Bencana Adalah Sebuah Sebab-Akibat



Awal tahun telah tiba, biasanya kalau awal tahun begini musim yang sedang berlangsung adalah musim hujan. Musim hujan sedang lebat-lebatnya di awal tahun ini. Mau tidak mau hujan harus datang karena memang ini musimnya, karena beberapa bulan sejak pertengahan tahun hingga akhir tahun jatah untuk musim kemarau.
Nah, ketika musim kemarau banyak orang di berbagai daerah mengeluhkan kekeringan, kesulitan mendapatkan air bersih, pasokan air bersih dari dalam tanah semakin berkurang, banyak terjadi gagal panen karena kekeringan melanda ladang-ladang, pada intinya kekeringan hampir melumpuhkan kehidupan. Ketika kemarau melanda, air menjadi sumber kehidupan yang sangat dicari semua makluk hidup.
Musim kemarau pada akhirnya berlalu, datanglah musim hujan. Musim hujan datang, air yang tadinya dinantikan ketika musim kemarau datang dengan berlimpah, sampai-sampai tanah tak mampu menampung air yang turun, pada akhirnya ketika hujan datang bencana pengiringnya datang juga mengikuti. Bencana itu seperti banjir dan tanah longsor.
Dua hal yang sungguh bertolak belakang, diharapkan tetapi ketika datang sepertinya menjadi sebuah musibah atau bencana. Berharap hal itu tidak datang, efeknya juga tidak lah bagus, yaitu kekeringan yang harus dihadapi. Jadi seperti memakan buah simalakama. Kenapa jadi berada di dua pilihan yang sulit?
Sebenarnya bencana yang terjadi adalah ulah dari kita, manusia yang tidak bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Pernah ingat pelajaran dulu ketika jaman kita sekolah dasar. “Jangan buang sampah sembarangan, nanti akan menyebabkan banjir. Jangan menebang pohon seenaknya, karena akan menciptakan tanah longsor.” Masih banyak lagi pelajaran mengenai bagaimana menjaga lingkungan ketika kita masih kecil dulu. Bahkan mungkin ketika generasi sebelum kita pun pelajaran mengenai hal ini sudah dipelajari.
Pertanyaannya sekarang, apakah yang diajarkan dulu itu ketika kita masih kecil berdampak sekarang? Rupanya tidak. Apa yang disampaikan guru kita jaman dahulu rupanya tidak dipahami betul, buktinya dapat kita lihat sekarang. Membuang sampah sembarangan sudah menjadi habit. Menebang pohon tanpa tebang pilih sudah jadi tujun untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Semua itu dilakukan karena tidak adanya pemahaman akan pelajaran-pelajaran sederhana yang disampaika guru-guru kita di jaman dulu ketika kita masih sekolah.
Jadi biarlah kita sekarang menikmati hasil perbuatan buruk yang kita buat sendiri. Apabila kita mau merubah semuannya tidak lah sulit, mulailah dari sekarang untuk menjaga lingkungan yang ada, jagalah lingkungan dan peliharalah pohon-pohon yang ada. Kembalikan alam ke porsinya semula, karena hanya alam lah yang mampu mengembalikan keseimbangannya, kita manusia hanya bisa menjaga proses itu berjalan dengan baik. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar