Rumah Lobster Depok

Akhirnya ada kesempatan juga nyobain ke sini, Rumah Lobster Depok. Resto seafood 'mini' yang lagi hits di sekitaran Depok.

Suasana antrian di depan resto, ini tepat 60 menit setelah open

Karena lagi hits, jadi jangan heran, jangan kesal jika masuk waiting list, alias menunggu. Untuk makan di resto ini perlu kesabaran, menunggu pengunjung yang datang lebih dulu selesai makan. Wajar, karena resto ini yang 'mini', yaitu ada di ruko tiga lantai. Berdasarkan pengamatan, sepertinya hanya dua lantai yang dipakai, lantai satu dan dua, lantai tiga sepertinya dipakai untuk pengelola resto. Jadi wajar jika antriannya cukup panjang. Sebagai pembanding, resto SS yang sudah lama ada, dengan luasan resto lebih besar masih tetap mengantre. Tapi jangan heran sih, untuk resto-resto menengah yang hits begini, suasana semacam ini wajar.

Seharusnya sih, pas open resto, sudah standby. Tapi kebetulan ada hal lain, jadi tidak bisa langsung ke TKP. Kami kalau tidak salah telat 60 menit saja dari jam buka resto yakni jam 16:00, waiting listnya sudah cukup panjang lho, saya dapat nomor 29. Disarankan menunggu 30 menit sebelum open resto, seperti kata pengelola resto ini yang tampak sibuk mengatur antrian.

Coolbox tempat lobster-lobster segar disimpan, yang besar itu lobster gajah

Hmm, sambil menunggu, ada baiknya nyambi sambil ngeblog dulu lah.

...

Tepat setelah 1 jam 30 menit (kalau naik pesawat Jakarta - Surabaya, pas sampai deh), nama bookingan terpanggil juga akhirnya, "Kris, masuk!". Waktunya naik meja dong. Perut sudah lapar sangat, wajar saja, sejak pagi belum isi nasi, hanya diganjel sedikit cemilan nuget, kentang goreng dan air mineral dari McD.

Papan informasi menampilkan menu yang sudah sold out apa saja

Suasana bar saji resto, ada di lantai satu

Kemudian kami duduk, dan pesan menu. Sebenarnya, menu sudah bisa dipesan ketika menunggu, sehingga saat sampai duduk di meja saji, kita tinggal tunggu menu datang. Total waktu tunggu hingga menu datang adalah 2 jam, yups tepat. Sebelum menu datang, pramusaji menghantarkan minuman, kemudian kertas roti yang akan dijadikan alas ketika kami makan digelar.

Kertas saji digelar, 20 menitan sebelum menu tiba

Ya benar, kembali saya lihat MiBand saya, tepat 2 jam sejak kami mulai menunggu hingga menu ditebar di atas kertas saji. Lauk dituang selagi panas, dibuktikan dengan uap panas dari berbagai macam lauk seafood habis dimasak.


Oh ya, menu yang kami pilih kali ini adalah menu bar-bar, sebutan saya. Kami bertiga memilih menu yang cocok untuk kami makan, biar lebih asyik makan ala bar-bar gitu. Kalau didaftar menu, namanya adalah paket Laperpol 160K dengan sajian lobster sedang, kepiting sedang, lobster prajurit, udang merah sedang, cumi, kerang hijau, kerang tiram kecil, jenis kerang karapas bermotif halus. Saya tidak begitu paham jenis kerang-kerangan yang disajikan. Jadi saya sebut berdasarkan suka-suka saya sebut saja. Untuk "Mandimu" kami pilih saus BBQ, plus nasi sebagai tambahan pengenyangnya. Istilah 'mandimu' di sini adalah sebutan untuk sausnya. Spesialnya sih di sini saus padang. Namun berhubung kami tidak kuat pedas, kami urungkan, mungkin lain waktu ketika ke sini lagi.

Rangkuman fosil maklum laut yang kami makan

Sekedar tambahan informasi, cara makannya di sini tanpa piring, sendok, garpu atau pemecah cangkang ya kecuali bawa sendiri. Cara makannya adalah bar-barian, ala liwetan gitu deh. Unik dan menyenangkan. Bagi pengelola resto cara ini praktis dan hemat cuci perabot makan, lebih praktis segalanya.

Menunggu 2 jam akhirnya terbayar sudah, puas. Terutama saya memang sudah dua minggu ini memang ingin ke sini, akhirnya kesampaian, tanpa plan sebenarnya. Inilah kekuatan acara tanpa plan. Jika ditanya akankah kemari lagi? Jawabannya iya, tentunya datang lebih awal, supaya tidak menunggu lama. Sekedar info, saat kami bayar bill di bawah, antrian tunggunya itu masih banyak lho. Pas kebetulan ada yang bertanya, masih berapa banyak lagi, dijawab pramusaji, "20 orang lagi di depan antrian kakak." Wow, luar biasa, mau sampai jam berapa kah mereka bisa sampai makan?

Overall buat saya pribadi puas, tidak mengecewakan. RO sudah pasti sih. Oh iya sekedar informasi, seperti saya sampaikan tadi di atas, resto ini hanya menyediakan dua lantai, lantai satu dan di lantai dua. Untuk lantai tiga digunakan pengelola resto ini. Untuk kamar mandi saya lihat tersedia di lantai dua, entah di bawah ada apa tidak, saya tidak lihat. Tapi untuk wastafel tersedia di atas dan di bawah. Cukuplah untuk cuci tangan pengunjung resto cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Tapi sabunnya terlalu encer. Perlu siapkan antiseptic pembersih untuk cuci tangan. Tapi kalau tidak ada juga tidak apa, soalnya tidak amis juga, karena menu tersaji dari bahan-bahan yang fresh.

Catatan sedikit lagi, karena cukup banyak pengunjungnya, lokasi parkir resto ini cukup terbatas. Pengunjung yang membawa mobil, sepertinya harus parkir di tempat lain deh, parkiran D Mall bisa jadi solusi. Mengingat resiko parkir di badan Jalan Margonda, apalagi akhir pekan, bisa-bisa lagi asyik makan, mobil kita kena derek deh DLLAJ. Kondisi resto yang masih kecil ini harap dimaklumi ya, jadi kalau menunggu lama, harap bersabar, kalau tidak mau tunggu mending urungkan niat makan di sini. Jadi jangan pakai emosi ya nunggunya, meski lapar, emosi perlu terkendali.

Sekian dulu catatan saya tentang @rumahlobsterdepok. Buat yang pengen ngemil seafood resto ini bisa jadi pilihan. Siapkan mental, kesabaran yang tinggi sebelumnya. Oh iya, tambahan terakhir, pengelolanya cukup ramah koq meladeni pengunjung, karena mereka tahu bagaimana rasa menunggu. Terima kasih buat @awijiastuti08 dan @mayta_naibaho yang sudah jadi tim bar-bar kali ini. Okelah kalau begitu, saya mau tidur dulu, semoga kolesterol saya baik-baik saja. Sampai jumpa dicatatan saya yang lain.cpr

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Kalau soal perut kadang tidak mau sabar dan tidak mau menunggu terlalu lama :)
    Kenapa tidak pakai piring ya? Aduh..mungkin ingin tampil beda ,tapi seharusnya tidak gitu juga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kekinian, mungkin kalau menggunakan piring, pelayanan bisa lebih lama.
      Cara praktis resto 'unik', mybe yg dijual jaman sekarang yang begini ini.
      Tapi seru juga si, makan ala bar-bar, berasa jaman purba hahaha

      Hapus
  2. Wah menu makanannya unik. Perlu dicoba nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan coba, saya mau ke sana lagi tapi lagi tunggu tim yang pas buat makan bareng :p

      Hapus
  3. Klo mkan kepitingnya gmn? Tnpa alat pembuka???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Digigit, soalnya ini bukan kepiting macam kepiting, tapi lebih tepatnya rajungan kali ya .. Kebetulan gak begitu keras sih, gak tw ya skr kerasnya bagaimana.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6