat masuk kategori dimensi.

Untuk itu, sebelum jam keberangkatan saya, sebelumnya saya mengunjungi stasiun keberangkatan, sekalian cetak tiket kalau bisa dan menanyakan ke petugas, jika memang tidak memungkinkan mau tidak mau saya batalkan rencana saya membawa 'seli' ini.

Start saya dari Stasiun Gambir, keberangkatan pukul 21:30, dengan Kereta Argo Anggrek Eksekutif, dengan nomor kursi 3B, tujuan Stasiun Pasar Turi.

Sampai stasiun, saya langsung menuju loket cetak tiket otomatis, masukan nomor booking dan sipp, berhasil tercetak. Saya kira harus menunggu 1-2 jam sebelum berangkat. Tapi kalau check in masuk ke ruang tunggu dalam stasiun, itu harus tunggu menjelang keberangkatan, kalau masih >1 jam nampaknya tidak diperkenankan masuk oleh petugas peron.

Cetak tiket sudah, sekarang saya harus mencari informasi soal bagasi nih, apakah boleh membawa sepeda lipat. Secara umum, diperbolehkan, berdasarkan tanya ke beberapa petugas di lokasi. Terakhir sebelum pulang, petugas peron sampaikan, perijinan ada di polsuska, tapi secara umum sepeda dengan kondisi dilipat diperkenankan masuk.

Pahami aturannya, ambil sisi positifnya, kereta api punya aturan lebih fleksibel dibandingkan moda transportasi lainnya, seperti pesawat misalnya



Saya juga sempat mampir ke sisi peron, dimana di sana ada timbangan ukur untuk dimensi bagasi, dimana ada frame ketika bagasi melebihi frame tersebut maka akan dikenakan biaya kelebihan bagasi.

Sepertinya, segitu dulu informasi yang bisa saya kumpulkan. Tinggal menunggu nanti malam, ketika on time keberangkatan, akankah dipermasalahkan atau ada biaya lebih untuk itu. Updatenya saya sampaikan dipostingan berikutnya. To be continued. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar