Hari Pahlawan, Siapa Pahlawan dalam Hidupmu?

Hari ini adalah 10 November, bangsa Indonesia setiap tahunnya merayakan Hari Pahlawan pada tanggal ini. Sebagai bangsa yang besar, kita tentu tidak boleh lupa pada sejarah. Karena bangsa kita bisa sampai saat ini tentu ada jasa dari mereka pendahulu bangsa.

Kita semua tahu, untuk jadi bangsa yang merdeka, Indonesia harus lepas dari belenggu kolonial selama ratusan tahun tepatnya 350 tahun, kemudian harus lepas pula dari imperialisme Jepang selama 3,5 tahun, baru pada akhirnya kita bisa memerdekakan diri. Semua itu berkat perjuangan seluruh rakyat dan para pahlawan yang menggerakan semangat demi mewujudkan kemerdekaan bangsa.


Sudah selayaknya pada hari ini kita menghormati dan menghargai jasa mereka para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Tentunya tidak saja pada saat hari ini kita menghargai para pahlawan. Setiap saat kita harus tetap lakukan itu dengan tetap menjaga bangsa Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap berdiri dari pengaruh segelintir orang berjubah yang ingin memaksakan kehendak, dari orang-orang yang berambisi berkuasa demi keuntungan kekuasaan segelintir orang, dari mereka penyebar kabar-kabar hoax, dari mereka yang merusak mental bangsa dengan ketakutan-ketakutan dan pesimisme, dari para koruptor yang menggerogoti negara dan banyak hal yang bisa membuat bangsa ini hancur.

Sedikit mengupas sejarah, biar kita selalu dingatkan pada sejarah. Awal mula penetapan tanggal ini sebagai Hari Pahlawan adalah berawal dari kisah heroik yang terjadi di Surabaya, pada 10 November 1945. Dimana pada tanggal ini terjadi peperangan pertama sejak Indonesia merdeka melawan pasukan asing, yang masih mencoba menancapkan kukunya di bumi Indonesia. Pertempuran ini menjadi simbol nasional atas perlawanan terhadap kolonialisme.

Setelah kemerdekaan Indonesia, proses pemerintahan yang sah setelah kemerdekaan mulai berjalan, mempersiapkan banyak hal untuk kelanjutan bangsa Indonesia ke depan. 31 Agustus 1945, pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat, menetapkan mulai tanggal 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih untuk dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia.

Termasuk di Surabaya, lokasi dimana yang menjadi pemicu gerakan perjuangan bela bangsa. Dimana ada sebuah hotel di Kota Surabaya, saat itu hotel tersebut bernama Hotel Yamato atau Hotel Oranye, pada masa sekarang dikenal Hotel Majapahit. Hotel tersebut ditinggali oleh sekelompok orang Belanda yang dipimpin oleh W. V. Ch. Ploegman, beserta tentaranya. Pada malam tanggal 18 September 1945, pihak Belanda melakukan tindakan yang memicu kemarahan pemuda Indonesia, dengan mengibarkan Bendera Belanda, merah-putih-biru tanpa persetujuan pemerintah Indonesia saat itu di tiang bendera di atas bangunan hotel.

Ilustrasi: Hotel Yamato saat ini

Kondisi ini membuat marah masyarakat di sana saat itu sebagai tindakan melecehkan kedaulatan Indonesia yang sudah memproklamirkan kemerdekaan. Perundingan sempat dilakukan, agar Belanda menurunkan bendera mereka, namun perundingan berjalan buntu, hingga diawali dengan perkelahian yang menewaskan Mr. Ploegman dan perunding dari Indonesia yaitu Residen Soedirman dikawal oleh Sidik dan Hariyono. Belanda menolak menurunkan benderanya dan terjadilah perkelahian, Sidik berhasil mencekek mati Mr. Ploegman namun sayang Sidik pun harus tewas ditangan tentara Belanda. Soedirman dan Hariyono berhasil menyelamatkan diri keluar hotel.


Setelah itu Hariyono mencoba masuk kembali ke hotel bersama Koesno Wibowo, untuk menurunkan paksa bendera Belanda, lalu kemudian merobek warna birunya dan menaikan kembali bendera Indonesia, Merah Putih.

Setelah kejadian ini meletuslah peperangan pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris. Inggris datang ke Indonesia sebagai sekutu, namun ternyata Belanda ikut membonceng di belakangnya. Pertempuran demi pertempuran meletus di beberapa tempat, termasuk di Surabaya yang memakan banyak korban dari kedua belah pihak. Hingga akhirnya pihak Inggris meminta gencatan senjata kepada Presiden Soekarno, dengan ditandatangani kesepakatan pada 29 Oktober 1945.

Pada tanggal 30 Oktober 1945, ada iring-iringan tentara Inggris yang melewati Jembatan Merah, Surabaya. Kebetulan saat itu berpapasan dengan milisi Indonesia. Entah ada hal apa yang membuat keduanya bertempur, pertempuran ini makin pecah dan kacau setelah pimpinan tentara Inggris untuk wilayah Jawa Timur, Jendral Mallaby tewas tertembak, dan rombongan mereka digranat hancur lebur. Kondisi membuat pihak Inggris marah besar dan mengeluarkan ultimatum pada tanggal 10 November 1945 agar Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan terhadap tentara AFNEI dan administrasi NICA.


Ultimatum ini ditolak mentah-mentah oleh Indonesia, dan kondisi ini mendorong perjuangan dari seluruh kalangan masyarakat, dari TKR, organisasi-organisasi masyarakat, mahasiswa, pemuda-pemuda. Diantara mereka ada tokoh-tokoh seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah, Bung Tomo.

Pertempuran yang berlangsung selama kurang lebih tiga minggu ini banyak memakan korban jiwa, dari pihak Indonesia dan juga pihak Inggris dan India. Namun korban dari pihak Indonesia cukup banyak. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban inilah, maka pada tanggal 10 November dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga saat ini. Sumber informasi Wikipedia.


Nah sudah paham kan asal mulanya, kenapa 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Kita perlu tahu hal ini, karena banyak yang dikorbankan untuk menunjukan kedaulatan bangsa dari para penjajah, yang ingin kembali menjajah bangsa Indonesia. Jadi sudah selayak dan sepantasnya kita menjaga kemerdekaan ini, tidak dengan berperang untuk saat ini, tapi dengan membangun bangsa, mewujudkan Bangsa Indonesia yang adil dan makmur di seluruh wilayah nusantara.


Apa sih arti pahlawan menurut saya? Berdasarkan kisah heroik para pejuang Indonesia dulu, mereka adalah orang yang mau berjuang bagi orang lain, demi kebenaran, membela hak-hak yang pantas diperjuangkan tanpa mengharapkan imbalan jasa. Mereka yang berjuang dengan nilai-nilai seperti itulah yang pantas disebut pahlawan.

Lalu apa arti pahlawan menurut mu?

Siapa sih pahlawan dalam hidupmu, sampai saat ini? Hmm, kalau diberi pertanyaan seperti itu, secara umum saya jawab banyak. Tapi jika diminta menyebutkan beberapa, pahlawan bagi hidup saya selama ini tentunya orang tua, terutama mama. Dia pahlawan dalam hidup saya, dengan tidak mengenyampingkan peran ayah ya. Banyak hal yang sudah beliau perbuat bagi kami anak-anaknya. Mungkin, catatan soal ini akan saya bagikan dilain kesempatan.

My mom is my hero

Kemudian, pahlawan soal iman ya Bapa, Putera dan Roh Kudus, karena penyertaan Nya lah yang selalu melindungi saya setiap saat. Hanya dua hal terutama itu yang saya anggap sebagai pahlawan saya dalam hidup.


Oh iya, sebenarnya sih ada lagi 'sosok' pahlawan buat saya setidaknya selama beberapa bulan terakhir, dia bukan manusia atau tokoh, tapi dia adalah penyedia layanan transportasi yaitu Transjakarta. Ya Transjakarta sudah jadi pahlawan saya selama beberapa bulan ini, ya tambahannya Komuter Line. Karena karenanya, saya bisa ngirit ongkos ke kantor dengan kondisi fisik tidak lelah macet di jalanan. Transjakarta melalui supir-supir busnya, yang dengan dedikasinya mengendarai bus-bus Transjakarta dengan baik dan selamat.

Ya begitulah refleksi dan cuplikan sejarah singkat tentang Hari Pahlawan ini. Saya sengaja membuat catatan ini, sekalian mau tahu tentang asal-usul penetapan Hari Pahlawan, dan sekaligus menyampaikan sosok pahlawan dalam hidup saya.

Selamat Hari Pahlawan, semoga kita generasi-generasi penerus bangsa ini bisa membawa bangsa Indonesia lebih baik lagi, dan terbebas dari segala bentuk penjajahan konvensional dan penjajahan modern. Kita harus jadi bangsa yang merdeka dan adil makmur merata di seluruh wilayah nusantara. Semoga kita juga bisa jadi pahlawan bagi bangsa dan negara serta orang-orang yang kita sayangi di sekitar kita, dengan terus berbuat baik tanpa pamrih, karena itulah baru nilai-nilai seorang pahlawan.

Jadi kalau ada caleg yang sok baik, ngumbar janji ini itu, mengajak kita memilih mereka agar supaya janjinya bisa dipenuhi, pastikan jangan memilih dia. Pilihlah caleg atau pemimpin yang punya jiwa seperti pahlawan, berjuang dan bekerja tanpa pamrih untuk kemajuan bangsa semuanya. Lebih baik pilih orang yang sudah bekerja keras, tanpa pamrih gila hormat dan sanjungan, lihat buktinya bukan omongannya, karena berbicara bisa belum tentu berbuat bisa. Dihari pahlawan ini, semoga mata kita terbuka pada sosok pahlawan yang sebenarnya, jangan sampai salah pilih orang yang sok jadi pahlawan kesiangan, menjual janji tanpa bukti. Merdeka!!! -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar