[Diary] Corat-coret 24 September 2013

24 September 2013

Pagi ini aku bangun lebih pagi, aku sudah menyetel wekerku jam 4 pagi. Karena hari ini aku harus mempersiapkan sarapan sebelum aku mengikuti psikotes. Hari ini, jam 8 pagi, aku dijadwalkan untuk psikotes, untuk info lowongan yang diusahakan oleh mbYoula, ya melalui dia juga sih. Dia dibalik layar banyak membantu ku soal ini, namun komunikasi yang serba terbatas membuat hal ini tidak terlihat jelas, aku hanya bisa mengetahui dari mbYoula saja. Namun dia sangat membantuku dalam hal ini.

Pagi ini aku merasa cukup siap untuk menghadapi psikotes ini, karena aku harus mendapatkan pekerjaan dalam waktu dekat. Sudah tidak ada waktu lagi, mau apapun pekerjaannya akan aku jalani. Aku harus punya uang untuk masa depanku, kalau begini terus bagaimana nasibku, bagaimana nasib orang yang aku sayang.

Pada awal tes, hingga proses tes aku menikmatinya, meski tidak yakin 100% aku bisa mengerjakannya semua, tetapi keinginan ku yang kuat membuat proses itu berjalan begitu saja. Sampai sekitar pukul setengah dua belas siang, dia SMS/ BBM aku, menanyakan keberadaanku, “Kamu dimana?” | “Sudah selesai?” Aku tidak langsung membalasnya, karena aku masih di dalam ruangan tes. Aku sebenarnya sudah selesai lebih awal, tapi aku sengaja mengulur waktuku, karena kalau aku keluar saat jam istirahat siang, aku takut bertemu dengannya, karena hatiku ini tidak bisa bohong kalau aku sangat kangen padanya. Tapi dengan kondisiku sekarang arti kekangenanku ini hanyalah sampah. Akhirnya setelah lewat jam istirahat baru saya selesai dan keluar kantor, baru setelah itu saya membalas BBM dan SMS nya. Balasan ku hanya “Sudah.” Memang terlihat datar, tapi hanya itu yang bisa aku buat sekarang, meski dalam hati aku ingin bercerita banyak tentang apa yang aku alami. Tetapi aku takut, aku tak bisa mengendalikan perasaanku.

Namun ketika saya keluar dan membalas pesannya itu, tiba-tiba dihati ini ada perasaan gundah, aku tidak tahu bagaimana aku menjelaskan perasaan yang aku rasakan tadi siang. Intinya aku merasa ketakutan, aku takut gagal, kalau aku gagal, aku akan mengecewakan dia untuk kesekian kalinya. Aku tidak mau dia semakin jauh dariku dengan kondisi yang sudah seperti ini. Ketakutan itu membuat perasaanku tidak tenang, bahkan ketika berkendara pulang menuju Depok aku tidak konsentrasi sama sekali, ditambah perut yang sudah lapar yang keburu kemasukan angin. Sepanjang jalan aku hanya berdoa untuk menguatkan aku atas ketakutan yang aku rasakan. Hingga akhirnya aku sampai kosan, aku langsung berdoa, hanya itu yang aku bisa mohonkan kepada Tuhan untuk mengurangi ketakutanku dan memohon mukjijat dari pada-Nya.

Apa yang kurasakan semakin berkurang sampai aku membuat catatan ini, namun aku masih punya ketakutan akan itu, dan aku berharap ada mukjijat, karena aku tidak mau mengecewakannya untuk kesekian kalinya, dan aku pun membutuhkan uang untuk tabunganku ke depannya.

Sampai sore ini tidak ada informasi tentang dia. Aku sangat berharap ada kabar apa dari dia. Tapi sudahlah, hanya harapan kosongku. Aku hanya bisa mencari informasi dari twiternya, fb-nya, WA aku tanyakan dari my sister, BBM pun tidak ada progres sama sekali. Ada yang membuatku sedih, my sister bilang, status di WA nya berbunyi, “Purwokerto, I’m coming” menyedihkan membaca status itu, tapi mau bagaimana lagi, tidak bisa aku perbuat apa-apa. Aku hanya harus punya uang sekarang. TITIK! Satu hal yang aku bayangkan, pasti malam ini dia sedang kontak dengan pacar barunya, sungguh menyedihkan. Tapi untuk menghilangkan hal itu, aku melakukan fokusku, yaitu mencari kerjaan lagi dan lagi. Ini yang bisa aku lakukan, aku tidak mau melakukan kesalahan lagi dan lagi.  Aku tidak mau kehilangan dia untuk selamanya, karena kalau itu terjadi aku akan menyesal seumur hidupku.

Posting Komentar

0 Komentar