Wajah Angkutan Jakarta



Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia. Kota yang termasuk salah satu kota besar di Indonesia, selain Medan, Semarang, Surabaya. Sebagai kota yang besar, sarana transportasi merupakan sarana yang bisa dibilang vital. Angkutan umum yang terintegrasi dengan baik merupakan ciri kota besar yang mapan.
 
Polusi dari sebuah metromini[Sumber : Dokumentasi cocoper6]
Namun, di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, angkutan umum belum teritegrasi dengan baik. Justru angkutan umum menjadi masalah yang pelik. Bahkan angkutan umum jadi biang kemacetan dan polusi. Seperti yang terjadi di Jakarta.
Seperti kita ketahui angkutan-angkutan umum di Jakarta justru jadi biang macet. Prilaku ugal-ugalan, sembrono, asal srobot, melanggar rambu jadi bibit kemacetan di jalan. Sumber macet di Jakarta adalah tersendatnya arus lalu lintas. Ini disebabkan ulah angkutan umum yang ngetem dalam rangka kejar setoran.
Kita pun tahu, angkutan umum di Jakarta wajahnya sungguh kusam, suram, semrawut, tak layak dan tidak manusiawi. Saya melihat angkutan umumnya lebih cocok mengangkut binatang, bahkan mungkin binatang saja tak layak, lebih cocok untuk angkutan sampah. Bagaimana tidak, kondisi yang memperihatinkan dapat dilihat dari kondisi fisik angkutannya.
Kondisi fisik angkutan[Sumber : Dokumentasi cocoper6]
Kondisi fisik angkutan yang parah ini membuat polusi dari gas buang tinggi. Itulah yang menyebabkan masalah polusi udara di ibukota meningkat drastis. Perawatan dan peremajaan kendaraan dilakukan alakadarnya membuat kondisi fisiknya jadi semakin memperihatinkan, hal ini disebabkan karena biaya perawatan yang mahal.
Beberapa waktu lalu, saya iseng nongkrong di sebuah pol kopaja milik pribadi. Di sana, ada beberapa unit kendaraan yang terparkir. Di sana ada kopaja 57, metromini 75 dan ada angkutan Jakarta warna kuning.  Kendaraan-kendaraan itu kondisinya memang di'layak'an jalan. Dengan kondisi dempulan, ban vulkanisir, beberapa sisi kaca yang sudah pecah dan penerangan yang minim. Meski begitu, kendaraan tersebut masih mampu membelah Jakarta dengan membawa penumpang yang sarat.
Ban vulkanisir ala angkutan Jakarta[Sumber : Dokumentasi cocoper6]
Menyelesaikan masalah angkutan di Jakarta memang sulit. Perlu adanya kebijakan yang komprehensif berkesinambungan, dan berpihak pada rakyat pengguna angkutan umum tersebut. Memang arah perbaikan sudah ada sedikit demi sedikit, pihak swasta yang malah lebih berperan. Melihat hal ini bukan berarti pemerintah tinggal diam, tapi harus memacu diri lebih dari swasta.
Beberapa waktu lalu, dilaunching lah angkutan kopaja ac yang melayani rute tertentu, kemudian ada tambahan untuk rute lainnya. Hal ini merupakan awal untuk memodernisasi angkutan umum, dan memanusiakan manusia sebagai penumpangnya. Memang perlu dana besar, tapi asal pemerintah dan swasta fokus bahu-membahu membuat angkutan masal yang layak, masalah tadi bisa diuraikan. Tentunya perlu didukung kebijakan yang berpihak pada rakyat dan konsisten serta didukung infrastrukur memadai.
Angkutan-angkutan umum seperti kopaja, metromini, PPD dll itu perlu, mereka jadi sumber pencaharian bagi sebagian masyarakat tertentu. Oleh karena itu nasib mereka perlu diperhatikan. Bantuan-bantuan dalam rangka peremajaan atau penggantian perlu dilakukan. Perbaiki sistem kepemilikan angkutan itu dalam bentuk koperasi yang lebih layak. Selama ini 'kopaja' alias koperasi angkutan Jakarta tidak berjalan dengan baik. Lihat saja angkutan-angkutan gelap/ tembak berkeliaran tanpa ada data jelas milik siapa dan dari mana asalnya (polnya). Sehingga ketika ada kasus-kasus kriminal, lakalantas sulit mencari pelakunya.
Entah sampai kapan wajah angkutan Jakarta berubah menjadi layak. Harus menunggu berapa lama? Harus berapa korban yang harus dirugikan dengan keberadaan mereka. Bagi masyarakat pengguna angkutan umum, menggunakan mereka adalah keterpaksaan, karena tidak ada angkutan pengganti.
Sebenarnya tidak hanya di Jakarta, di daerah lain pun mengalami masalah serupa. Cuma karena Jakarta adalah ibukota negara yang selalu disorot, itu kenapa masalah-masalah wajah suram angkutan kota Jakarta jadi topik.
Meski begitu, ada apresiasi ‘sindiran’ dari saya pribadi, sebagai yang empunya opini di sini terhadap para operator angkutan di Jakarta. Apa itu? Mereka punya kreatifitas tinggi, mereka adalah ahli-ahli layaknya Mcgyver. Why? Karena mereka 'pandai' menyulap kendaraan renta yang sebenarnya tak layak, hingga bisa dipakai sehari-hari, bahkan dapat menghasilkan 'sesuatu' baik positif maupun negatif. Itulah hebatnya. Positif adalah ketika apa yang mereka buat dapat membantu mencari nafkah. Negatif, ketika polusi, kemacetan dan hal-hal negatif lain yang merugikan masyarakat pengguna jalan lain.

Jakarta oh Jakarta, kapan kah wajah angkutan umum mu bisa secerah dan sesegar udara pagi di pedesaan, tidak sesuram dan muram seperti sekarang. Kapan? |Anda ingin angkutan Jakarta berubah?| |Wani piro?| |???????| Cpr.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Beberapa waktu ini, Pemda DKI melalui Suku Dinas Perhubungannya mengeluarkan aturan tentang pencabutan ijin bagi angkutan umum Metromini. Karena belakangan ini Metromini dianggap banyak berulah di jalan raya. Dalam rangka memperbaiki angkutan umum di Jakarta ini, pemda membuat kebijakan ini.
    Kebijakan ini sebenarnya akan jadi suatu trobosan bila disertai solusi yang mumpuni. Semoga, dalam waktu dekat ini ada hasil yang bisa dinikmati. Semoga pula, pemda bisa mengatasi masalah tanpa masalah.
    Bagi saya sih, yang utama adalah penghapusan kesemrawutan dan polusi udara, sdh cukup, dan diharapkan bs mengurangi kemacetan.
    ​​O:)˚°Âº΅Î¬♏in..ά♏in..ά♏in΅Âº°˚O:)

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6