Gigi Palsu

Gigi palsu, lucu sih kalau membicarakan hal ini. Sensitif sih sebenarnya, iya karena bagi sebagian orang mungkin dianggap 'aib'. Gigi merupakan pagar depan manusia. Karena ketika kita tersenyum atau tertawa, gigilah yang menampakan diri. Mesti posisinya tersembunyi di balik bibir, namun gigi tetap dianggap pagar yang kalau tidak sedap dipandang akan mempengaruhi keindahan. Bayangkan saja jika kita sedang berbicara dengan seorang muda yang giginya tanggal di bagian depan, pasti kita akan merasa aneh. Ada juga hal seperti itu dianggap wajar saja, malah jadi bahan untuk bercanda. Malah gigi tanggal bisa jadi bahan cari duit, seperti yang dimiliki oleh artis lawak Ohang. Kalau yang tanggal giginya itu orang yang sudah tua sih wajar, tapi malah orang yang sudah tua saja berusaha agar giginya tak tampak tanggal akhirnya ditutupi dengan menggunakan gigi palsu.

Saya sendiri menggunakannya untuk hal yang tersebut di atas. Gigi tanggal pasti ada sebabnya, bisa karena kecelakaan, atau memang keropos karena perawatan yang kurang baik. Kalau yang saya alami itu karena kombinasi dua hal di atas. Sewaktu kecil saya sangat senang makan permen, coklat dan sebangsa jajanan anak-anak yang sifatnya manis. Tidak masalah jika kita mengkonsumsi makanan itu, asalkan selalu menjaga kebersihan gigi, ya dengan rutin sikat gigi dan memeriksakannya ke dokter gigi. Sayangnya ketika kecil hal itu tidak saya lakukan, sehingga fatal akhirnya. Sewaktu terjadi kecelakaan yang menciderai gigi, akhirnya dengan mudahnya gigi tidak bisa menahan dan  rusak. Efeknya harus dicabut dan terpaksa gigi palsu jadi pilihan terakhir menutupi aib.

Catatan ini sebenarnya share saya saja, agar kita sedari kecil sudah memperhatikan kesehatan gigi. Terutama ya mengenalkan dokter gigi bukan sebagai momok yang menakutkan. Kesehatan gigi adalah kebutuhan sama seperti kesehatan yang lainnya yang patut dijaga.

Sekedar share saja, untuk membuat gigi palsu itu ternyata tidak murah, ya menurut saya. Ratusan ribu harus kita keluarkan untuk sekali membuat gigi palsu. Belum lagi setiap beberapa tahun harus dikontrol apakah kondisinya masih baik atau tidak. Karena rahang kita akan terus tumbuh, sedangkan gigi palsu adalah organ buatan yang sifatnya mati, sehingga ketika rahang tumbuh atau bergerak, gigi palsu yang sifatnya mati tadi tidak bisa menyesuaikan, akhirnya merubah posisi, bisa bengkok atau melengkung. Pastinya gigi palsu itu tidak nyaman lagi digunakan dan terpaksa harus diganti, dan kita harus mengeluarkan dana ratusan ribu lagi untuk membuatnya di ahli gigi. Saya sendiri sejak SMA hingga sekarang menjelang umur 30, sudah 3x menggangti gigi palsu. Rata-rata 3-4 tahun harus diganti, wajar karena umur saya termasuk umur pertumbuhan. Bahkan untuk orang yang berumur 50 tahun saja perlu melakukan penggantian gig ketika kondisi gigi palsu sudah tak sesuai dengan rahangnya.

Penggunaan gigi palsu ini tetap tidak akan pernah menggantikan gigi yang sebenarnya. Di sinilah baru bisa bersyukur betapa luar biasanya ciptaan Tuhan, jadi wajar jika kita mati-matian menjaga ciptaan Tuhan itu. Pengalaman saya menggunakan gigi palsu ini untuk makan juga tidak nyaman. Untuk makan yang keras-keras seperti jagung, kacang-kacangan, buah-buahan keras (untuk dimakan langsung) bisa dikatakan sulit dan saya cenderung menghindarinya. Kemudian untuk memotong daging saja sulit, jadi ketika saya ingin menguliti daging ayam saja sulit, akhirnya jari-jemari berkuku yang saya gunakan sebagai alat bantu mengulitinya. Tapi mau bagaimana lagi, ini resiko yang harus saya tanggung atas kemalasan saya itu.

Kemudian juga tidak hanya itu, menggunakan gigi palsu itu bukan sekedar pakai saja, tetapi juga harus dirawat. Caranya ya tetap dengan dibersihkan, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan merawat gigi jika kondisi normal. Hanya saja kalau gigi palsu ini dibersihkan untuk membuah sisa-sisa makanan yang tersembunyi di balik rongga-rongga gigi palsu tersebut. Karena jika tidak dibersihkan juga jadi sumber penyakit, dan pastinya membuat nafas menjaddi tidak sedap. Bukan berarti nafas tidak sedap bersumber dari situ saja, ada sebab lain juga. Tetapi jika tidak dibersihkan rutin ya bisa saja jadi sumber bau untuk nafas tidak sedap itu. Kalau sudah dibersihkan namun masih ada bau yang tidak sedap berarti sumber penyebabnya ada hal lain lagi.

Pastinya sih menggunakan gigi palsu itu tidaklah nyaman. Tetap lebih nyaman menggunakan apa yang Tuhan sidah titipkan pada kita. Merawat dan menjaganya agar tetap baik adalah solusi yang terbaik. Tidak ada solusi lain selain itu, kalau terpaksa mengganti dengan organ palsu itu adalah pilihan terakhir atau mungkin resiko yang harus ditanggung atas apa yang kita lakukan sebelumnya. Rajinlah merawat kesehatan gigi, sehari 3x menyikat gigi, bersihkan segala kotoran terutama setelah makan, kemudian rajinlah berkunjung ke dokter gigi untuk memeriksa kesehatannya. Mulailah sejak dini, sejak kita masih kecil. Niscaya gigi yang sehat bisa kita miliki.

Ya ini sih share saya soal gigi  palsu, memang sih terlihat seperti membeberkan aib, tapi tidak masalah, buat saya share pengalaman itu lebih baik. Pengalaman itu guru yang berharga, buat diri sendiri dan orang lain. Jadi tidak ada salahnya berbagi pengalaman. Sampai jumpa di catatan saya berikutnya (^_^)?

Posting Komentar

0 Komentar