Film "A Man Called Ahok" Film Keluarga yang Menginspirasi

Akhirnya terpenuhi sudah menonton film ini, yang sebelumnya sudah ditunggu sejak cerita-cerita awal persiapan pembuatan film tentang tokoh kontroversi yang berjuang di jalur kebenaran. Tokoh tersebut adalah Pak Ahok. Basuki Cahaya Purnama, jika dalam ejaan bahasa Indonesia.

Jadi menarik buat saya untuk melihat siapa Ahok dari kacamata lain, kacamata karya seni yang lebih jujur daripada kacamata politik. Ahok selama ini jadi figur pemimpin yang berjuang demi kebenaran, jujur dan berani melawan arus, berani menyalahkan apa yang selama ini salah namun dianggap wajar oleh kebanyakan orang. Meskipun pada akhirnya dia harus "ditumbangkan" oleh mereka yang terjepit dengan cara Ahok mengelola pemerintahan dengan cara yang benar.


Film ini memang benar bikin terharu, banyak adegan dan gimik serta percakapan di dalamnya bikin hati nurani terenyuh. Saya sendiri mencoba menahan haru ketika menonton film ini. Hal sederhana sebenarnya yang ada dikehidupan kita sehari-hari, namun keegoisan kita yang membuat kita tidak pernah terenyuh jika dalam kehidupan sehari-hari, tapi ketika nonton film ini, hati itu kaya sedang dibelalakan, dibuka tentang sisi sensitifitas membantu sesama, memberi tanpa pamrih, saling tolong menolong dan menjunjung kejujuran.

Belum lagi interaksi keluarga yang terjadi didalamnya membuat hati juga ikut terenyuh. Hubungan suami dan istri, anak dan orang tua, kakak dan adik, hubungan dengan teman, hubungan dengan tetangga atau orang sekitar.

Film ini layak ditonton sebagai tontonan yang memberi tuntunan terutama buat keluarga. Sekalian mengajarkan anak tentang bagaimana berbuat baik terhadap sesama tanpa pandang bulu, kerja keras, kejujuran. Banyak pesan positif tentang nilai-nilai kekeluargaan di dalamnya. Lebih layak ditonton karena lebih membangun mental anak.

Meskipun film ini mendapatkan kritikan tajam dari adik perempuan Ahok, karena sosok ayahnya diperankan tidak sesuai dengan apa yang dia rasakan. Sosok ayah Ahok meskipun dianggap tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya, tapi ayah Ahok dikisahkan dengan sangat baik, bagaimana seorang ayah yang memberikan warisan ilmu dan nilai-nilai kehidupan buat anak-anaknya.

Ada juga yang berkomentar film ini gantung. Ya wajarlah, memfilmkan tokoh yang masih hidup dan masih berkarya itu pasti gantung, karena masih banyak yang akan ditulis dalam hidupnya ke depan. Lain cerita ketika menceritakan kisah tokoh yang sudah meninggal.

Tanggapan saya positif dengan film ini. Saya tidak mengomentari soal akting siapapun di dalam film ini, yang pasti dari film ini paling tidak sedikit mengerti bagaimana Pak Ahok dididik dalam keluarga, sehingga menjadikan sosok Ahok yang seperti sekarang.

Karena untuk saat ini, beliau salah satu tokoh minoritas yang bisa jadi panutan, bagaimana menjadi pejabat publik yang amanah, yang tidak memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi. Caranya yang jujur mengelola pemerintahan jadi grade terbaik baik calon-calon pemimpin.

Sayangnya Ahok adalah etnis minoritas, dan dari agama yang minoritas, sehingga beliau tidak bisa menancapkan pengaruh positifnya untuk seluruh bangsa. Harapan Pak Jokowi dan Pak Ahok tandem ditingkat nasional akhirnya hanya sebatas mimpi.

Eits, jadi ngelantur deh. Yang jelas, dicatatan kali ini saya tidak akan mengulas ulang soal jalan cerita film ini, mungkin dilain kesempatan, ketika saya membuat catatan tentang sosok Pak Ahok, ya dilain kesempatan saya akan kepoin tokoh panutan saya saat ini, selain Pak Jokowi.

Buat yang belum nonton, nontonlah bersama keluarga lebih baik. Rekomendasi nonton film ini diakhir pekan, cocok membawa keluarga, tidak ada cinta-cintaan, yang ada cinta universal dalam sebuah keluarga ayah ibu anak kakak adik, serta sesama manusia tanpa membeda-bedakan, positif sekali. -cpr-

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Seandainya saya bisa nonton segera hehehe maklum tidak ada bioskop di sini. Saya pernah baca buku tentang Ahok. Saya menyukai pribadi dan profesionalitas beliau dalam bekerja. Bertanggungjawab. Love him.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, langka sx pejabat yg berani, Indonesia krg pimpinan daerah ky bgtu. Msh bs dhitung jari. Perlu org2 hebat bwt kebiri maling2 yg ada di seluruh Indonesia, terutama yg duduk di DPR, DPRD pejabat eselon, kadin-kadin. Terutama untuk daerah yg stagnan sj perkembangannya, itu kemungkian bsr isinya maling drpd org ny

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6