Presiden yang Rajin Menghimbau

Lagi-lagi-lagi dan lagi, kita sebagai rakyat selalu disuguhkan dengan himbauan. Himbauan seorang pimpinan tertinggi di republik ini. Siapa lagi orangnya?
...
Beberapa waktu lalu beliau mengeluarkan statement bahwa kekayaan alam Indonesia banyak yang mengincar. Statement ini dikeluarkan ketika rapat terbatas bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa 7/8.
"Banyak yang mengincar kepentingan kita itu. Mari kita kelola. Jangan kita tidak mendapatkan manfaat besar di bidang minerba tersebut." Begitulah ucapan beliau kala memimpin rapat terbatas.  Beliau pun mengungkapkan bahwa kerja sama internasional dalam sektor minerba telah terjalin dengan baik dan lazim dilakukan di tengah perekonomian dunia yang telah terinterkonektif.
Pernyataan beliau itu buat saya rakyat Indonesia sepertinya kontradiktif. Menurut saya, masih banyak perjanjian-perjanjian tambang dengan asing yang harus ditinjau ulang. Karena sebenarnya hanya sedikit manfaat yang bisa dinikmati rakyat Indonesia, justru malah kekayaan alam kita dikeruk sehabis-habisnya untuk kemakmuran bangsa asing.
Mengenai tambang di tanah Papua contohnya, sangat harus segera ditinjau ulang. Saya pakai kata, 'sangat', 'harus', dan 'segera', untuk menunjukkan bahwa pemerintah jangan tutup mata atas itu semua.  AS mengeruk hasil kekayaan tanah Papua tanpa memberikan apa-apa untuk kesejahteraan rakyat Papua. Malah yang terjadi, kekayaan alam mereka dikeruk sebesar-besarnya tanpa menyisakan apa-apa untuk rakyat Papua. Kalau pun ada manfaat Justru pemerintah pusat yang menikmatinya. Apa beliau buta akan itu semua? Malah mengatakan pernyataan sebaliknya. Beliau tidak pernah turun langsung melihat betapa rusaknya alam Papua dengan penambangan yang tidak memberi impact apa-apa untuk rakyat Papua yang menjadi tuan rumah.
Beliau sepertinya Presiden yang hanya bisa menghimbau tanpa bisa bertindak nyata. Tindakan nyata yang beliau lakukan, selalu dianggapnya sebagai intervensi. Ada saatnya Presiden intervensi untuk hal yang berimpact pada rasa keadilan seluruh bangsa. Apa yang bisa dia buat untuk rakyatnya di sana? Justru kesenjangan saja yang bisa dia ciptakan. Karena tidak ada solusi konkrit, konflik disintegrasi bangsa yang akhirnya mencuat.
Memang, daerah penghasil tambang dan energi di negeri Indonesia bukan dari tanah Papua saja. Namun, bila cara pengelolaan beliau seperti itu yang terkesan tutup mata dan seperti hanya "nurut" saja pada asing, mau dibawa kemana bangsa ini? Saya melihat beliau terlalu lemah karena ketergantungan pada asing terutama AS dalam segala hal.
Bila Indonesia mau maju, berdirilah dikaki sendiri, manfaatkan potensi dalam negeri, dan jangan bergantung pada asing. Iran pun mampu melakukan itu, kenapa Indonesia tidak?
Ya benar, kenapa kita tak mampu. Karena, Iran punya Ahmadinejad yang punya pendirian teguh dan wibawa sebagai negarawan. Lain dengan beliau yang hanya bisa menurut dan cari aman.
Pertanyaan yang akan selalu muncul sampai akhir 2014 mau dibawa kemana tata kelola energi Indonesia ditangan beliau? Hanya waktu yang bisa menjawab. Semoga, dalam waktu dekat muncul pimpinan bangsa, yang tegas, berani dan cerdas mengelola aset bangsa dan hanya dipergunakan untuk kemakmuran yang nyata bagi seluruh bangsa. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar