Mengenal Apa Itu Wabah Hitam

Rasa penasaran muncul ketika mendengar acara dokumenter tentang hal-hal yang menyebabkan kematian manusia terbesar sepanjang masa karena penyakit yang mewabah, yang ketika itu belum ditemukan pencegahan dan pengobatannya. Penyakit yang mewabah yang sedang dibahas adalah wabah hitam atau bubonic. Apa itu? Saya kira semacam kolera atau kusta, namun ternyata bukan. Wabah hitam adalah sebutan untuk penyakit pes, yang kita kenal penyakit yang dibawa oleh hewan pengerat, seperti tikus.

Wabah hitam di abad ke-14 (1347-1353) telah melawan korban sepertiga penduduk Eropa. Hmm,angka sepertiga ini mungkin tidak lebih banyak jika dibandingkan dengan jaman sekarang, ketika pertumbuhan penduduk sudah relatif lebih tinggi. Wabah ini  ternyata tidak hanya menyerang Eropa,namun juga wilayah Asia dan Timur Tengah, India, Cina kala itu.

Wabah hitam ini menjadi penyakit yang menakutkan kala  itu, ketika belum banyak ilmuwan dan ahli pengobatan yang memahami penyakit ini. Penyakit ini menyebar begitu cepat seperti wabah. Dinamakan wabah hitam karena, penderita penyakit ini mengalami pembengkakan atau benjolan di bagian anggota tubuh yang warnanya kian lama menghitam. Wabah hitam kala itu dikenal dengan Black Death atau “maut hitam”.

Sebelum diketahuinya jenis penyakit ini. Masyarakat meyakini kepercayaan mistis bahwasanya wabah hitam ini diciptakan tanggal 20 Maret 1345, yang berasal dari “konjungsi  rangkap tiga dari Saturnus, Jupiter dan Mars di tingkat ke-40 dari Aquarius.” Hmm, logika yang aneh, tapi wajar saja ini kepercayaan mistis karena ketidaktahuan.

Lambat laun, penyakit ini mulai diketahui, yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, yang diserbarkan oleh lalat dengan bantuan hewan seperti tikus rumah (Rattus rattus). Tikus merupakan hewan pengerat yang ada di mana saja, dan dikenal memang hidup di tempat yang kotor, begitupun dengan lalat, jadi wajar saja tikus tidak jauh dari bibit penyakit.

Alasan kenapa bisa mewabah sedemikian rupa, disamping karena ketika itu belum banyak yang mengetahui jenis penyakit ini, adalah karena ketika itu Eropa mengalami perdagangan luar negeri yang sangat pesat, jual beli rempah dan hasil bumi lain dari wilayah Asia, Timur Tengah relatif tinggi. Pengiriman barang dan jasa dari wilayah satu dan yang lain cukup tinggi. Ketika proses perdagangan ini, proses jual beli dan pengiriman barang, ikut terbawalah tikus-tikus yang terinfeksi bibit bakteri Yersinia pestis, yang akhirnya menyebar ke wilayah lain, ditambah lagi pada jaman itu kebersihan lingkungan belum jadi perhatian utama.

Seperti yang saya baca dari Wikipedia, ada beberapa teori yang mengenai asal wabah ini. Menurut teori yang paling tua wabah ini berasal dari dataran stepa di Asia Tengah. Dari daerah ini menyebar menuju Eropa melalui Jalur Sutra dibawa oleh tentara dan pedagang Mongol. Wabah ini menyebar di Asia dan merebak di Provinsi Hubei, Cina pada tahun 1334. Di Eropa sendiri wabah hitam dilaporkan berada di Kota Caffa yang berada di Krimea pada tahun 1347.


Penjelesan Ilmiah Wabah Hitam
Wabah hitam atau Black Death ini sebenarnya adalah penyakit Pes, yang saya kenal ketika di bangku sekolah dasar. Penyakit ini bisa menjangkiti kita jika kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, penyebarnya adalah dari tikus. Itulah kenapa ketika ada tikus, kita berusaha mengusirnya karena sebab inilah, karena tikus sudah dicap sebagai penyebar Pes.

Pes atau sampar (plague) atau bubonic adalah penyakit yang sebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis, seperti yang sudah disebut di atas. Bakteri ini mematikan jika tidak cepat ditangani.

Pes atau sampar atau bubonic ini ada tiga jenis, berdasarkan bagian tubuh yang diserang penyakit ini, antara lain:

Bubonic Plague
Gejalanya adalah pembengkakan kelenjar getah bening (bubo). Pes atau sampar jenis ini disebabkan oleh gigitan hewan pengerat atau kutu yang sudah terjangkit. Pes jenis ini menyerang kelenjar getah bening, yang pada akhirnya menyebabkan pembengkakan dan benjolan-benjolan pada bagian tubuh. Kemudian disertai pusing, nyeri otot, demam, bergetar dan lemas. Pembengkakan yang muncul di sekitar leher, ketiak, pangkal paha, dan disekitar area gigitan atau cakaran hewan yang terjangkit. Ukuran bengkak ini dapat seukuran telur ayam, nyeri dan hangat ketika disentuh. Pendektesian dari pes jenis ini adalah dari pengambilan sampel cairan dari pembengkakan kelenjar tersebut.

Pneumonic Plague
Infeksi bakteri ini menyebar ke paru-paru. Pes jenis ini menyebar melalui udara, akibat dari udara terinfeksi dari penderita yang disebarkan melalui batuk atau bersin. Jenis ini ditularkan dari manusia ke manusia pada umurnya. Pendektesian dari pes jenis ini adalah dari pengambilan sampel cairan dari saluran udara si penderita melalui metode  endoskopi.

Septicemic Plague
Infeksi bakteri ini menyebar di darah si penderita. Pes jenis ini menyebar melalui luka gigitan dari hewan terinfeksi, yang akhirnya bakteri ini menyebar melalui darah. Gejala  yang timbul adalah demam, lemas, gemetar, mual, muntah, sakit di area perut, diare, syok bahkan bisa terjadi pendaharan dari mulut, hidung, anus, atau dibalik kulit. Akibatnya warna kulit jadi menghitam akibat kematian jaringan. Pendektesiannya tentunya dengan mengambil sampel darah si penderita.


Secara umum,penyakit ini dengan mudah menyebar di lingkungan yang tingkat sanitasinya buruk dan lingkungan yang padat penduduk, ditambah populasi tikusnya relatif tinggi.

Secara umum proses penularan bakteri Yersinia pestis ke manusia terjadi melalui perantara kutu yang sebelumnya mengigit hewan pengerat yang terinfeksi (bisa tikus, anjing, kelinci, tupai/ bajing). Tidak hanya itu, penyebarannya juga bisa melalui kotoran ke mulut, melalui udara yang disebabkan batuk atau bersin, kontak langsung dari penderita wabah, dari luka akibat cakaran hewan seperti kucing yang terinfeksi, bahkan hewan peliharaan yang sudah mengkonsumsi makanan yang sudah terjangkit bakteri ini dapat tertular dan menjadi perantara penyebar penyakit ini.


Pengobatan dan Pencegahan
Pes atau sampar atau wabah hitam atau bubonic ini dapat ditangani dengan antibiotik, misalnya gentacimin dan ciprofloxacin. Pes harus ditangani dengan cepat karena efeknya bisa fatal ke komplikasi penyakit yang lain atau bahkan pes ini dapat berkembang menjadi pes yang lebih buruk. Komplikasi pes itu sendiri bisa menyerang kematian jaringan, meningitis (peradangan selaput otak).

Di Eropa sendiri, penanganan wabah hitam baru berhasil di awal abad ke-19.


Pencegahan penyakit ini yang terutama adalah menjaga sanitasi lingkungan (jaga kebersihan rumah, lingkungan barang-barang perabotan di rumah), menjaga pertumbuhan populasi hewan pengerat. Selalu gunakan sarung tangan untuk berinteraksi dengan hewan pengerat.


Ketidaktahuan Justru Jadi Sumber Mortalitas Lain
Seperti yang dipaparkan di awal, ketika awal munculnya wabah ini, tidak banyak orang mengetahui. Sehingga pandangan mistis yang tidak logis lebih dikedepankan dibandingkan ilmiah. Mengingat psikologis masyarakat kala itu yang syok melihat begitu banyak dan begitu cepatnya wabah penyakit yang tidak mereka ketahui ini menyebar. Diperkirakan wabah ini menelan korban 200 juta jiwa pada abad ke-14. Pihak yang diperkirakan mengalami kematian paling banyak adalah rahib dan biarawan, karena mereka yang biasanya merawat korban wabah hitam ini.
Ilustrasi
[Sumber: google.com]

Akibat ketidaktahuan akan penyebaran wabah ini, muncul fanatisme dan semangat religi saat itu. Beberapa kelompok masyarakat Eropa menyerang kelompok lainnya (seperti orang Yahudi, biarawan, orang asing, pengemis, peziarah,  yang dianggap sebagai sumber penyakit. Penyerangan ini menyebabkan pemusnahan kelompok-kelompok tersebut seperti yang terjadi di Mainz, German dan Cologne, German di tahun 1349.

Di samping itu, akibat ketidaktahuan wabah ini, kehidupan sosialisasi masyarakat kala itu jadi terganggu. Muncul ketakutan terjangkit diantara masyarakat, sehingga interaksi antara orang satu dengan yang lain sangat berkurang, apalagi terhadap orang asing yang bukan keluarga sendiri. Orang yang terjangkit wabah ini pada akhirnya dibiarkan begitu saja, hingga akhirnya meninggal. Alasan enggan menolong karena takut tertular. Hal ini menyebabkan sifat individual berkembang kala itu. Hanya mereka yang memahami akan amal pemahaman agama yang membantu menyingkirkan mayat yang membusuk keluar dari rumah untuk dikebumikan. Di Inggris (1665-1666), ditemukan galian besar yang digunakan untuk pemakaman massal korban dari wabah ini.


Pertumbuhan populasi manusia semakin tinggi, sedangkan media manusia hidup semakin sempit, sehingga terjadilah kepadatan populasi manusia. Hal ini bisa memunculkan wabah-wabah yang tidak kita sadari apabila kita tidak menjaga sanitasi yang baik, kepadatan populasi ini pun mempermudah penyakit yang sifatnya menular menyebar menjadi wabah, Akan mematikan jika pakar kesehatan dan ilmuwan tidak mampu menemukan penyebab dan pengobatannya. Ditambah lagi mobilitas manusia yang cukup tinggi menjadi kerawanan  tersendiri penyebaran suatu penyakit, dari wilayah satu ke wilayah lainnya.

Inilah yang harus kita waspadai, belajar dari tragedi kesehatan masa lalu yang mengerikan. Bayangkan saja, sepertiga penduduk Eropa kala itu tidak begitu banyak, bandingkan apabila terjadi di jaman sekarang, korbannya akan lebih banyak. Mengejutkan membanyangkan korban jiwa atas wabah hitam tersebut 200 juta jiwa, itu adalah jumlah penduduk Indonesia, sangat banyak bukan.

Selalu jaga sanitasi lingkungan kita, kebersihan dapat kita mulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekitar tetangga dan masyarakat yang lebih luas. Semoga demikian. cpr

Sumber Informasi:

Posting Komentar

0 Komentar