Membayangkan Kehidupan Sosio Budaya Masyakarat Pompeii dari Film dan Ekskavasi Peneliti Kepurbakalaan

Satu minggu ini saya sepertinya sedang tertarik dengan situs warisan budaya Pompeii. Sampai saya kepo membaca banyak artikel tentang kota ini, sampai saya membuatkan resume khusus yang membahas tentang kota yang diberi gelar kota maksiat.

Namun dari hasil yang saya baca, umumnya yang memberikan stampel kota maksiat itu artikel yang berbau keagamaan, hal-hal seperti itu lebih dikupas, sedangkan artikel lain membahas dari sisi yang lain, terutama sosial budaya. Memang tidak dipungkiri kebudayaan mereka memang lebih bebas dibandingkan dengan budaya ketimuran. It's oke, tapi saya justru lebih tertarik memahami aktivitas sosial budaya masyarakatnya di sana, yang sudah terbiasa hidup dengan bencana, baik gempa bumi dan gunung meletus.


Tapi bukti soal aktivitas seksual yang menyimpang di sana memang ada, hanya memang ilmuwan memisahkannya, ada yang bisa diakses publik atau hanya diakses khusus untuk kepentingan penelitian. Namun masyakarat umum sudah tahu hal ini dan menceritakannya kembali demi mengajari kita hal yang lebih baik.

Saking saya penasaran dengan aktivitas sosial budaya masyarakat Pompeii saat itu, saya coba nonton film yang diadaptasi dari kisah masyarakat di sana, ya meski ada yang fiksinya, tapi setidaknya dari film itu bisa kita lihat rekaan gambaran aktivitas masyarakat Pompeii saat itu.

Dua film yang saya tonton dari Youtube itu ada The Last Days of Pompeii (1984), yang di Youtube terbagi ke dalam 3 bagian. Difilm itu memang tidak ada translate bahasa Indonesianya, jadi ya dengan kapasitas bahasa Inggris yang payah saya coba menerka-nerka sendiri jalan ceritanya. Dikisahkan di sana tentang kehidupan masyarakat Romawi. Pompeii memang jadi kota singgah bagi sebagian masyakarat Roma yang berduit. Tak heran jika di Pompeii transaksi perbudakan terjadi. Masyarakat Roma senang akan hiburan, dari hiburan seram seperti gladiator yang mereka saksikan dari amfiteather, tarian-tarian erotis, bar dan cafe, judi, pemandian air panas hingga sedikit juga dibahas prostitusi di sana. Hal lain yang tidak kalah penting yakni soal kepercayaan/ keyakinan yang dianut masyarakatnya.




Difilm itu dibahas bahwa kepercayaan masyarakat di sana adalah kepada dewa-dewi, terutama pada Dewi Isis atau Aset. Dikenal sebagai dewi kesuburan dan ilmu sihir. Merupakan dewi dari kepercayaan Mesir Kuno. Namun keyakinan pada dewi ini dimanfaatkan oleh kepala agamanya hanya untuk meraup keuntungan dan berkotbah dengan propaganda. Perwakilan pemerintah Romawi saat itu pun memang hanya meyakini kepercayaan pada dewa-dewi saja. Dikisahkan, kepercayaan pada Kristus saat itu sudah ada, hanya mereka mendapatkan tekanan dari pemerintah Romawi. Banyak pengikut Kristen saat itu didera dan disiksa, bahkan jadi bahan tontonan hiburan gladiator. Pengikut Kristen dimasa itu harus bersembunyi untuk beribadah atau mendengar kotbah.


FIlm lainnya berjudul Apocalypse Pomeii (2014). Kalau ini sih film dengan latar modern yang berkisah hayalan, merasakan kembali bencana meletusnya Gunung Vesuvius dimasa modern. Latarnya memang disitus Pompeii. Saya kurang begitu tertarik dengan film ini, karena tidak menampilkan sosial budaya masyakarat Pompeii dimasanya.

Sayangnya film yang saya dapatkan linknya dari youtube ini bertranslate bahasa India, jadi roaming juga

Hasil searching di Youtube membuat saya menemukan film dokumenter tentang ekskavasi reruntungan Pompeii. Para ilmuwan berbagai bidang mencoba meneliti dan menelaah tentang kehidupan masyarakat, arsitektur bangunan, rupa manusia, aktivitas sosial, ekonomi, budaya, hingga politik masyarakat Pompeii. Judulnya Lost World of Pompeii (Ancient Rome Documentary).


Mereka bekerja berdasarkan artefak, puing-puing serta jasad-jasad yang membatu yang tersisa dari Kota Pompeii. Semuanya coba dijadikan satu kesatuan utuh untuk membaca bagaimana Pompeii sebelum bencana itu terjadi. Menarik sekali, ini yang saya sukai dari ekskavasi terhadap sesuatu yang kuno, yang tidak bisa dijelaskan oleh catatan otentik, coba direka ulang dengan ilmu pengetahuan masa kini.

Meski saya tidak bisa berwisata ke sana, tapi saya cukup terhibur dengan berselancar di dunia maya, mengetahui apa yang ingin saya ketahui. Memahami apa yang ingin saya pahami. Tentunya sambil berimajinasi, jikalau saya bisa mengulang waktu apa yang ingin saya lakukan. Terkadang imajinasi saya pergi ke sana, membayangkan jika ada Doraemon, menggunakan sabuk waktu atau mesin waktu pergi melihat-lihat masa lalu, ketika tahun 79 bulan Agustus, ketika beberapa hari sebelum bencana mengguncang Pompeii.

Kekepoan saya mungkin kurang lengkap, saya yakin masih banyak informasi lagi tentang Pompeii, namun keterbatasan akses informasi yang disajikan di Google, jadi hanya ini yang bisa saya catatkan. Sebenarnya masih banyak ingin saya ketahui lagi.

Tautan link ini saya buat untuk mempermudah saya jika ingin mengakses informasi tentang Pompeii. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar