Kisah Seorang Nahkoda (5)

Kisah sang nahkoda masih terus berlanjut. Beberapa waktu berlalu setelah memperoleh pukulan berat, kini nahkoda pun mulai berbenah. Instropkesi diri adalah usaha awal, untuk melihat dan menyadari apa yang membuat situasi ini terjadi. Masukan saran, informasi yang berarti untuknya dipikirkan dengan baik, sehingga kesadaran muncul, bahwa dirinya punya andil yang sangat atas kepergian pendampingnya. Kini memang tidak  banyak yang bisa dia buat untuk mengembalikan keadaan, hanya ada satu jalan untuk itu, yaitu bukti.

Harapan untuk kembalinya sang pendamping hanya mungkin dengan sebuah bukti. Tidak sekedar bukti cinta tulus, tetapi bukti soal masa depan. Memang kembali terbentur pada masalah materi dan kemapanan, itu jalan yang harus ditempuh. Karena kapal layar untuk berlayar membutuhkan segala kebutuhan dan keperluan dan itu harus dicukupi, agar dalam pelayaran nanti tidak mengganggu.

Itulah yang sedang diusahakan sang nahkoda. Keadaan terpisah ini, diusahakan sang nahkoda tidak jadi halangan, dan berusaha untuk jadi cambuk untuk maju. Hubungan yang kandas akan coba dijalin kembali. Meski kini sang nahkoda hanya berlayar mengejar dengan sebuah sampan kecil, tetapi sampan itu masih berisi cinta yang dimiliki untuk kembali mengantar pulang pendampingnya ke kapal layar yang mereka miliki, kapal layar yang selama beberapa tahun lalu sudah dirajut bersama. Sang nahkoda mengejar dari belakang, dengan segala daya dan upaya yang bisa dia lakukan.

Teman-teman, sahabat, keluarganya mendukung usahanya itu. Inilah yang akan jadi misi selanjutnya sang nahkoda. Dengan niat dan usaha, didampingi doa, sang nahkoda masih yakin semua itu bisa dia capai. Harapan si pendamping masih mau menunggu untuk yang terakhir kali, mungkin ini harapan yang dia (pedampingnya) berikan terakhir untuk sang nahkoda. Memang tidak ada kata terlambat jika mau melakukannya, dan si pendamping akan memberikannya meski tidak secara jelas diungkapkan. Meski akan memulainya dari nol, tetapi sang nahkoda menanamkan keyakinan suatu waktu si pendamping akan kembali padanya, dan mau membuka pintu hatinya yang sudah dikuncinya, dan sang nahkoda yakin kunci itu masih disimpan, sehingga jika sang nahkoda mampu membuktikan, kunci itu akan digunakan untuk membuka pintu hati pendampingnya itu.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Ηi! Do you use Twitter? I'ԁ like to follow you
    if that wοuld be ok. I'm dеfinitеlу enjoying уour
    blog and lοok foгward to new pоsts.

    Fеel free to suгf to my wеblοg bureau engraving

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6