Nostalgia With Sheila On 7 Song

Malam hari, duduk di depan netbook kesayangan, di sebuah ruang kerja sambil mendengar playlist lagu-lagu Sheila On 7, berasa seperti terbawa ke suasana di kamar kos 8-9 tahun lalu. Entah kenapa, tapi setiap mendengar lagu-lagu milik Sheila On 7 selalu kenangan masa lalu seperti terputar kembali. Padahal suasana yang terputar ulang hanya suasana ketika saya duduk di depan komputer malam hari, tidak ada yang istimewa memang. Tapi entah buat saya apa yang saya rasakan tersebut merupakan suatu kenangan yang berharga.

Sheila On 7 merupakan grup musik yang pertama kali saya kenal. Kalau dibandingkan dengan anak-anak lain seusia saya dahulu, mengenal grup-grup musik sudah jadi kesukaan, namun lain dengan saya. Anak-anak lain di usia sekolah dasar kelas 3-6 mungkin sudah mengenal grup-grup musik dengan banyak macam lagunya, sedangkan saya baru mengenal grup musik itu kelas 1 SMP. Grup pertama kali yang saya kenal itu Sheila On 7, ya dengan lagu-lagunya, sampai saya kuliah saya punya koleksi albumnya. Jadi ketika saya mendengar lagu-lagu dari Sheila On 7 selalu membawa saya pada kenangan-kenangan tertentu. Kenangan romantis yang sesuai dengan lagu-lagu cinta milik Sheila On 7 atau hanya sekedar khayalan kosong yang berharap ingin diwujudkan menjadi nyata. Masa SMA pun tak jauh berbeda, hingga masa kuliah, buat saya lagu-lagu Sheila On 7 selalu menjadi teman.

Kenangan yang lebih mengena ya kalau hubungannya dengan romantisme cinta. Lucu kalau mengenang masa-masa dulu. Cinta-cinta monyet, senang pada teman sekelas, namun tidak mampu mengungkapkan. Sedikit share, dulu sewaktu SMP, ya dari SD kelas 6, saya suka pada seorang cewe (ENK). Kebetulan dia primadona di kelas, jadi wajar banyak yang suka, jadi saya sudah minder dulu kalah saing. Sejak saya mengenal romantisme cinta atau suka-sukaa itulah awal saya mulai suka lagu-lagu bertema yang sama. Kebetulan lagu dari Sheila On 7 di album yang pertama jadi pengantar khayalan-khayalan cinta monyet ketika itu. Waktu berlalu hingga saya SMA, tetap saja saya tidak mampu mengutarakan apa yang saya rasakan, hingga akhirnya cinta monyet itu hilang begitu saja seiring waktu. Kebetulan setelah SMA, dia pindah ke kota lain dan melanjutkan kuliah di kota barunya tersebut.

Akhirnya saya juga melanjutkan sekolah di perantauan, kebetulan di perantauan itu saya menemukan tambatan hati yang baru. Sama seperti masa-masa di pendidikan dasar, di sini kembali lagu Sheila On 7 menemani hayalan-hayalan romantisme saya. Di masa kuliah ini saya mengenal seorang gadis (MDK), dia tidak satu jurusan dengan saya, untungnya kami satu fakultas. Kebetulan juga dia seiman dengan saya. Sehingga ketika ada acara-acara kegiatan kemahasiswaan yang berhubungan dengan agama yang sama, kami jadi sering bertemu. Namun waktu berjalan ternyata cinta saya ini bertepuk sebelah tangan. Tapi ya saya terus berusaha mendekati, ya sewajarnya, sambil terus berharap dia pindah kelain hati yaitu pada saya. Proses yang sangat panjang untuk mendekatinya, sampai 'makan hati' jadi makanan sehari-hari. Saya pernah sempat mengutarakan cinta padanya, namun tetap bertepuk sebelah tangan. Hingga akhirnya tiga tahun saya menunggu baru berbuah hasil, akhirnya saya bisa jadi pacarnya, dan menjalin hubungan itu hingga sekarang, setidaknya sampai saya menulis catatan ini.

Pada proses perjalanan romantisme cinta itu, ya lagu Sheila On 7 masih punya tempat tersendiri di hati saya. Meski ada juga lagu dari grup lain yang cocok untuk didengarkan karena mirip-mirip dengan romantisme yang saya alami. Tapi karena Sheila On 7 sudah akrab di telinga saya, jadi ketika saya mendengarkan lagunya langsung saja pikiran ini memutar kenangan-kenangan indah yang ada. Seperti lagu Sheila On 7 yang berjudul Mudah Saja. Lagu ini mengingatkan saya ketika saya ditolak ketika mengutarakan kata cinta padanya. Usaha untuk tetap mengejar pujaan hati saya itu tetap saya lakukan, semangat muncul ketika mendengar lagu berjudul Pejantan Tangguh. Bahkan lagu Pemuja Rahasia kemudian lagu berjudul Itu Aku, jadi lagu yang punya kenangan tersendiri buat saya ketika masa-masa saya menganggumi pujaan hati. Bahkan saya sempat ingin memberikan sebuah kaset Sheila On 7 album Pejantan Tangguh untuk dia, karena lagu-lagu di album tersebut mencerminkan perasaan hati saya padanya, namun saya saya urungkan karena suatu hal, akhirnya kaset itu saya putar sendiri setiap hari.

Saya beruntung penantian panjang menunggu cinta berbuah hasil, setelah waktu yang cukup panjang akhirnya bisa memperoleh cintanya. Ya entah mungkin saja diawali karena rasa kasihan, tapi saya berharap rasa kasihan dia tak akan saya sia-siakan. Saya berharap bisa menuntaskan semua perjalanan cinta awal ini untuk masuk ke gerbang cinta yang lebih lanjut. Saya selalu berdoa dan berharap masih ada cinta yang sama untuk saya, dan pastinya cinta saya padanya tetap sama, dulu sekarang dan nanti. Ha3x, gombal jika membaca tulisan ini, tapi memang begitu yang saya rasakan. Ya beginilah romantisme cinta serta nostalgia yang terbayang ketika mendengarkan lagu-lagu Sheila On 7.

Hampir semua lagu milik Sheila On 7 dari album pertama hingga yang terakhir muncul, kemudian single yang pernah dirilis pun saya suka. Semua lagu yang tercipta sepertinya mengena, ya hal-hal tertentu sih yang cocok dengan kenyataan, lagu lainnya mengena karena hayalan-hayalan romantisme yang saya buat. Tapi itulah yang saya rasakan sehingga musik dan lagu yang Sheila On 7 buat selalu akrab di telinga saya. Kalau saya ditanya soal sejarah grup ini memang saya tidak begitu paham, karena saya bukan penggemar yang maniak, tapi karyanya lah yang begitu akrab di telinga saya. Sekian catatan saya, inilah yang ingin coba saya ungkapkan pada sebuah catatan ini ketika saya mendengarkan lagu-lagu Sheila On 7 di pemutar MP3 "Lenov", netbook kesayangan saya. Bravo buat Sheila On 7, teruslah berkarya selama kalian masih ada!!! [(^_^)]

Posting Komentar

0 Komentar