Wiskun: Docang

Kata “docang”, pasti asing ditelinga. Apaan sih “docang”? Ada juga “dakocan”, itu sih karakter yang dibuat untuk menakut-nakuti anak kecil. Lalu apa itu “docang”? Docang itu nama kuliner yang ada di Cirebon. Warga Cirebon pasti tahu makanan yang satu ini, makanan yang biasanya dikonsumsi di pagi hari, sepulang dari pasar atau sepulang dari berolahraga yang disantap sebagai sarapan.
Sewaktu saya di Jakarta, saya pengen sekali dengan kuliner yang satu ini. Tetapi untuk cari di sana pasti sangat amat sulit dan tidak mungkin ada yang jual, karena mungkin kuliner ini belum tentu cocok dilidah semua orang. Keluarga saya saja yang sudah lama tinggal di Cirebon menganggap makanan ini aneh.
Gerobak docang di dekat pasar perumnas
 
Satu porsi docang
Docang ini yang saya tahu selama ini biasanya dijual di pedagang pinggir jalan, atau juga pedagang keliling. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau, hanya Rp 3.000,00 per porsi. Docang merupakan makanan berkuah, dengan pelengkapnya kerupuk putih bantet, begitu sebutan saya untuk kerupuk docang. Kerupuk yang keras kalau disantap kering, ketika dicampur dengan kuah docang maka akan empuk atau lumer.
Dalam satu mangkok docang ini terdiri dari parutan kelapa, daun singkong, toge, lontong, kuah kaldu dan kerupuk bantet. Semua itu dijadikan satu, kecuali kerupuknya, kebanyakan dipisah. Kalau soal rasa ya menurut saya ya biasa saja, namun karena khasnya makanan ini tidak ada di tempat lain membuat makanan ini punya cita rasa tersendiri.
Ya, untuk lebih jelasnya si harus mencicipi sendiri. Coba saja kalau mampir ke Kota Cirebon, carilah kuliner yang satu ini. Untuk di wilayah kota Cirebon saya tidak tahu tempat yang enak dimana, namun yang biasa menjadi langganan saya itu Docang pasar perumnas, hanya jual setiap pagi hari. Sekian share kuliner yang membuat saya kangen dengan kota kelahiran. (^_^)]

Posting Komentar

0 Komentar