Pengalaman tentang Walk Interview

Pernakah mengikuti walk interview? Bagi yang pernah mengalami loss job atau pengangguran baru pasti pernah memanfaatkan cara ini untuk mencari kesempatan mendapat kesempatan kerja. Nah ngomong-ngomong soal WI (itu saya singkat agar lebih mudah), biasanya disampaikan melalui iklan atau pengumuman atau sekedar selembaran, bisa juga melalui internet (website atau blog), atau iklan di media cetak, atau selebaran yang ditempel.
Biasanya di selebaran atau diinformasi WI itu pasti disampaikan informasi berupa kapan pelaksanaannya, dimana tempatnya, jam berapa, serta posisi apa saja yang ditawarkan sebagai lowongan pekerjaan di situ. Poin-poin itulah yang terkadang bagi kebanyakan orang dianggap paling penting dibandingkan kata atau kalimat deskripsi lain yang tercantum di iklan tersebut. Kita sering kali mengabaikan deskripsi yang dianggap tak penting itu, padahal di sana tersemat maksud tertentu dari informasi tersebut. Yang tersemat itu diartikan yang mudah dipahami adalah 'syarat dan ketentuan berlaku'. Karena bila kita tidak memperhatikan 'syarat dan ketentuan berlaku' itu, dan nanti ada yang tak sesuai dengan keinginan yang terjadi adalah kecewa, seperti merasa tertipu atau dibohongi.
Saya coba berbagi saja berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya soal WI yang saya alami. Entah ini baru pertama kali atau sudah ada kejadian serupa yang terjadi di tempat lain. Saya mencontohkan keadaan yang terjadi di hari ini, Selasa, 9 April 2013.
Ada sebuah iklan WI yang bertempat di kawasan niaga Rasuna Said Kuningan, Jakarta. Kalau tidak salah perusahaan yang mengadakan bergerak di bidang distributor. Di iklan lowongan itu tercantum beberapa posisi yang ditawarkan, dan untuk itu dilakukan WI untuk menyaring kandidat yang dianggap layak. Akan dilakukan dua gelombang, pagi dan siang. Pagi itu sekitar pukul 08.00, dan siang sekitar pukul 13.00 semuanya ontime, begitu informasi dari iklan tersebut. Informasi lokasi, deskripsi posisi disampaikan juga di situ, berikut alur ringkas proses WI nya. Nah, di kalimat deskripsi itu ada tertulis "Seluruh peserta yang datang diseleksi sesuai kriteria bila dinyatakan lulus dapat mengikuti: TEST AWAL ..." lanjutannya itu soal isi informasi WI yang akan diadakan.
Nah ketika pelaksanaan, cukup banyak peserta yang antusias mengikutinya, dan cukup banyak juga pesertanya. Saya di situ mengikuti jadi peserta juga, kebetulan ikut untuk yang gelombang kedua. he3x. Prosesnya pertama yaitu menyerahkan aplikasi CV kita, lalu kemudian panitia menyeleksi langsung di TKP, kemudian peserta dipersilahkan mengisi aplikasi data diri. Sementara peserta mengisi aplikasi data diri itu merupakan kesempatan panitia menyeleksi peserta dari aplikasi CV peserta yang masuk ke meja panitia. Nah sebenarnya di sinilah proses "Seluruh peserta yang datang diseleksi sesuai kriteria bila dinyatakan lulus dapat mengikuti: TEST AWAL ..." dilakukan panitia. Waktu yang diberikan panitia untuk mengisi form aplikasi data diri itu 10 menit. Setelah waktu habis, barulah panitia memanggil peserta hasil seleksi panitia dengan bermodal aplikasi CV peserta.
Pemanggilan itu menghasilkan nama-nama yang terpanggil, dan otomatis ada nama yang tak terpanggil. Nah nama yang tak terpanggil inilah yang merasa kecewa, karena mereka merasa seperti digantungkan nasibnya. Pihak panitia ya menjelaskan dengan bahasa yang menurut saya bahasa klise 'penolakan' secara halus. Kalau saya sudah memahaminya, dan saya sadar dari membaca iklan lowongan yang tertempel di papan informasi di TKP. Siang itu peserta yang merasa tidak puas ada yang bertanya ke panitia langsung, pastinya ekspresi kekecewaan muncul, berbagai argumen disampaikan, sampai ada yang meminta kembali aplikasi CV yang telah peserta berikan ke panita. Ada juga peserta yang mendengar apa yang diperdebatkan peserta dengan panitia, ada juga yang ngedumel bersama rekan lain yang senasib-sepenanggungan, ada juga yang cuek dan berlalu pulang. Saya sendiri cuek saja, sambil memperhatikan suasana di sana dan mencari tahu dimana titik kunci yang salah siapa. Suasana ya sempat tegang juga, hingga akhirnya muncul panitia yang rupanya senior di situ mencoba menjelaskan sambil berbaur dengan peserta. Cara ini sepertinya berhasil membuat suasana lebih cair. Sampai ahirnya hanya tinggal beberapa gelintir orang saja di TKP, termasuk saya.
Kalau memperdebatkan siapa yang salah dan benar tiada habisnya. Di sini panitia juga tak salah, karena sebenarnya panitia juga sudah memberikan penjelasannya di iklan lowongannya. Kemudian kalau peserta, wajar peserta kecewa karena harapan minimal mereka datang ke sana tidak sia-sia yaitu bisa tes saja dulu. Jadi intinya sih sama-sama mengerti, lagian kalau dipikirkan lebih lanjut pihak peserta di sini adalah yang butuh, sedangkan panitia tidak seperti itu, meskipun mereka mencari kandidat. Bagi mereka kandidat itu bisa saja mereka dapatkan tanpa seleksi seperti ini. Proses ini mungkin hanya sebagai formalitas, agar ada pekerjaan yang dilakukan sebagai tanggung jawab perusahaan melakukan rekrutmen.
Setelah peserta berangsur bubar jalan, saya masih di sana, karena saya sebenarnya menunggu teman saya yang kebetulan lolos seleksi awal. Kami datang berdua, dan masukan aplikasi CV pun bersamaan, namun apa dikata dia yang mendapat kesempatan. Kalau saya sadari, perbedaannya ada pada isi dari CV yang diberikan. Mereka mencari sesuatu yang lebih dari situ. Jawabannya pasti sudah tahu kan, tidak perlu saya jabarkan, tidak etis juga. he3x.
Nah begitulah yang bisa saya sampaikan soal ketelitian dalam membaca informasi. Deskripsi kalimat yang disampaikan sebenarnya ada makna tersendiri, yang mana kalau kita peka sebenarnya di situ pernyataan yang tersembunyi. Apalagi kalau soal lamar-melamar pekerjaan, kalimat-kalimat dengan penolakan secara halus pasti akan selalu ada. Dengan cara ini mengurangi kita dari rasa kecewa, dan pilihan buat kita untuk kembali berjuang mencari yang terbaik tentunya. Kasihan juga memang mendengar dumelan peserta. Ada yang jauh-jauh datang, bahkan ada yang datang dari awal sebelum waktu yang ditentukan, ada yang ini, ada yang itu, macam-macam sekali dumelan peserta. Di situ saya hanya coba dengar dan menggali apa yang dirasakan. Hihihi, berlagak seperti pencari berita gitu deh. Saya juga sempat mengabadikan suasana ketika peserta sedang menuntut penjelasan dan juga saya abadikan sedikit informasi dari iklan lowongan itu. Dan inilah hasilnya, saya terbitkan postingan ini. Semoga informasi ini bisa membantu rekan-rekan dilain watu andaikan menghadapi situasi yang serupa. Salam perjuangan! Cpr.


Posting Komentar

0 Komentar