Jakarta Memilih II, Pemilukada DKI Jakarta 2012 : Rakyat Berbicara

Hari ini, Jakarta tampak lengang. Pagi hari, biasanya sebagian besar masyarakat Jakarta melakukan aktivitasnya. Kemacetan sudah pasti tak terhindarkan. Bukan dari masyarakat Jakarta saja yang melakukan aktivitas, tetapi masyarakat dari daerah sekitar Jakarta, Depok dan Bogor misalnya. Dua daerah ini merupakan daerah penyumbang kemacetan di Jakarta. Namun pagi ini suasananya sedikit berbeda, Jakarta lengang. Saya melihat situasi ini sedari awal, mulai keluar Depok di lingkar UI, melalui Lenteng Agung, kemudian Tanjung Barat. Dua tempat ini merupakan lokasi yang sering macet pada hari biasa. Tapi pagi ini kedua tempat ini tidak menunjukkan macet yang berarti.
Pada hari biasa saya membutuhkan waktu lebih kurang 60 menit untuk mencapai kantor saya di Radio Dalam. Tapi pagi ini saya hanya membutuhkan waktu 30 menit saja untuk menuju kantor. Ini jadi hari yang menyenangkan buat saya pagi ini tanpa macet, ditambah pagi ini Jakarta tanpa disinari matahari.
Oh ya, kenapa Jakarta lengang pagi ini? Jawabannya karena hari ini adalah hari bersejarah bagi Jakarta, karena hari ini merupakan hari pemungutan suara pemilihan gubernur putaran kedua, orang nomor satu di DKI Jakarta yang notabene adalah wilayah ibukota negara Indonesia.
Beberapa waktu kemarin Jakarta disibukan persaingan dua pasang calon dalam merebut suara masyarakat Jakarta pada masa kampanye. Masing-masing calon berusaha menampilkan yang terbaik dan 'menjual diri' kepada khalayak Jakarta, agar masyarakat tertarik untuk memberi suaranya pada hari ini.
Hari ini adalah hari penentuan atas semua yang mereka lakukan sebelumnya. Siapakah yang benar-benar menarik perhatian khalayak Jakarta? Siapa juga kah yang khalayak Jakarta percayakan untuk memimpin mereka lima tahun kedepan? Ya, hari ini lah jawabannya. Meskipun jawaban yang resmi adalah hasil rekapitulasi perhitungan suara dari KPUD DKI Jakarta.
Pemungutan suara sudah dilakukan. Hasil perhitungan sementara atau quick count sudah dapat dilihat. Jokowi Ahok terlihat memimpin dengan perolehan suara 50% lebih, jauh mengungguli pasangan Foke Nara yang adalah calon incumbent. Jokowi Ahok yang terkenal dengan seragam kotak-kotaknya berhasil memimpin, dan inilah yang jadi modal bahwa pemenang dari pemilukada DKI Jakarta adalah mereka (Jokowi Ahok).
Kita tahu, pada masa sebelum pemungutan suara. Salah satu pasangan calon sibuk mencari suara dukungan dari elit-elit politik sampai mencari dukungan dari pasangan calon yang gagal pada putaran pertama. Bila dihitung di atas kertas, pasangan inilah yang pasti akan menjadi juara. Namun ini hanya hasil diatas kertas, dari mengumpulkan suara-suara elit yang mengandalkan suara persentase saja. Pada kenyataannya, SUARA ELIT PARPOL BUKANLAH SUARA RAKYAT. Inilah yang jadi catatan saya. Sebelumnya saya juga membuat postingan mengenai hal ini, bahwa Pilkada DKI Cerminan Suara Rakyat vs Suara Parpol.
Kemenangan Jokowi kali ini bagi saya adalah kemenangan yang meyakinkan. Meskipun saya tidak memilih. Tapi yang membuat saya senang adalah bahwa ternyata suara parpol tidak ada apa-apanya tanpa suara rakyat. Saya kesal melihat betapa bangganya elit-elit salah satu parpol yang menyatakan bahwa suara parpol mereka adalah suara rakyat. Suara rakyat yang mana? Kalau pun mereka menang pada pemilu 2004 lalu, itu karena figur yang mereka usung. Hal yang sama terjadi di pemilukada DKI Jakarta sekarang ini.
Apa yang terjadi di pemilukada DKI Jakarta ini bisa dijadikan cerminan nanti untuk pemilu 2014. Sudah saatnya kita melihat realita, bahwa rakyat punya pilihannya sendiri, kepada siapa suaranya nanti ditujukan janganlah 'diaku' sebagai suara parpol. Jujur saya memang tidak pernah simpatik dengan elit-elit parpol. Meskipun parpol hanya alat politik, namun karena elit-elit busuk yang mengisi kepengurusan parpol membuat 'nila setitik rusak susu sebelanga'. Bukannya menggeneralisir tapi memang kenyataan yang terjadi begitu. Statement elit-elit parpol terkadang terlihat congkak. Padahal mereka itu bukan siapa-siapa tanpa rakyat yang memilih mereka.
Selamat untuk masyarakat Jakarta, hajat besarnya sudah selesai dilakukan dan sejauh ini berjalan lancar. Semoga hingga nanti dilantiknya gubernur terpilih situasi kondusif ini tetap terjaga. Hasilnya sudah terlihat, bahwa pasangan Jokowi Ahok kemungkinan jadi pemenangnya. Sekali lagi adalah selamat atas kemenangan ini. Selamat untuk Pak Jokowi dan Pak Ahok. Selamat juga untuk kemenangan masyarakat Jakarta dalam menyalurkan aspirasinya, semoga apa yang sudah diamanahkan pada calon terpilih dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan yang masyarakat yang memberi amanah. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar