Jajanan Penumpang KRL "Roti Maryam" by Salman

Sejak saya sering naik angkutan umum, godaan terbesar untuk efisiensi adalah laper mata dan hidung, hubungannya sih sama perut juga sebenarnya. Kalau sudah 'laper', bawaannya pengen jajan.

Di stasiun itu tempat paling oke buat cari jajanan, mau jajanan manis, asem, asin sampai pedes ada deh, terutama di luar stasiun. Kalau di dalam sih tidak banyak, bisa dihitung, hanya outlet jajanan 'resmi' yang bisa masuk di dalam.

Jajanan yang umum si macam Roti Boy atau Roti Oh yang sering kita lihat, mungkin kedai Starbucks atau makanan cepat saji macam KFC. Masih banyak lagi sih jenis jajanan resmi lain di dalam stasiun, tergantung besar kecilnya stasiunnya.

Stasiun yang selalu jadi langganan saya adalah Stasiun Pd. Cina, yang jadi start dan finish saya berangkat kantor. Nah, selama ini saya selalu lewat depan stan jajanan roti ringan gitu, cuma kaya baru tahu jajanan itu. Namanya itu Roti Maryam by Salman, kalau tidak salah sih. Soalnya selama ini saya hanya bisa melirik, sebenarnya bau adonan dan roti saat dipanggang itu menggoda banget, bikin penasaran deh. Tapi, mau tidak mau demi alasan efisiensi saya tahan 'lapar mata' ini.

Sampai akhirnya saya membayar semua rasa penasaran saya selama ini, dengan saya membelinya. Cukup mencoba satu dulu, yaitu roti rasa original, karena harga paling murah 6K. Dikemas fresh diambil dari dalam termos, lalu dimasukan ke dalam bungkusan kertas saji. Ketika saya pegang, hmm, masih fresh, hangat cenderung panas. Mungkin, alasan kenapa di simpan di dalam termos itu fungsinya, supaya tetap panas.


Rotinya itu berbentuk lingkaran tipis. Kalau saya bilang sih kaya tatakan cangkir, dengan ketebalan kurang dari setengah centimeter mungkin. Untuk rasanya itu langsung mengingatkan saya ketika mama saya lagi masak adonan kue buat lebaran, tapi kondisinya setengah matang. Tapi saya ingat-ingat sampai sekarang, belum ingat juga adonan pas buat kue apa. Roti ini merupakan jajanan khas Timur Tengah.

Gurih manis sih, pokoknya ya kaya makan adonan kue setengah matang gitu deh, menurut lidah saya. Karena dulu ketika masih kecil, saya suka ikutan bantu ngerusuhi mama pas buat kue lebaran. Kesukaan saya adalah cocol adonan kue setengah matang, bahkan belum matang masih berupa adonan.

Roti Maryam ini dijual hanya beberapa rasa, selain original ada rasa coklat, rasa daging dan satu lagi rasa. Sebenarnya ada berbagai macam rasa sih, cuma tergantung kedainya kali ya, soalnya di Pd. Cina itu hanya sedikit yang ditawarkan.

Oh iya, baru ingat, ada kesamaan lain dari roti ini, yang mama saya juga pernah membuatnya. Roti itu adalah roti parata, rotinya India. Nah, meski tak seempuk roti maryam ini, rasanya itu serupa, ya kaya adonan setengah matang. Pemasakannya ya mirip-mirip, seperti di panggang di atas wajan teflon gitu.


Ya begitulah catatan saya soal salah satu jajanan pilihan penumpang KRL, yang akhirnya memuaskan rasa penasaran saya selama ini yang menahan 'lapar' mata dan hidung. Akankah jadi langganan jajan? Hmm, kurasa tidak juga, jadi pilihan jajan itu pasti. Misi saya tetap efisiensi, jadi untuk soal nahan-nahan keinginan sih bisa lah.

Buat yang belum coba, ya cobalah roti ala timteng ini, ya lumayan buat ganjel perut, harganya ya relatif murah lah. Harganya pas, kalau naik lagi saya rasa tidak pas, ya semoga harganya bisa dijaga diangka itu. Sampai jumpa di catatan saya lainnya.cpr.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Produksi Roti O yg di produksi PT. Sebastian Citra di jalan semanan raya no 27 kalideres daan mogot tercemar hama tikus dan kecoa...tidak ada bpom nya...tidak ada sertifikasi halal MUI.
    BERBAHAYA

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6