Valentino Rossi Hanya Manusia Biasa

Siapa tak kenal dengan Rossi, atau Valentino Rossi, legenda hidup MotoGP yang masih beradu cepat dengan rider muda di lintasan MotoGP. Dia merupakan rider aktif tertua di MotoGP untuk saat ini. Karirnya di dunia balap motor memang tidak diragukan lagi, begitupun dengan fans fanatiknya. Bahkan beberapa dari mereka menganggap Vale adalah 'dewa balap'. Setidaknya para fans mendewakan Vale. Masuk akal?

Hmm, dulu mungkin iya saya pernah berpikir begitu, tapi sekarang sepertinya tidak deh. Saya rasanya 'dewa balap motor' tidak, tapi jika menyandingkan dia dengan gelar legenda hidup MotoGP saya masih mengiyakan.

Source: Google

Memang gelar yang sudah diraih sampai saat ini cukup mentereng, meski masih ada kesempatan dilewati rider muda yang tengah bersinar saat ini, Marc Marquez (25) atau Lorenzo (31) misalnya yang gelar juara dunianya dan juara tiap seri dan podiumnya masih mungkin bertambah, saat umur mereka masih muda.

Seiring waktu, saya mulai menyadari bahwa Rossi adalah manusia biasa, dia sama seperti rider lainnya, bukan 'dewa' yang serba bisa dan selalu menang. Tidak semua gelar bisa dicapai oleh Vale. Terbukti ditengah umurnya yang hampir kepala empat nanti di Februari 2019, gelar kesepuluh saja sulit sekali diraih. Lagi, lagi dan lagi terkendala banyak faktor.

Dikelas MotoGP Rossi pernah menangani Honda (2000-2003), Yamaha (2004-2010, 2013-now) dan Ducati (2011-2012). Namun dari ketiganya, hanya bersama Ducati Rossi gagal, dua musim bersama Ducati nampaknya sia-sia. Meskipun pada awal ketika meninggalkan Yamaha menuju Ducati, banyak fansnya yang berekspektasi positif. Namun apa daya, sejarah telah mencatat, Rossi gagal berdiri dan melangkah menang bersama Ducati. Meskipun tidak dipungkiri, saat itu Ducati memang sedang berusaha bangkit mengembalikan kejayaan saat bersama Stoner tahun 2007.

Masa suksesnya ya saat bersama Yamaha. Rossi bisa dibilang sangat berjasa bagi Yamaha, karena Rossi Yamaha bisa ada diposisi sekarang ini. Nama Yamaha seakan-akan sudah melekat dengan Rossi. Juara dunia tahun 2004, 2005, 2008, 2009.

Tetapi kembali lagi, saya menyadari Rossi hanya pebalap biasa, yang kebetulan dimasanya punya talenta bagus, pebalap Italia yang punya kualitas terbaik saat itu dan saat ini. Karena memang sampai saat ini belum ada pebalap Italia seperti Valentino Rossi.

Dulu, oke bersama Honda Rossi sukses meraih gelar juara dunianya, Honda memang sejak dulu jadi tim pabrikan yang disegani, ditambah ketika Rossi bersama Honda.

Source: Google

Source: Google

Bersama Yamaha karir Rossi dan Yamaha sendiri pun bersinar. Yamaha awalnya belum pernah juara sejak 1992, namun setelah Rossi masuk ditahun 2004, Yamaha jadi disegani, ketika semua orang menganggap tidak mungkin Yamaha menyaingi Honda yang perkasa saat itu. Hingga Yamaha pernah dianggap motor yang sempurna, meski tidak begitu kencang seperti Ducati dan Honda, namun Yamaha punya kesempurnaan sehingga Yamaha dikenal mudah dikendalikan. Karir Rossi yang gemilang ini membuat pabrikan lain tertarik. Dengan harapan yang sama bisa merubah keadaan tim.

Ducati jadi yang tertarik akan hal ini. Kebetulan Ducati saat itu performanya tidaklah baik, selalu terseok-seok, bahkan performanya jauh dibawah tim satelit pabrikan Honda dan Yamaha. Rossi didapuk tugas mengembalikan masa kejayaan Ducati ditiga besar podium. Namun, apa daya, inilah Rossi sebagai manusia biasa, rider biasa. Tidak banyak hal yang bisa merubah Ducati jadi lebih baik. Bahkan sampai Rossi pergi pun Ducati ya masih begitu-begitu saja.

Source: Google

Ducati bangkit sedikit demi sedikit sejak Dovisioso masuk, step by step, perlahan tapi pasti Ducati mulai kembali, puncaknya saat musim 2017 dan musim berjalan 2018 saat ini. Kedua ridernya mampu mengembalikan performa Ducati yang sebenarnya, menjadi pabrikan yang disegani. Situasi ini menjadi lain, ketika pencapaian Lorenzo di Ducati jauh lebih baik dibandingkan Rossi.

Kini Yamaha sedang terseok-seok, regulasi soal migrasi pemasok ban, regulasi ECU semakin membuat Yamaha terpuruk. Bahkan sudah beberapa seri berlalu, belum ada kemenangan yang bisa diraih oleh Rossi bersama Yamaha, oke soal podium masih bisa sedikit didapat, tapi untuk menang itu jauh.

Performa Yamaha yang tertinggal pernah juga ketika konfigurasi mesin seamless gearbox Yamaha telat diterapkan pada Yamaha M1, berbeda dengan Honda yang lebih dulu menerapkannya ditahun 2008.

Apalagi performa duo Ducati melejit, otomatis sisa podium hanya tinggal satu. Honda pun sukses saat migrasi ban dan ECU, sehingga sisa slot podium hanya layak untuk rider Honda yaitu Marc Marquez. Sedangkan Yamaha?

Berbagai komplainan terhadap Yamaha Rossi lontarkan, agar sesegera mungkin melakukan perubahan. Namun apa daya, sampai seri Misano 20018 dimana harapakandang pun sirna. Perubahan dilakukan Yamaha, namun tidak banyak membuat perubahan. Masukan-masukan dari sang legenda hidup ini nampaknya tidak berarti dalam pengembangan Yamaha, siapa yang salah kah?

Keluhan terhadap ban yang abrasif terhadap konfigurasi mesin M1 sempat dikeluhkan. Keluhan soal cassis yang mana pengembangan dianggap lebih mundur. Kemudian keluhan soal regulasi ECU yang membuat Yamaha jadi ketinggalan dibandingkan pabrikan lain. Keluhan lainnya adalah soal mesin yang berbeda dengan pabrikan lain, dianggap masalah kenapa Yamaha tidak kompetitif. Terakhir adalah keluhan akan kombinasi kesemuanya.

Semakin terlihat ciri dari manusia biasa, ialah mengeluh. Keluhan-keluhan yang menumpuk semakin banyak dan tercatat dimedia, semakin menujukan Rossi hanya rider biasa yang tidak biasa-biasa.

Untuk saat ini memang hal berbeda ditunjukan oleh rising star, Marc Marquez. Honda sejauh ini bukan motor terbaik dan sempurna. Honda diposisi saat ini itu karena Marc Marquez. Hal itu ditunjukan dengan hanya Marc saja yang mampu tampil baik, sedangkan rider Honda lain biasa saja, bahkan hanya setara tim satelit.

Keluhan tentang Honda bisa kita amati dari Carl Cruthlow (32), kadang bisa maksimal kadang tidak bisa. Namun bagi Marc sepertinya saya tidak begitu banyak membaca tentang keluhan, karena Marc berjuang maksimal dengan apa yang dia punya. Meski ada pengakuan tentang batas kemampuan motornya, namun tidak banyak keluhan yang terjadi. Entah karena Honda mampu mengelola masalah atau memang Marc 'baby alien'?

Untuk saat ini, begitulah adanya yang saya lihat dari kacamata saya. Bahwa Rossi hanya manusia biasa, rider biasa saja. Hanya saja talenta dia sebagai pebalap Italia terbaik dan pebalap senior aktif terbaik saat ini. Tapi untuk menjadi seorang 'dewa' seperti menurut fansnya, rasanya tidak. Pernyataan ini sering saya dengar dari fans fanatiknya, ya teman-teman sekitar saya.

Saya suka semua rider MotoGP, baik Rossi atau siapapun dan memang Rossi punya magnet tersendiri, terutama dulu. Tapi kalau sekarang, saya rasa entertaint balap jadi kurang, karena terkesan cengeng, senggol dikit urusan panjang, mutungan. Mungkin jika konsistensi ketika dulu Rossi masih muda dibawa hingga sekarang, makin membuat MotoGP seru dan fansnya akan sangat senang.

Wajar sih, umur tidak bisa bohong, jika ada perubahan itu suatu kewajaran. Apresiasi justru tetap diacungkan pada Rossi, ditengah umurnya nyaris kepala empat, masih mampu bersaing untuk menang dengan rider muda berbakat lain. Itulah yang terbaik dari seorang Rossi.

Sekian catatan saya, saya hanya ingin bilang, Rossi bukanlah segalanya untuk MotoGP. Lain dulu lain sekarang, apa yang Rossi capai sampai saat ini bisa jadi target dan pelajaran bagi rider muda, untuk jadi lebih baik lagi. Terutama ya untuk rider Italia, yang sampai saat ini belum ada yang mampu menjadi penerus Rossi. -cpr-

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

  2. Yaa apapun itu intinya ada akhirnya...Bahkan Casey Stoner pun yang mengusai Ducati & Honda Repsol bahkan pernah jadi juara dunia di Ducati & Honda malah pensiun dini...

    Karena pebalap juga manusia bukannya robot & saya sangat setuju dengan artikel diatas..👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Stoner pensiun dini karena alasan keluarga, dan alasan lain soal regulasi. Rossi belum bekeluarga, jadi masih gass polll hahahaha
      MotoGP tidak sekedar balapan, tapi juga entertaint.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6