Kisah Persahabatan Gajah dan Kera

Suatu hari, di sebuah hutan ada seekor gajah dan kera, mereka bersahabat baik, mereka sering bermain dan menghabiskan waktu bersama. Suatu ketika, mereka habis bermain, mereka kelelahan. Mereka haus dan lapar, tapi kebetulan di tempat yang saat itu mereka lewati air sulit didapat, sampai akhirnya mereka menemukan sebuah kubangan air didaun lontar besar. Mereka pun berebut untuk mencapai air tersebut.

Ilustrasi

Kera karena kecil dan lincah bergerak lebih cepat mencapai air tersebut dan langsung meminumnya. Gajah yang sampai kemudian pun melakukan hal yang sama, dengan belalainya, gajah mampu mencapai air meski tubuhnya belum mencapai posisi dimana kera berada. Belalai gajah mampu menghisap semua air yang ada didaun lontar itu sampai habis, kera pun heran dan dibuat kesal ketika air di sana semua habis.

Si gajah hanya tertawa melihat muka kesal si kera. Tapi kekesalan si kera hanya sebentar, mereka akhirnya kembali bermain, sekarang mereka pergi mencari makan. Namun sepanjang jalan, si kera berpikir, "Hmm, enak juga ya jadi gajah, bisa seperti tadi."

Tak lama, si gajah berhenti di bawah dahan pohon semak perdu, di sana ternyata ada buah-buahan, dengan belalainya, si gajah langsung meraih buah-buahan itu. Si kera yang tadi melamun, terkaget dan melihat si gajah dengan mudahnya meraih makanan itu. Si kera pun akhirnya melompat dan memanjat pohon untuk mengambil buah-buah itu. Sambil makan si kera kembali berpikir, bagaimana ya jadi seperti gajah, enak sekali dia punya belalai.

Si kera pun akhirnya mencari cara agar dia bisa punya belalai seperti gajah. Dia mencari akar yang panjang, lalu dililitkan di kepalanya menyerupai belalai, tapi akar itu hanya lunglai tidak seelastis belalai milik si gajah. Berbagai cara dia coba, sampai nyaris frustasi. Tanpa sadar, ekor kera yang panjang itu bergerak diatas kepalanya. Kera pun berpikir, "Aha, ini adalah 'belalai' ku, panjang, bisa gerak elastis seperti yang saya mau." Akhirnya si kera menarik ekornya ke punggung belakangnya supaya si ekornya ini ada diatas kepala kera dan menjulur ke depan, menyerupai belalai. Namun, itu tetap adalah ekor, bukan belalai.

Si kera pun memamerkan 'belalainya' pada si gajah, gajah pun tertawa. Gajah berujar, "Ayo kita main lagi!" Dengan belalai itu mereka beradu tos dan beradu panco. Sedang asyik bermain, mereka menemukan dahan pohon yang banyak buah. Gajah dengan tubuh besarnya dengan dibantu belalainya mampu meraih buah di dahan pohon dengan mudah. Si kera mencoba mengikuti si gajah namun apa daya, 'belalainya' tak sampai, karena tubuhnya yang kecil. Kera pun gemas, dia memanjat pohon itu dan mencoba meraih buah-buah itu dengan 'belalainya' seperti yang gajah lakukan. Tapi tidak bisa, ekor kera yang dibuat seperti belalai tidak begitu elastis mencengkram buah-buah itu, akhirnya buah-buah yang diambil jatuh semua dan jadi makanan si gajah. Kebetulan ada satu buah yang berhasil diraih dengan 'belalai' si kera, namun si kera mencoba memasukan makanan ke mulutnya dengan cara itu, tapi gagal. Dia melihat gajah melakukan itu dengan mudah. Hmm, si kera pun termenung, apa yang salah dengan 'belalainya'.

Gajah beralih dari pohon buah tadi menuju sebuah danau di dekat situ. Gajah pun langsung menuju danau untuk bermain air. Gajah pun memanggil si kera untuk bermain, si kera pun beranjak dari termenungnya dan menuju danau.

Ilustrasi

Di dalam air, si gajah mengajak si kera untuk menyelam. Si kera pun menyanggupinya, gajah menyelam sambil membiarkan ujung belalainya tetap di atas permukaan air, supaya tetap bisa bertahan lama di dalam air. Si kera pun melakukannya seperti gajah. Namun, karena 'belalai' kera itu hanyalah ekor, maka tidak akan jadi alat bantu pernafasan, si kera pun kehabisan nafas dan akhirnya melompat ke darat sambil frustasi. Si kera pun termenung, bersedih. Si gajah melihat si kera pun tersenyum.

Gajah mendekati kera dan berkata, "Jangan bersedih, ayo kita bermain lagi." Si gajah tetap mengajak si kera bermain. Si gajah menunjuk pada sebuah batang pohon tinggi menjulang, di atasnya ada buah-buahan. Si gajah tidak mampu menjangkau buah-buah itu. Si kera masih nampak murung, si gajah lalu menunjukan telapak kakinya yang datar tidak bisa memanjat pohon ini, dan menunjukan belalainya tidak mampu menjangkau buah di atas sana. Si kera pun sadar, dia melihat tangannya yang kuat, dan dengan sigap lompat ke arah pohon itu dan memanjatnya dengan cepat ke arah buah-buah itu. Lalu mengambilnya beberapa untuk dia makan lalu mengambil beberapa sisanya untuk dilemparkan ke si gajah yang ada di bawah.

Ilustrasi

Kera pun sadar, bahwa ini adalah keahlian dan kemampuan yang dia miliki. Dia dan gajah berbeda, apa yang aku punya tidak bisa disamakan dengan apa yang gajah miliki, begitu pun sebaliknya. Menjadi diri sendiri dan memanfaatkan kelebihan yang kita miliki adalah cara terbaik. Kera pun sadar dan kembali riang. Gajah pun senang melihat sahabatnya telah kembali riang. Mereka pun melanjutkan permainannya.

Kisah sederhana, yang saya peroleh dari sebuah tayangan kartun ditelevisi pagi ini memberikan pesan moral yang baik. Apa yang dikisahkan, memberikan pesan moral yang mendidik meski hanya cerita sederhana. Bahwa kita punya talenta masing-masing, dan pergunakanlah talenta itu, dan jangan pernah minder dengan apa yang kita punya. Semua yang Tuhan berikan adalah anugerah bagi kita, dan diyakinkan dengan apa yang kita punya itu, mampu untuk menyokong hidupmu sama seperti yang lain, meski diberikan talenta yang berbeda-beda. Jadi, jangan khawatir akan hidupmu, kenalilah dirimu lebih baik, mungkin itu pesannya.

Sebuah pesan yang baik, bagi saya sendiri dan bagi kita semua. Sebuah kisah yang baik didongengkan pada anak, sebelum tidur. Mungkin suatu saat kisah ini akan jadi kisah dongeng yang bisa saya bagikan. Maklum sudah jarang orang tua yang bercerita tentang kisah-kisah yang mengandung pesan moral baik kepada anak-anaknya. Mungkin, salah satu kisah ini bisa jadi awal yang baik.cpr.

Posting Komentar

6 Komentar

  1. ceritanya mengandung hikmah, sykuri yg ada di diri kita karna semua ciptaan ALLAH itu ga ada yg sia2.. semua sudah ada jatah masing2, tp kdg mmg rasa iri bs hadir di setiap individu, tp kembali lg trgantung pd pribadi msg2.. malah ada juga yg iri sperti monyet dan ga sadar2. semoga dijauhkan dr sikap sperti itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pun iri, mudah2an iri yang positif, sehingga memacu diri agar lebih baik, tp bukan untuk saling menghalahkan tapi untuk saling support 👏

      Hapus
  2. Kisah yang menyampaikan pesan moral yg sangat bermanfaat, mensyukuri apa yg dimiliki
    dibalik kekurangan tersimpan kelebihan yg tdk dimiliki oleh org lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, cocok buat bahan dongeng anak sblm tdr.
      Kebiasaan yg sdh jrg dilakukan ;)

      Hapus
  3. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan sendiri
    jadi syukuri apa yang ada sekarang
    mungkin kita hanya perlu mengembangakan apa yang telah tuhan berikan kepada kita

    "Setiap orang dilahirkan cerdas, tapi jika kamu memandang ikan dari caranya memanjat pohon, maka ikan itu merasa bodoh semur hidupnya"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget ;p, bodoh yang tidak seharusnya hahaha

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6