[Diary] Corat-coret 22 September 2013

22 September 2013

Hari ini hari Minggu, hari ceria untuk kebanyakan orang, tetapi tidak buat aku yang masih merasa kehilangan. Semalam tidurku tidak begitu nyenyak, beberapa waktu terbangun untuk sesuatu yang tidak kuketahui sebabnya. Sepertinya sih masih “tentang dia, selalu tentang dia.”

Memang sulit untuk menjaga jarak dengan keadaanku sekarang. Aku ingin mencoba melupakan dia, tapi dalam hati yang paling dalam rasanya sulit sekali untuk melupakannya, karena setiap detik pikiran secara tak sadar berusaha mengenang semua tentang dia. Secara tidak sadar memandang PP BBMnya, melihat foto-foto tentang dia, ingat tentang kenangan-kenangan yang dulu dan banyak hal tentang dia yang tiba-tiba terlintas dibenakku. Ingin membencinya atas semua yang telah terjadi, tetapi aku menyadari bahwa aku punya andil atas keadaan ini semua. Kekecewaan tetap saja masih terasa, tetapi aku mencoba melawan. Meski beberapa hari lalu aku meluapkan semua kekesalanku, walau itu semua tidak cukup mengobati apa yang aku rasakan ini.

Pagi ini saya mendapat informasi lagi dari my sister (Diana), dia memberitahuku bahwa nanti tanggal 11-13/10 bahwa MDK akan pergi ke Purwokerto lagi, tapi kali ini dia pergi bersama adiknya. Mungkin adiknya ini ingin bertemu dengan kucrut. Katanya my sister, kepergian ini disuruh oleh ibunya. Entahlah, situasi ini membuat perasaanku kembali terpukul, karena sampai segitunya seorang ibu menyuruh anaknya pergi jauh hanya untuk bertemu seseorang laki-laki. Tidak seharusnya seperti itu juga, karena harusnya laki-laki yang berkorban untuk itu bukan sebaliknya. Ini yang aku sebut cinta berbalut SARA, ketika suku dikedepankan untuk membalut cinta. Satu hal yang bisa aku lakukan adalah berdoa untuk keselamatannya dalam perjalanan dan segala aktivitasnya. Harapanku sih rencana itu batal karena suatu hal, tapi semua itu rencana Tuhan yang punya, aku tidak bisa memaksa.

Ada beberapa hal lagi yang aku rasakan hari ini, yakni MDK menceritakan banyak hal dengan my sister di WA. Informasi ini yang membuatku terpukul ketika mendengarnya. Meskipun aku sudah menyiapkan hati dan pikiran untuk menerima sakitnya, tapi tetap saja sulit. Akhirnya aku siasati, sebelum my sister menceritakan apa yang terjadi, aku melakukan segala aktivitasku pagi ini, cuci piring, bersih-bersih kamar, beli makan, merendam cucian, berdoa. Karena ketika aku sudah down dulu mendengar semua cerita mereka berdua, aku akan berat melakukan aktivitasku tadi.

Akhirnya my sister menceritakan semua yang terjadi. Dia (MDK) ternyata misa pagi ini, entah dia misa bersama siapa. Sepulang misa, katanya dia sedih, melihat banyak anak-anak, dia melihat keluarga-keluarga muda, apakah dia bisa mengalami itu semua. Dia melihat ada mzDomi yang sedang membawa anaknya untuk berkat anak, dia mengatakan bahwa kalau nanti aku berkeluarga aku akan seperti mzDomi itu. My sister sempat menanyakan, kenapa tidak misa bersama aku padanya. Dia menjawab katanya aku tidak menghubungi dia lagi. Ya memang benar sejak kemarin dia mengeluarkan ultimatum kalau aku tetap mengejarnya aku akan dijauhi, sehingga aku jaga jarak. Dia sempat mengatakan, bahwa dia tahu kalau aku sedang berjuang keras. Dia mengatakan, bahwa kebaikan aku selama ini tidak cukup, karena banyak hal yang harus diperhitungan di dalam sukunya.

Dia sempat mengatakan, jangan tanya dirinya sekarang. Tanya hal yang sama nanti satu tahun lagi. Saat itu mungkin dia akan menjawab kepada siapa dia lebih nyaman. Dari bahasan ini, menunjukan bahwa dia akan menjalani hubungan dengan kucrut setahun ke depan. Ini jadi pukulan lagi buatku. Ada hal yang penting untuk dicatat, bahwa selama lima tahun dia menjalani hubungan denganku, memang aku dianggap baik, tidak pernah macem-macem, tidak pernah bohongin dia, tidak pernah jahat sama dia. Namun ternyata hal-hal ini yang buat dia tidak mempunyai tantangan dalam menjalani hubungan. Dan dengan orang yang dia jalani sekarang, dia dapatkan hal yang berkebalikan. Aku sungguh tak memahami pola pikir seperti ini. Ya entahlah, aku bingung, dan memang sampai sekarang aku belum mengenal betul bagaimana cara dia berpikir. Aku sempat bertanya dalam hati, ternyata aku selama ini salah! Apa yang aku buat, adalah agar aku tidak mengulangi kesalahan yang sudah-sudah. Aku benar-benar tidak mengerti!!! Ada hal yang sempat terucap, tapi lebih baik dia mengalami sekarang daripada besok saat nikah. Dia menyadari bahwa ini karmanya terhadap diriku.

My sister juga sempat menceritakan apa yang aku alami, ketika aku benar-benar terpukul. Dia berkata kepada my sister, intinya dia harus bagaimana untuk membalas air mata kalian meratapi apa yang aku alami. Terakhir dia berkata dan berpesan pada my sister, bahwa hanya kalian yang bisa jaga ku sekarang, semoga Tuhan menjaga ku selalu.

Inilah akhir dari percakapan my sister dengan dia. Entahlah, aku benar-benar menangis batin untuk kesekian kalinya. Hanya dengan ini aku simpan yang aku rasakan, aku simpan semuanya dalam catatan ini. Aku juga menyimpan semua munchscreen hasil percakapan yang my sister ceritakan by BBM padaku hari ini. Ini akan jadi dokumentasi untukku, semua akan aku simpan, agar suatu saat bisa dibuka, entah saat aku ada atau sudah …

Sampai saat ini, aku masih belum memahami bagaimana cara dia berpikir. Yang aku pahami, apa yang membuat dia seperti itu adalah latar belakang keluarganya, sosialisasi primer dalam keluarganya lah yang membuatnya punya pemikiran yang buat orang normal dikatakan aneh. Tapi itulah dia, dia yang unik, dia yang aku pilih, dia yang aku pilih untuk kebahagiaanku tapi kini meyakitkan aku, pada dia hatiku kutambatkan hingga kini telah sembilan tahun, dan akan terus berlanjut sampai aku … Aku tak akan letih memahami bagaimana dia berpikir, meski harus menelan sakit, kekecewaan yang begitu sakit aku rasakan tiap hari-hari ku ke depan. Aku selalu memohon perlindungan pada Bunda Maria, Yesus dan Bapa, aku percaya Bapa punya rencana untukku. Aku ingin bahagia, aku ingin memperbaiki apa yang salah, yang sebelumnya terjadi. Aku mohon bantu aku ya Tuhan, kabulkanlah doaku ya Tuhan. Lindungilah dia selalu, berikan petunjuk-Mu mengenai bagaimana dia berpikir. Aku memohon pada-Mu. Amin.

Posting Komentar

0 Komentar