Gaya Kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta “Mendobrak Kebiasaan”

Jokowi, siapa yang tak kenal namanya. Jokowi kini adalah orang nomor satu di ibukota negeri ini, dia adalah Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya dia ini memimpin Kota Solo, kiprahnya di Solo yang dianggap berhasil diupayakan partainya untuk memimpin DKI Jakarta. Persaingan di pemilu gubernur lalu dimenangkan olehnya. Sebagian rakyat DKI Jakarta mempercayakan kepemimpinan daerahnya ke tangan Jokowi.

Kini di DKI Jakarta kiprah kepemimpinannya bisa diamati langsung. Jokowi adalah pemimpin yang sederhana, pimpinan yang mau turun ke bawah dekat dengan rakyatnya menjadi ciri kepemimpinan Jokowi. Merupakan gaya kepemimpinan yang berbeda diantara pemimpin-pemimpin daerah lain di negeri ini. Bahkan bila dibandingkan level pemimpin negara Jokowi ini berbeda. Pimpinan yang ada selama ini hanya mau enaknya saja, duduk di tempat yang enak, datang ke tempat yang selalu dipersiapkan enak oleh staf-stafnya, sehingga permasalahan yang sesungguhnya ada di masyarakat tidak pernah tersentuh. Belum lagi keberpihakan pada pebisnis besar semakin membuat pimpian-pimpinan di negeri ini jauh dari rakyat yang memilihnya dulu ketika pemilu.

Jokowi memang berbeda dari pemimpin lain di negeri ini. Wajar jika gaya Jokowi ini ditiru sementara calon pimpinan daerah yang mau berjuang di pemilu di daerahnya, ditiru sementara untuk menarik suara calon pemilihnya. Sungguh picik sebenarnya jika yang dilakukan seperti ini, seharusnya ya mencontoh yang baik untuk selamanya.

Jokowi memimpin dengan caranya, cara yang berbeda jauh dari gaya pimpinan-pimpinan sebelumnya. Cara memimpin yang cocok untuk rakyat kecil, Jokowi mencoba mengakomodir semua kepentingan, sehingga tercipta win-win-solution. Figur pimpinan yang langka di negeri ini, Indonesia sebenarnya butuh orang-orang seperti Jokowi, untuk menduduki posisi-posisi strategis. Bukan pimpinan yang hanya bertindak untuk mencari popularitas dan pencitraan semata, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Padahal kinerjanya tidaklah begitu baik diamini seluruh rakyatnya.

Apa yang dilakukan Jokowi di Jakarta ini jelas berbeda dari pendahulunya. Gaya pimpinan yang sekali lagi berbeda, unik dan soul seorang pemimpin ada di figur seorang Jokowi. Sampai Jokowi ini ‘dipenasari’ oleh beberapa walikota dari luar negeri. Nama Jokowi tidak saja terkenal di dalam negeri, namun juga di luar negeri. Bahkan untuk dalam negeri, di kawasan terpencil, masyarakatnya lebih mengenal gubernurnya Jokowi daripada guburnur mereka sebenarnya. Jawaban polos yang diungkapkan anak-anak sekolah dasar di daerah terpencil, “Siapa gubernur daerahnya?”, jawaban spontan, “Jokowi!”. Malu jika gubernur sebenarnya mendengar hal ini.

Jokowi sekali lagi jadi sosok pimpinan yang berbeda. Saya bukan warga Jakarta, namun ketika melihat secara objektif ada pimpinan yang baik, bekerja untuk rakyat secara konkret wajib didukung. Pimpinan seperti Jokowi patut jadi inspirasi kita kaum muda, agar kita bisa menjadi pemimpin yang amanah. Setidaknya selama ini Jokowi mampu menampilkan sosok pemimpin yang baik dan benar, dan masih berada di koridor yang benar.

Kebiasaan Jokowi yang senang blusukan, meninjau langsung masalah secara langsung dan tiba-tiba, kemudian mengajak aparatur-aparatur pemerintahannya untuk melakukan hal yang sama. Tentunya dengan contoh yang baik yang sudah dilakukannya. Kebiasaan Jokowi yang pasti dicatat media adalah melantik pejabat setingkat walikota di lokasi yang dekat dengan rakyatnya. Bukan seperti kebiasaan yang selama ini ada, Jokowi memilih melantik pimpinan di level terbawahnya di tempat yang bisa dikunjungi dan lihat rakyatnya secara langsung. Seperti beberapa waktu lalu Jokowi melantik Walikota Jakarta Selatan di kawasan wisata budaya Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kemudian sebelumnya lagi, Jokowi melantik Walikota Jakarta Timur di Kampung Pulo Jahe, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur. Yang terbaru ini Jokowi melantik Walikota Jakarta Barat di Rusunawa Angke, Tambora, Jakarta Barat. Kesemuanya Jokowi lantik untuk dekat dengan warga yang akan dipimpinnya. Supaya apa? Ya janji mereka, sumpah janji mengabdi untuk kepentingan rakyat bisa dipastikan oleh rakyat yang akan dipimpinnya. Bukan didengar oleh elit-elit tertentu saja, bila melantiknya di Balaikota, Jakarta.

Inilah cara memimpin Jokowi, berbeda dari teknis dia memimpin maupun cara protokoler kepimimpinannya, berani mendobrak kebiasaan yang sudah ada. Perubahan yang tentunya ke arah yang terbaik, demi pola kepemimpinan yang pro pada rakyat dan dekat dengan rakyat yang dipimpinnya. Dialah Jokowi, semoga apa yang baik dari Jokowi bisa kita tiru dan menjadi contoh untuk calon pimpinan-pimpinan muda negeri ini, yang kelak akan memimpin bangsa ini. Bangsa ini harus segera dimerdekakan dari segala penjajahan bentuk kepemimpinan feodal yang hanya menguntungkan segelintir orang saja. Mari kita dobrak kebiasaan untuk negeri atau bangsa yang lebih baik. Merdeka!!! Cpr.


Postingan ini juga cocoper6 di-publish di kompasiana[dot]com menggunakan account Christopher L. L. N. (cocoper6), dengan judul yang sama Gaya Kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta "Mendobrak Kebiasaan".

Posting Komentar

3 Komentar

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6