Cicak, Masihkah Dianggap Musuh?

"Cicak, cicak di dinding, diam, diam merayap, datang seekor nyamuk, hap, lalu ditangkap"

Yups, itu penggalan syair lagu "Cicak-cicak di Dinding", entah lagu karangan siapa, yang jelas saya kenal ketika kecil, orang tua saya yang mengajarkannya. Dan semua anak kecil dan yang pernah kecil di Indonesia, pasti tahu.

Ketika usia saya SD, cicak sering saya gunakan sebagai mainan, lucu soalnya, mainan sama cicak itu harus hati-hati karena badannya lunak, jadi ringkih sekali, kadang juga buat sasaran jepretan karet atau peluru air softgun. Ya dari ikut-ikutan teman-teman lain. Karena posisinya yang strategis di langit-langit, seru aja menjadikan mereka sasaran. Jahat sih memang, dan jangan ditiru ya.

Entah siapa yang mengajarkan, pernah sih orang tua mengingatkan, "jangan, kasian". Tapi namanya anak-anak, apalagi ada tujuan, cicak yang terkapar dijadikan lauk santapan ikan oscar atau ikan louhan atau ikan lele.

Anak-anak seusia saya dulu banyak yang melakukannya, apalagi ketika musim mainan air soft dijual di pasaran. Hampir setiap malam, gerombolan anak-anak berkeliling ke tembok-tombok rumah, tiang-tiang listrik untuk memburu cicak. Katanya mereka, "tidak apa-apa dibunuh."


Saat itu saya tidak begitu paham, koq boleh-boleh aja ya cicak pada ditembakin, dan orang-orang tua yang tahu kelakuan anak-anak itu seakan membiarkan. Seiring waktu, saya jadi tahu why.

Ternyata, cicak itu halal hukumnya jika dibunuh. Dapat pahala juga. What? Kaget juga si, koq halal ya membunuh. Ternyata ada kisahnya loh, meski buat saya sih membunuh itu tetap bagaimana gitu.

Seperti hewan ternak yang jadi santapan lauk makan kita, supaya bisa jadi lauk mau gak mau harus dibunuh. Ya itu perkecualian kali ya, tapi saya sendiri kalau disuruh melakukan, gak tega, soalnya ada darahnya. Ya biasa, mau makannya, tapi gak mau lihat matinya #dasarmanusia hahaha

Kembali ke soal kisah cicak kenapa dianggap halal bagi mayoritas orang untuk dibantai ketika perlu. Ini lebih kesoal keyakinan, jadi memang bukan buat dipertentangkan. Jadi begini, kisahnya si diambil dari jaman nabi-nabi. Ketika itu cicak dianggap berpihak pada yang jahat, kala itu Nabi Ibrahim dilemparkan hidup-hidup ke dalam kobaran api oleh Raja Namrud. Saat itu ada dua hewan yang andil dalam kisah itu, semut dan cicak. Semut dianggap berpihak pada nabi, karena katanya membantu memadamkan api dengan membawa butir-butir air sedangkan cicak dianggap sebaliknya, meniupkan api agar tetap berkobar.

Begitulah cicak akhirnya dilaknat hingga akhir jamam dan dianggap sebagai kutukan, bahkan ketika membunuhnya sejak pukulan pertama hingga selanjutnya punya berkah yang berbeda bagi pelakunya. Alasan lain, karena memang cicak itu dianggap berbahaya sumber penyakit katanya sih begitu, jadi layak diperlakukan demikian.

Cicak merupakan hewan melata berkaki empat, bertubuh pipih, berekor,  yang merayap di dinding atau pepohonan atau dinding gua. Cicak lebih familiar hidup bersama manusia di rumah-rumah, habitatnya tinggal di dinding-dinding rumah, dibalik atap plafon. Cicak termasuk hewan kelas reptilia, dia masuk ke dalam suku yang sama (Gekkoniadae) dengan tokek. Tubuhnya berwarna seperti kulit manusia, kadang ada yang berwarna abu-abu, ada pula berwarna kecoklatan hingga agak gelap. Cicak umumnya punya warna yang polos, jarang bercorak.

Selain itu, ada hal yang unik dari cicak. Cicak dikenal sebagai hewan yang bisa meregenerasi tubuhnya, terutama ekornya. Cicak menggunakan ekornya untuk menghalau musuhnya, ketika dia terancam tak jarang cicak memutuskan ekornya untuk mengelabui lawannya. Setelah tak punya ekor, selama beberapa waktu ekor baru akan tumbuh kembali.

Saya juga pernah menuliskan tentang hewan ini pada catatan sebelumnya, jadi bisa jadi tambahan informasi juga.

Baca juga: Cicak

Kesoal cicak jadi sumber penyakit, benarkah demikian?

Kalau menurut saya, semua binatang atau bahkan kita manusia juga punya potensi untuk menyebarkan sumber penyakit. Kalau kita manusia, makan tidak cuci tangan dan jorok, pasti akan kena penyakit. Lalu binatang apa saja, kalau kotor pun bisa saja jadi sumber penyakit, tidak mencap dan menstampel juga kan. Saya rasa, alasan menstampel cicak karena sumber penyakit layak dibunuh, kurang pas juga sih. Semuanya asal populasinya dijaga, akan tetap normal koq, karena semua hewan kan berperan dalam kesimbangan ekosistem.

Kita tahu, bahwa cecak itu memang habitatnya di dinding rumah, bisa saja mereka buang kotoran sembarangan, yang kita biasa kenal "tai cicak" yang coraknya khas, hitam dengan titik putihnya. Dalam kotoran cicak memang ada bakteri salmonela yang tidak baik buat kesehatan jika terkonsumsi.

Tapi kalau alasan itu, burung pun melakukan hal yang sama jika terbang di udara, mereka bisa saja buang kotoran sembarangan, bisa saja kita yang ada di bawahnya sedang makan, bisa saja terkena ranjau 'tai burung', lalu apa karena alasan itu burung juga boleh dibantai? Tidak begitu kan. Lalu jika burung ikut serta dalam pembelaan si jahat terhadap si baik, lalu apakah burung juga ikut boleh dibantai?

Hasil searching saya, informasi soal cicak sebagai sumber penyakit tidak terlalu bagaimana gitu, sama seperti hewan lainnya, yang memang sebagai manusia, kita harus berhati-hati jika makanan atau minuman kita terkontaminasi mereka, apa pun hewannya. Misalkan ada makanan yang kita tahu sudah terkontaminasi kotoran cicak atau tersentuh atau terhinggapi, usahakan jangan konsumsi makanan tersebut, karena sudah tidak higienis. Bahkan kita sendiri manusia, jika kita kotor dan jorok bisa jadi senjata makan tuan. Jadi sepertinya cukup mengkambinghitamkan makluk hidup lain.


Soal cicak sebagai pengganggu, saya pernah mengalaminya sih. Saya pernah sharing juga, ketika tidur terganggu dengan decak cicak yang sedang masa kawin, menggoda betinanya. Sudah coba diusir tetap saja mengganggu, akhirnya mau tidak mau saya halau dengan menjepret dengan karet.


Sebagai penutup, semua dikembalikan pada yang meyakini. Karena soal keyakinan itu sulit diperdebatkan dan nampaknya hanya buang waktu. Tapi jika masih punya pikiran dengan logika baik, perhatikan ekosistem, cicak juga masuk dalam rantai makanan. Cicak itu ada juga mengurangi populasi nyamuk, karena cicak jadi predator nyamuk dan serangga lain. Cicak pun punya predatornya di alam, dan semua itu ada rantai makanannya, kalau yang sekolah pasti tahu sih.

Jadi jika kita manusia, ikut campur dalam rantai makanan itu, rasanya kurang pas juga. Kita bisa ikut campur ketika apa yang terjadi di alam sudah berlebihan, menjadi hama, kita sebagai manusia ikut mengendalikan, sisanya tetap kembalikan ke alam. Saya yakin sudah banyak cara alternatif untuk itu.

Saya menyadari hal ini soal gangguan lebah yang saya sempat ceritakan di blog saya ini. Selalu saja ada lebah yang bermain-main di lampu kamar mandi, ketika itu saya sering gunakan semprotan hama untuk menghalau mereka. Saya sadari cara saya salah juga sih. Tapi akhir-akhir ini saya mulai kurangi gunakan semprotan hama itu. Dan saya terbantu dengan adanya cicak di dinding kamar mandi, karena merekalah yang menghalau lebah dan menjadikannya santapan. Ya jumlahnya tidak sebanding sih, cicaknya hanya 1-2 ekor, lebahnya banyak, tapi setidaknya itu membuat lebah pikir-pikir.

Sebagai informasi, lebah sebenarnya menurut keyakinan mayoritas orang itu termasuk ke dalam kelompok hewan-hewan yang dilarang dibunuh loh. Lihat gambar di bawah ini untuk kelompok hewan yang 'diperbolehkan' dan yang tidak untuk tambahan informasi saja ya.


Intinya sebagai manusia, harus belajar bersahabat dengan alam, ya seminimal mungkin membasmi, apalagi sampai menyiksa, apalagi mengambil 'keuntungan'. Jadi manusia beradab terhadap sesama makluk hidup itu lebih baik kan. -cpr-

Posting Komentar

2 Komentar

  1. emosi aku mas kalo kena tai cicak pas nonton tv sering banget deh. rasanya jijik. ampuun ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baunya lumayan, sy dulu sering kena pas jaman SMP, kebetulan di sekolah banyak banget cicak dan tokek. Setiap pagi itu minimal mesti lap meja pakai tissue basah, karena suka ada tai cicak, sampai buat tai cicak 3D pake pulpen dan tipex hahaha

      Tai cicak yang masih segar itu baunya lumayan bikin #uek

      Tapi sudah jarang si ditaiin sama cicak, yang sering sih mobil atau motor ditaiin sama burung. Sejauh ini cicak di kamar saya masih pada tau diri buang kotoran atau mungkin saya aja yang tidak tahu habis ditaiin hahahaha

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6