Corat-coret : Politik

Kita sudah tak asing lagi dengan yang namanya politik. Kata yang sering kita dengar di media cetak, elektronik maupun media yang bisa kita nikmati sekarang ini selalu menyuguhkan kata yang satu itu, ‘politik’. Bagi yang awam, hanya tahu bahwa politik itu busuk, jahat, dan konotasi lainnya yang sifatnya negatif.
Saya pribadi masih menganggap hal itu sejak saya mengenal kata itu hingga sekarang. Ditambah lagi pembenaran yang terjadi di media sekarang  ini. Apa yang ditampilkan di media sekarang ini tidak lah salah, karena itulah sebenarnya wajah dunia politik yang sebenarnya, penuh intrik, trik, kelicikan, kecurangan, ingin menang sendiri, merasa paling benar, saling menjatuhkan, menyembunyikan kenyataan dan lain sebagainya yang berkonotasi lebih ke negatif. Dunia politik yang ada sekarang ini identik dengan permainan tingkat tinggi elit-elit, entah di partai, entah di pucuk manajemen perusahaan, entah di pemerintahan, atau bahkan di tingkat internasional antar negara.
Arti kata politik yang saya ketahui yaitu pengetahuan seputar ketatanegaraan atau sistem pemerintahan, yang berhubungan dengan cara tindakan atau kebijakan, atau siasat dalam menghadapi atau menangani suatu masalah. Itu sederhana saya mengartikan apa itu politik.
Cara menghadapi masalah atau menangani masalah, nah di situlah yang jadi inti masalah, apakah politik itu akan dibawa positif atau negatif. Bila yang digunakan cara kotor, itu sebabnya sampai sekarang politik selalu identik dengan hal-hal yang kotor. Karena jarang sekali orang yang menmanfaatkan politik di jalur yang positif, karena bila politik digunakan di jalur yang positif maka tidak ada keuntungan yang bisa diperoleh langsung oleh yang berpolitik itu.
Nah, apa yang terjadi di dunia pemerintahan, parpol atau semua yang kita lihat di televisi itu ternyata bisa juga terjadi di perusahaan swasta dimana saya bekerja. Awalnya saya kira lingkup politik itu hanya ada di pemerintahan baik dalam negeri maupun internasional, namun kenyataannya politik ini juga bisa berkembang di perusahaan yang lingkupnya lebih kecil. Saya bisa memastikan politik itu ada dimana terjadi perebutan kepentingan dimana kepentingan itu akan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi segelintir orang.
Jijik rasanya berada di dalam lingkungan yang penuh kebusukan, saling sikut menyikut orang tanpa adanya sebab yang jelas. Yang ada adalah kepentingan, suka atau tidak suka yang digunakan alasan. Bisa ikut dalam lingkaran akan dipertahankan, bila tidak ya siap-siap untuk terdepak dari lingkungan yang ada. Itu yang sedang saya alami. Penat rasanya bekerja di dalam lingkungan yang seperti ini. Jujur saya bekerja ingin di suatu kondisi yang penuh suasana bekerja yang positif, bukan suasana intrik kepentingan. Tekanan yang disebarkan hanya untuk menciptakan suasana nyaman bagi posisi diatasnya.
Politik selama ini selalu memakan korban, korban yang sering adalah orang-orang yang berada di bagian yang paling rendah. Contoh dalam pemerintahan negara korbannya adalah rakyat, di perusahaan ya karyawan rendahan, atau di tingkat dunia yang jadi korban adalah negara-negara kecil. Inti dari kesemuanya adalah kelompok-kelompok tertindas yang jadi korban. Mereka hanya jadi alat untuk posisi di atasnya. Bagi elit yang sudah tak diperlukan lagi dalam lingkaran maka lambat laun akan di depak. Jadi intinya balik ke asas kepentingan, selama masih penting akan dipakai, kalau tidak ya dibuang.
Saya sendiri bila harus keluar dari percaturan hal semacam ini bukan sesuatu yang perlu dianggap kekalahan. Biar saja orang mengatakan hal itu demikian, toh saya bukan orang yang mau pusing dengan mereka. Saya hanya ingin tertawa ketika mereka semua jatuh di permainan mereka sendiri. Ingin rasanya ketika mereka jatuh, ingin hati kecil saya mencampakan mereka, sampai mereka paham betapi busuknya permainan mereka itu. Semoga merek membusuk di dalam permainan mereka sendiri, karena permainan mereka adalah busuk adanya. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar