Bagi Saya Ikan Jadi Menu Pilihan Kesekian

Ikan merupakan salah satu sumber bahan makanan yang biasa dijadikan lauk pauk untuk santapan. Secara umum ikan sama seperti bahan makanan lainnya, baik daging atau ayam atau yang lainnya, sebagai sumber gizi yaitu protein. Ikan jika diolah dengan baik, memberikan cita rasa yang tidak kalah lezat dengan lauk pauk lainnya.

Meski begitu ada saja yang tidak begitu menyukai menu olahan ikan. Saya termasuk di dalamnya, tapi tidak menyukai blas (baca: sama sekali), saya suka ikan tapi sangat pilih-pilih. Kalau ada menu ikan, ya bolehlah makan, tapi ketika ada pilihan daging atau ayam, saya lebih pilih salah satu dari keduanya. Ikan jadi menu pilihan kesekian.


Mungkin tidak hanya saya yang punya selera demikian, banyak juga yang tidak begitu suka dengan ikan. Bahkan malah ada yang sama sekali anti dengan ikan. Ketidaksukaan pada lauk pauk ikan ini biasanya sudah dimulai sejak kecil, ya sejak masa balita, ketika balita mulai dikenalkan pada makanan empat sehat lima sempurna. Balita suka menolak kalau diberi makan ikan. Ya sama seperti balita yang sulit makan kalau ada sayuran.




Beberapa alasan kenapa ikan itu jadi pilihan kesekian dan bahkan tidak dipilih atau tidak disukai.
  • Ikan itu cenderung amis, bau amisnya bagi sebagian orang mengganggu, terlihat menjijikan.
  • Ikan itu banyak durinya. Berbeda dengan daging dan ayam, yang punya tulang lebih besar yang memungkinkan mudah untuk dipisahkan. Sedangkan ikan punya tulang halus/ kecil (baca: duri) yang sangat menganggu ketika sedang dimakan. Durinya itu takut nyangkut ditenggorokan dan lambung jika tertelan. Kasus anak kecil tersedak duri menjadi trauma tersendiri. Saya termasuk di dalamnya.
  • Makan ikan itu ribet harus memisahkan duri dan daging, sehingga tidak praktis. Kecuali ikan presto, itu lain soal. Tapi tetap saja, jika tidak suka amis, mau dipresto pun akan tetap tidak suka. Makanya, jangan jadi duri dalam daging ya dalam kehidupan ini.
  • Mengolah bahan makanan dari ikan tidak mudah, kalau tidak tahu triknya, rasanya tidak akan menggugah selera, otomatis yang awalnya memang tidak suka, karena hasil olahan/ masakannya tidak enak, maka makin anti makan ikan.


Ya mungkin empat hal itu yang jadi catatan saya pribadi, kenapa ikan jadi pilihan yang kesekian dibandingkan menu makan lainnya. Mungkin menurut kalian yang juga tidak suka makan ikan pasti punya alasannya tersendiri. Ayo, yang gak suka, bisa sharing juga.

Saya sendiri memang tidak terlalu anti terhadap ikan. Saya masih bisa untuk mengkonsumsi ikan dengan beberapa catatan, seperti ya mesti segar sehingga tidak amis, kemudian minim duri. Ada beberapa ikan yang saya hindari untuk makan seperti ikan mas, ikan bawal, ikan bandeng (non presto) serta ikan-ikan lain yang durinya banyak dan cenderung halus, itu saya pasti tidak akan makan.

Kebanyakan ikan yang dijual di pasar kalau bukan daerah pinggir laut, pasti kebanyakan ya tidak segar, alias ikan segar dari es yang sudah disimpan beberapa lama, apalagi yang tidak laku masih dijual lagi. Rasanya jelas beda, kalau ikan segar itu minim dari yang namanya amis, padahal diolah hanya minim bumbu. 

Daerah yang dekat laut saja belum tentu ikan hasil lautnya itu segar-segar, contoh di kota kelahiran saya Cirebon, memang dekat laut, tapi hasil lautnya yang dijual di pasar itu tidak sesegar yang saya bayangkan. Ikan yang mantab buat saya itu ya ikan dari Flores, dari Laut Flores sana. Kalau lagi pulang ke Maumere, wah hidangan ikan pasti tidak luput. Ikan di sana itu segar-segar, langsung diambil dari laut, langsung dibawa ke dapur, tidak ada itu ikan bermalam di ruangan pendingin berhari-hari. Ya ada tapi tidak banyak kaya di Jawa. Bahkan ikan asin di sana itu diolah bukan dari ikan yang tidak laku dijual, tapi dari ikan segar, itu kenapa ikan asin, ikan asap atau ikan olahan dari sana itu rasanya mantab tidak terasa amisnya.

Sebenarnya sih bukan hanya Flores saja, saya yakin daerah lain terutama ya di daerah timur sana, yang lokasinya dekat laut pasti punya ikan-ikan yang mantab jiwa, yang jauh dari amis itu, karena ikannya benar-benar segar.

Kalau yang dihidangkan ikan seperti ini, saya yakin sih anak-anak balita pasti suka deh, karena ya rasa itu tidak pernah bohong. Oh iya, yang dari tadi saya ceritakan memang ikan dari laut. Karena jujur sih lebih oke ikan laut daripada ikan darat.

Menteri Perikanan dan Kelautan, Ibu Susi Pudjiastuti bahkan pernah berseloroh, bagi yang tidak mau makan ikan, "Tenggelamkan!" Seram juga yak kalau harus ditenggelamkan. Ikan memang sumber makanan yang punya gizi yang tidak kalah dari daging atau ayam. Ikan itu bisa jadi sumber makanan alternatif. Biar gak melulu daging terus.


Kalau saya, tetap pada selera saya, ikan yang tanpa amis dan tanpa duri saja yang lolos, sisanya itu pasti saya urungkan untuk memakannya, mungkin saya perlu siapkan pelampung supaya tidak ditenggelamkan.

Meskipun ikan itu punya manfaat, kita nampaknya juga perlu tahu dari mana ikan tersebut diambil. Memang ya, sulit juga mengetahui dari mana asal ikan yang dijual di pasar. Karena begini, kalau ikan itu diambil dari perairan yang tercemar, kan tidak bagus juga buat kesehatan. Coba deh bayangkan, lihat perairan di Teluk Jakarta dulu, itu ada hasil ikan yang diambil dari sana, wah bisa dibayangkan itu ikan di sana pasti tercemar juga kan. Tapi belum tentu juga ikan yang diambil dari perairan yang bersih itu juga terbebas dari polutan berbahaya. Tapi setidaknya kita sudah berusaha.

Pernah dengar soal ikan tuna yang berbahaya untuk dikonsumsi, karena ikan tersebut cenderung menyimpan residu polutan logam berat di dalam tubuhnya? Saya sih pernah dengar, tapi bagaimana ya, daging ikan ini memang enak sih. Tapi mungkin beberapa artikel di bawah ini bisa sedikit membantu memahami tentang informasi tersebut. Pada intinya sih konsumsi dengan bijak, ikan tuna masih layak konsumsi koq.



Buat yang doyan makan ikan, lanjutkan ya. Jangan ikut-ikutan gak suka makan ikan, ikan memang enak koq buat yang mau repot hehehe, kalau saya memang agak beda, jadi ya untuk ikan harus pilih-pilih dulu, ikan yang mana.

Padahal saya suka mancing, tapi itu bukan jaminan ikan jadi menu favorit untuk lauk makan ya. Mancing ikan yang saya suka itu filosofinya, menunggu dengan sabar, itu saja sih. Kalau hasil tangkapannya, kalau bisa saya makan ya makan, kalau tidak ya diberikan pada yang membutuhkan.

Jadi tetap makan ikan ya, kawan dan adik-adik, jangan ikut seperti saya ini yang terlalu ribet untuk makan ikan, mungkin itu kenapa jadi sulit gemuk hahaha, ya maklum seleranya seperti itu sih, tapi mungkin ya kalau lama-lama tinggal di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, ikan bisa jadi menu favorite deh, selain ayam dan daging babi tentunya. Bye. -cpr-

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Kalau saya justru suka makan ikan; digoreng, dibakar/panggang, dikuah, dikare, enak semuaya hahahaha. Tapi kalau sedang puasa, setiap sahur saya memang tidak makan ikan (sekeluarga) karena tidak tahan di leher dan di lidah pada saat puasa meskipun sudah sikat gigi hehee.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tinggal dmn mb Tut ini? Tanah bumi Flores kah?
      Sepertinya trbiasa dg ikan

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6