Menghargai Orang-orang di Balik Layar Sebuah Karya

Menghargai sebuah karya merupakan hal yang bisa dikatakan sulit, bisa juga dibilang mudah. Dikatakan sulit biasanya menghargai sebuah karya terbentur dengan finansial. Dikatakan mudah, ya memang kelihatannya mudah, dengan mengaprisesiasi positif dan kita menggemari sebuah karya itu sudah bentuk penghargaan. Idealnya, rasa bangga, apresiasi positif kita terhadap suatu karya dapat didukung dengan finansial, seperti dengan menikmati karya original, tentunya kita mengeluarkan dana lebih untuk menikmatinya.
Seperti contoh, karya seorang pemusik, untuk mengapresiasi karya pemusik itu kita harusnya membeli kaset atau cd/ dvd original dari pemusik itu, atau bisa dengan menikmati konsernya dengan membeli tiket tentunya, bukan dengan menunggu aksi jebolan. Atau karya sebuah film, kita diharapkan bisa menikmati karyanya itu dengan membeli film aslinya dalam bentuk cd atau dvd original atau menonton di bioskop, tentunya sekali lagi ada biaya lebih yang dikeluarkan untuk itu.
Sebenarnya tidak hanya siapa yang utama penerbit dari karya itu, diterbitkannya suatu karya selalu ada orang-orang lain yang mendukung di balik layar. Tanpa tangan-tangan dingin mereka tidak ada karya yang bisa dinikmati. Karena pada dasarnya, seorang kreator (=yang berkarya) tidak dapat bekerja sendiri. Kerja keras mereka yang dibalik layar merupakan satu kesatuan dala sebuah karya yang telah ditampilkan pada publik.
Seperti di atas saya mencontohkan karya musik atau film. Dalam sebuah karya musik misalnya, ada yang membantu dalam hal musik, mixing, atau kreasi-kreasi lainnya yang mendukung suatu karya menjadi satu kesatuan. Mereka yang dibalik layar itu pun perlu dihargai, salah satu bentuk penghargaan itu tidak hanya dengan finansial (membeli karya original) tetapi yang sederhana adalah kita membaca siapa mereka, paling tidak kita tahu siapa nama-nama yang ada dibalik karya itu. Itu kenapa pada setiap karya kaset selalu dituliskan di kertas pembungkus kaset itu nama-nama orang yang tribute pada karya itu.
Begitu pun karya sebuah film. Kita sering menikmati karya sebuah film dengan menonton di bioskop, memang itu bentuk penghargaan atas karya original, seperti yang saya sebutkan di atas. Tetapi, saat setelah selesai menonton, saat film nya sudah kira-kira akan selesai, penonton terkadang langsung saja keluar tanpa menunggu film itu selesai. Sebuah film merupakan satu kesatuan dari awal sampai akhir (saat starring, penampilan siapa-siapa saja yang ada dibalik layar film itu). Sebagai bentuk penghargaan kita terhadap semua yang berperan dalam film itu adalah kita tetap duduk menunggu sampai semua itu ditampilkan. Sebenarnya ada manfaat kita untuk tahu siapa yang ada dibalik layar film itu. Siapa desainernya, siapa yang mengarahkan adegan, atau siapa yang bertugas mengedit gambar dan lain-lain. Karena suatu film tidak akan jadi karya yang sempurna tanpa orang-orang dibalik layar itu. Meskipun kita tidak tahu siapa mereka, tapi dengan tahu nama mereka saja sudah bentuk penghargaan bagi mereka-mereka yang ada di balik layar.
Ada baiknya kita mulai mencoba untuk melakukan itu. Saya pun dulu tidak pernah melakukannya, tetapi ketika saya mendengar apa yang  baik itu, saya pun melakukannya. Ketika saya selesai menyaksikan sebuah film di bioskop, saya selalu menunggu sampai film itu benar-benar selesai, darri awal hingga akhir. Ya, itung-itung sambil menunggu antrian pintu keluar yang berjubel ketika bubaran film. Bila dianggap baik, cobalah untuk mengikutinya, karena tidak rugi juga buat kita. Kecuali bagi mereka yang terburu-buru akan buang air kecil atau buang air besar. Ups. hi3x, bercanda. Sekian dulu yang bisa saya bagikan untuk mengisi postingan bulan ini. Bila ada komentar tentang apa yang saya tulis, tuliskan saja. Terima kasih. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar