Belajar Mengemudi

Barang siapa punya niat dan dilakukan dengan kemauan yang keras pasti akan bisa diwujudkan. Hal yang telah bisa saya wujudkan itu ya seperti renang. Dari dulu saya tidak pernah mau untuk belajar, tapi ketika saya punya niat yang kuat hanya dalam waktu dua minggu saja saya kini sudah bisa berenang. Dan kali ini saya ingin mencoba hal yang baru lagi, yaitu belajar mobil. Keinginan yang kuat untuk belajar jadi modal saya untuk bisa melakukannya. Bahkan sampai saya mengalami “de javu” ketika proses latihan.
APV, untuk latihan dua hari awal
Untuk memenuhi keinginan kedua saya di atas, saya harus melakukan perjalanan ke Bali untuk belajar mobil. Karena kebetulan apa yang diperlukan untuk mendukung misi saya itu tersedia di Bali, dari tenaga pengajar sampai ke mobil yang untuk digunakan belajar pun di Bali lebih murah meriah. Kalau saya harus belajar di  tempat kursus mengemudi jelas memerlukan biaya lebih, dan saya belum tentu puas mengendara mobil. Kalau itu yang terjadi bagaimana saya mau bisa, toh untuk bisa melakukan hal ini yang dibutuhkan adalah latihan yang maksimal. Sewa mobil di Bali itu relatif murah daripada di Jawa. Mobil yang saya sewa sekitar Rp 200.000,00 untuk mobil APV. Kalau mau yang harganya lebih murah lagi ada Avanza Rp 185.000,00, ada juga yang lebih murah lagi Kijang itu hanya Rp 120.000,00 sampai Rp 150.000,00. Murah bukan? Bayangkan jika harus belajar di tempat kursus per paket bisa sampai tiga iket.

Proses yang saya lakukan untuk belajar mengemudi hanya membutuhkan waktu sewa dua hari. Latihan maksimal di malam hari, lanjutkan di siang hari. Jalanan Bali coba saya lalui, meski bukan situasi jalanan normal di siang hari. Tetapi secara umum sudah ada kemajuan yang pesat, hanya tinggal melancarkan saja. Pembelajaran dimulai dari pemberian teori lisan dan tutorial tips-tips tentang berkendara yang baik. Bermodal informasi itu saya gunakan untuk berlatih praktek langsung. Berputar-putar di lapangan, latihan perpindahan perseneleng, kopling, gas dan rem yang halus, kemudian lanjut ke konsistensi dalam menyetir sesuai dengan jalurnya, lanjut latihan berbelok, belok u-turn, berhenti mendadak di pinggir jalan, berpindah jalur, parkir, latihan berhenti di tanjakan dengan bermain kopling dan gas, serta banyak tips-tips berkendara mobil yang baik dan benar berdasarkan pengalaman yang baik.
Avanza, belajar dua hari berikutnya | Foto kiri my mom and me, di daerah Tabanan, Bali
Kebetulan yang mengajari saya ini orangnya tenang, sabar dan percaya terhadap murid yang diajarnya, sehingga pola-pola pengajaran seperti ini membantu kita yang sedang diajari jadi tenang dalam proses belajar. Kemudian yang mengajari saya ini juga punya jam terbang mengemudi yang cukup tinggi, paling tidak cara mengemudinya bisa dikatakan baik karena sudah terbukti dari testimoni yang sudah disupirinya. Dia bukan supir atau pengemudi kendaraan ekspedisi atau lainnya, dialah paman saya. Saya sebutkan inisial saja, HS. Beliau saya akui punya kompetensi yang baik untuk mengajari orang berkendara, dalam hal ini berkendara mobil.

Tidak banyak dokumentasi yang bisa saya peroleh dari proses saya berlatih berkendara mobil ini. Karena memang saya benar-benar fokus untuk belajar, dan saya bisa membuktikannya dalam waktu dua hari saya sudah bisa (80%), tinggal sisanya saya berlatih di medan yang sesungguhnya. Namun catatan penting, belajar mobil dan motor itu jauh berbeda, meski dua kendaraan ini berada di jalan yang sama dengan aturan lalu lintas yang sama. Meski begitu banyak hal-hal mendasar (mental, moril, kesabaran), tips, trik yang berbeda.

Beruntungnya dalam proses pembelajaran saya untuk mengendarai mobil ini saya diberi kesempatan mencoba beberapa mobil berbeda, tidak perlu menyewa. Selama beberapa hari di Bali, saya sempat mencoba dua mobil lainnya, yaitu Avanza dan kemudian Luxio pick up, kedua mobil ini hanya dipinjamkan cuma-cuma. Situasi ini tentunya taksaya lewatkan untuk mencicipi kedua mobil ini. Untuk Avanza diberikan kesempatan dua hari untuk meminjamnya, kemudian di hari terakhir sebelum kepulangan saya ke Cirebon, saya juga sempat mencicipi Luxio pick up. Beberapa mobil berbeda itu saya jadi bisa  merasakan perbedaan tertentu, sehingga ketika saya mencoba mobil lainnya saya tidak kaget.
Mobil terakhir yang dicoba sebelum pulang ke Cirebon

Sebelum saya memutuskan untuk belajar mobil, saya selalu mengkondisikan diri ketika saya berkendara motor adalah mengendarai mobil. Sehingga dipikiran saya, saya sudah familier dengan gas, kopling dan rem. Saya berusaha mengapalkan posisi ketiganya, agar disaat panik tidak salah mengoperasikannya. Cara ini membantu saya cepat beradaptasi dengan mobil yang sebenarnya, dan hasilnya proses pembelajaran jadi lebih cepat, dan tinggal melancarkan dan membiasakan diri. Proses awal, saya duduk di kabin setir, saya nyamankan posisi duduk dengan menyetel kursi, kemudian mencoba pijakan masing-masing item seperti gas, rem dan kopling, kemudian saya pelajari juga posisi lampu DIM, lampu sein, memandang ke belakang dengan spion kiri-kanan-tengah, dilanjutkan dengan menyalakan mesin dan langsung praktek.

Patut saya catat lagi, mengendarai mobil itu sangat berbeda dengan berkendara dengan sepeda motor. Dari sisi pemahaman berlalu lintasnya pun sepertinya berbeda, yang terpenting dalam berkendara mobil adalah sabar. Ngebut itu mudah, hanya tinggal gas saja, tetapi berkendara yang berperasaan dan santun di jalan itu sangat sulit. Jadi berkendara mobil bukan sekedar gaya dan ingin cepat sampai. Tetapi banyak hal yang perlu diperhatikan yaitu kenyamanan penumpang di dalam mobil dan pengendara lain yang ada di sekeliling mobil kita ketka di jalan raya. Dasar berkendara di dalam mobil mungkin bisa kita pelajari, tetapi trik berkendara yang baik dan benar di jalan raya itu sangat penting dan bisa kita peroleh dengan sering berkendara.

Ini modal yang cukup buat saya untuk membuat SIM mobil, karena sudah bisa setir kalau belum punya surat ijin mengemudi belum sempurna. Dalam waktu dekat saya akan mengurusnya, agar saya bisa dinyatakan layak untuk mengendarai mobil di jalan raya. Karena ketertiban mempunyai surat-surat dalam berkendara memberikan ketenangan tersendiri dalam mengemudi di jalan. Tertib berlalu lintas demi keselamatan di jalan.

Sekian catatan saya seputar pembelajaran saya berkendara mobil. Sangat senang buat saya untuk bisa melakukan hal-hal yang baru, perlahan tapi pasti dan sekarang saya sudah bisa. Mungkin kedepannya saya akan mencoba kendaraan lainnya yang ukurannya lebih besar, dan berkendara mobil standar ini merupakan modal awal. Tinggal mengurus surat ijin mengemudi mobil yang harus saya urus. (^_^)?

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Setelah saya belajar mengemudi dan kini sudah mempunyai SIM A, sepertinya banyak kasus kecelakaan yang melibatkan pengendara mobil, dari kecelakaan beruntun, atau kecelakaan lainnya yang disebabkan kelalaian pengemudinya. Kasus Dul yang kecelakaan di tol Jagorawi dengan Lancernya, kemudian baru-baru ini laka beruntun di Senayan karena kebut-kebutan, dan banyak berita tentang laka kendaraan yang menggunakan mobil.

    Pemberitaan ini jujur membuat saya sedikit takut untuk mengendarai mobil. Saya sadar saya sudah bisa, namun dengan pemberitaan ini membuat saya jadi mawas lagi dalam berkendara terutama mobil. Semoga saya jadi lebih berhati-hati ;)

    BalasHapus
  2. Terima kasih Om Hadi, sudah ngajarin nyetir sampai akhirnya sekarang sudah bisa bawa mobil sendiri, pergi kemana2. Thx ya om.

    BalasHapus
  3. Punya catatan ini jadi bisa nostalgia, beberapa tahun lalu ketika saya baru mulai belajar mengemudi. Sampai sekarang saya masih belajar, mengemudi yang baik dan benar.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6