Sering saya mendapat email
dari milis atau dari teman,berisi cerita-cerita bergenre 17+ yang membuat
pikiran melayang 'terangsang'. Kali ini email yang saya terima berisi kisah
yang merangsang juga, tapi dalam arti 'positif', merangsang hati nurani kita
berpikir, bila kita memposisikan diri sebagai salah satu tokoh dalam cerita
tersebut.
Saya coba membagikan
kembali kisah yang sudah saya baca itu. Begitu menyentuh. Sumber dari cerita
ini entah dari mana saya tidak tahu. Sehingga saya bingung menyebutkan
sumbernya. Tapi yang penting adalah pesan yang disampaikan dari kisah ini.
Kisah perenungan, yang
katanya diambil dari 'true story'
ini, bertema keluarga, mengisahkan tentang seorang adik yang kecewa mempunyai
kakak seorang 'down syndrom'.
Kekecewaan sang adik ini harus dibayar mahal kakaknya, hanya untuk membuktikan
rasa sayang kakaknya pada sang adik. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
ceritanya :
Sebenarnya apa sih arti
kebahagiaan. Buat gua, kebahagian itu dilihat dari siapa saja yang ada di
sekitar kita. Buat gua, kebahagiaan itu. Seharusnya dalam hidup gua, hanya ada
orang-orang yang berarti. Tapi, sayangnya kebahagiaan yang gua miliki rasanya
dikotorin oleh pikiran gua sendiri. Alkisah, gua punya keluarga lengkap, ayah,
ibu dan seorang kakak laki-laki. Tapi kakak laki-laki gua ini sangat berbeda.
Dia seperti penghalang kebahagiaan dalam hidup gua, bukan karena dia pinter
ataupun bisa merebut kasih sayang orang tua gua. Tapi karena dia idiot. tapi
dari dia, gua belajar akan satu hal, satu hal yang mengajarkan bahwa dialah
malaikat dalam hidup gua yang berwujud manusia idiot dalam arti kata bego,
cacat dan bikin malu gua sebagai adik. Ga ada yang bisa gua banggakan dari dia,
umurnya uda 5 tahun lebih tua dari gua, tapi begonya seperti 10 tahun lebih
mudah dari gua. Gua gak heran, nyokap sampai harus rela nunda kelahiran gua 5
tahun kemudian, hanya demi merawat dia. Dalam bahasa kedokteran, dia itu kena sindrom down yang bikin otak dia itu
bego. Ga penting apa penyakit yang dia bawa sejak lahir, seharusnya dia itu ga
pernah ada aja, karena menurut gua,
dia itu hanya bikin malu
gua.
Sejak kecil, gua selalu
bilang ke nyokap. Kalau mau jemput gua di sekolah, jangan pernah bawa Hendra (nama
kakak gua) atau gua ga kan akan pernah pulang bareng mereka. Nyokap tetap cuek
aja bawa kakak gua itu. Akhirnya kalau mereka datang, gua kabur dari sekolah
dan memilih pulang sekolah dengan jalan kaki.
Sampai di rumah, nyokap
bakal marah sama gua dengan kata2 yang sama, "Angel, kamu ini ga tau
berterima kasih, Mama sama kakak kamu sudah cape2 jemput kamu, kenapa malah
kabur?"
"Siapa bilang Angel
kabur?"
"Kakak kamu walau
seperti ini, tapi dia itu gak akan lupa muka adiknya yang lari dari dia?"
Gua terdiam dan bisa
bayangkan kalau kakak gua nunjuk2 tangannya saat gua berusaha lari dari mereka,
"Siapa suruh bawa
dia, Angel kan malu punya kakak bego kayak gitu.. angel sudah bilang jangan
jemput kalau ada dia.." kata gua langsung lari ke kamar.
Gua, ga pernah mau
mengerti? Apakah kalimat yang gua ucapin itu, bisa membuat kakak gua ngerti
kalau gua ga suka sama dia. Tapi kalimat itu cukup bikin nyokap marah. Ga
peduli, yang penting. Gua gak mau diledekin teman-teman karena punya kakak
idiot seperti dia.
***
Sebenarnya kakak gua,
gak terlalu jahat dan bikin repot gua dalam kesehari-hariannya. Dia bisa makan
sendiri, bisa mandi sendiri dan bisa main sendiri tanpa perlu ditemenin
siapa-siapa. Kalau tiba-tiba dia muncul saat gua lagi asyik nonton tv, gua
selalu suruh dia pergi, dengan wajah dia yang bego dan mukanya yang culun. Dia
malah maksa ikut nonton sama gua. Karena kesel gua teriak.
"Eh idiot pergi
deh, gua males banget loe nonton sama gua.. sana pergi.."
"Angel.. adik..
kenapa benci sama kakak...,” kata dia sepatah-patah,
Gua terdiam.
Sebenarnya ga ada
jawaban kenapa gua harus benci dia. Gua Cuma merasa, hidup gua ini ga seperti
teman-teman gua yang lain. Punya kakak yang normal, bisa jadi pelindung gua.
Jadi teman ngobrol gua. Tapi kakak gua.. rasanya mustahil.
Akhirnya gua mengalah
dan pergi dari ruang tamu, membiarkan dia nonton tv sendiri.
Dulu, gua gak terlalu
peduli dan gak pernah sebenci itu sama kakak gua, waktu kecil, gua sering main
boneka sama dia, main lari-larian. Atau berbagi tv yang sama. Gua merasa semua
baik-baik saja sama dia, sampai akhirnya ketika gua mulai remaja dan pindah ke
sekolah menengah pertama (SMP), semua berubah. Awalnya teman-teman gak ada yang
tau kalau kakak gua itu idiot, sampai akhirnya seiring waktu banyak yang
melihat sendiri kakak gua ketika nyokap jemput gua sama dia, gua mulai merasa
malu. Teman teman gua yang mulai tau, kalau gua punya kakak idiot, mulai suka
ngomongin gua di belakang. Kalau ada soal pelajaran yang di depan kelas ketika
gua harus maju untuk jawab saat disuruh pak guru, dan gua gagal. Ada suara
teriakan yang bikin hati gua sakit.
"Pantes aja ga
bisa, secara.. kakaknya aja idiot, apalagi adiknya.."
Mendengar itu, gua jadi
kesel sendiri. Dan pulang ke rumah, kalau dulu kakak gua langsung ajak gua main
boneka, kali ini boneka yang dia kasih ke gua, langsung gua lempar,
"Jangan main sama
gua lagi,.."
"Ke.. napa ?"
Tanya kakak gua.
"Gua malu punya
kakak idiot kayak loe.."
Dia terdiam. Mungkin
berpikir apa yang gua lakuin ke dia.tapi gua ga peduli. Jadi mulai saat itu
setiap dia ajak gua main, gua akan marah dan gak mau. Nyokap selalu suruh gua
main sama dia dan gua malah nangis.
"Mama, kenapa sih
Angel punya kakak cacat kayak gitu, Angel kan malu di sekolah teman-teman pada
ledekin angel.. idiot, bego-lah ini itu, angel malu Ma.."
Mama malah nampar gua
dan kakak gua ngeliat itu. Dia langsung tarik tangan mama gua.
"Dasar anak gak tau
diri, berani-beraninya kamu ngomong gitu ke mama dan kakak kamu.."
"Salah apa Angel,
salah kalau ngomong jujur kalau angel malu.. malu punya kakak kayak gitu..
cacat, bego, idiot...," kata gua sambil lari ke kamar.
Nyokap hanya bisa peluk
kakak gua, kakak gua yang mungkin cacat, dia pasti mengerti rauk wajah gua yang
emosi dan marah. Nyokap hanya bisa nangis dan kakak gua belai rambut dia dengan
perlahan seperti membelai kucing yang sering dia temukan di jalan.
***
Bokap gua, kerja di di
pertambangan jadi gak pernah pulang kalau setahun sekali. Kalau pulang pun, dia
lebih banyak habisin waktu sama kakak gua yang cacat, padahal gua juga anaknya,
tapi kasih sayang ke gua cuma sebatas ngasih duit dan cium di kening, beda sama
kakak gua yang dianggap anak emas. Gua ga perlu iri dengan yang ini, yang
penting gua dapat uang saku sebab gua tau, nyokap ga akan kasih duit ke gua
kalau ga ada ember-ember mau temenin kakak yang idiot untuk main bersama.
Yang namanya remaja,
pasti mulai merasakan jatuh cinta. Jadi, di sekolah seberang, ada anak ganteng
yang gua suka banget namanya Aji. Gua sering ngeliat dia main basket bareng
anak-anak cowok di sekolah gua di taman. Suatu ketika, gua sampai rela-rela
jadi pembokat klub basket sekolah yang khusus bawain minum buat pemain basket
Cuma untuk kenal sama dia. Gua gak jelek dan juga cantik, tapi gua yakin kalau
cinta yang tulus pasti kelak akan terbalas.
Tanpa gua sadari, Aji
sering liat gua jalan kaki pulang ke rumah, dia kan naik motor. Merasa kasihan
atau emang suka sama gua, akhirnya dia nawarin tumpangan. Astaga, hati gua
benar-benar berbunga-bunga banget ketika tawaran itu datang ke gua. Tapi gua
tau, akan jadi masalah kalau sampai dia tau rumah gua dan ngeliat kakak gua
yang cacat, dengan terpaksa gua suruh dia anterin gua jauh 100 meter dari rumah
gua, sebab gua tau, kakak gua selalu sambut gua di depan rumah setiap gua mau
pulang. Apa jadinya kalau dia tau gua punya kakak cacat, pasti dia ilfeel sama
gua.
Tanpa terasa , gua
semakin dekat sama dia. Impian gua untuk punya pacar seperti dia nyaris
tercapai ketika dia undang gua ke ulang tahun dia sebagai tamu istemewa. Gua
tentu harus kasih dia hadiah yang istemewa. Oleh karena itu, gua harus sogok
nyokap gua dengan berpura-pura baik dan mau main sama kakak gua yang idiot itu
sampai duit gua ke kumpul untukkasih hadiah ke Aji. Diam-diam, gua pernah nanya
ke dia, mau hadiah apa kalau nanti ultah.
"Apa aja dari kamu
aku terima kok, walau hanya bunga di jalan..," ujar Aji yang bikin jantung
gua nyaris copot karena romantis.
Dari teman-teman dia,
gua tau. Aji paling suka yang namanya helm sport. Tapi harganya mahal banget,
dan gua tau, apapun yang gua lakukan sekaligus jadi baby sister kakak gua yang
cacat, gak akan dapat beli itu helm. Terpaksa gua mikir hadiah lain untuk dia.
Sambil nemenin kakak gua main, gua jadi baying-bayangin apa yang harus gua
beli. Kakak gua yang merasa gua suka bengong lalu nanya.
"Kok, main
monopolinya lama , adik bengong ya..?" kata kakak gua yang walau idiot
jago sekali itu duit.
"Mau tau aja,"
kata gua sambil melangkahkan langkah monopolinya.
Tiba-tiba gua jadi
kepikiran, mungkin gak ya, kakak gua yang idiot ini punya duit untuk sumbang
bantu gua beli helm.
"Eh, kak, punya
duit gak?" kata gua dan dia langsung nyodorin duit monopoli yang bikin gua
BT.
"Duit beneran
tolol, bukan duit kayak gini, duit kayak gini gua juga banyak.."
"Buat.. apa?"
Tanya dia kalau ngomong suka kepatah-patah khas orang tolol.
"Ada kagak..?"
Tanya gua kesel.
Tiba-tiba dia hilang ke
kamarnya dan balik lagi dengan toples yang berisi uang benaran.
"Ini.. untuk
adik.."
"Sumpeh loe.. duit
ini hasil tabungan loe selama ini, banyak bener.."
"Untuk adik.. kakak
kasih.."
"Yakin.."
"Ia.. tapi temanin
kakak beli permen di supermarket.."
"Cuma itu doang
syaratnya.. gampang banget. Capcus yukkk," kata gua.
Akhirnya berkat kakak gua, gua bisa beli hadiah terindah untuk
Aji. Rasanya bahagia sekali, tapi gua tau, aji ini pasti bakal undang banyak
orang dalam ulang tahunnya. Jadi gua harus jadi special di hari itu, gua harus
dandan yang cantik dan benar-benar terlihat hebat di pesta ulang tahun dia.
Sampailah tiba pada waktunya.
"Mau kemana Angel?" Tanya nyokap gua sambil nonton
tv sama kakak gua.
"Mau ke ulang tahun teman."
"Kamu ada ambil duit kakak kamu ya?" Tanya nyokap.
"Kagak tuh, dia yang ngasih sendiri, tanya aja sendiri
sama dia.."
"Ooo. Pantesan duit tabungan dia habis. Kamu tau gak, dia
nabung duit itu buat beli kado ulang tahun kamu minggu depan," kata nyokap,
yang langsung bikin gua sadar kalau
minggu depan gua ulang tahun.
"Oo. Gitu, makasih deh, sama aja kan duitnya juga ke
angel sekarang."
"Mau ke ulang tahun dimana Angel.."
"Di samping sekolah itu, kafe hijau. Si kakak juga tau,
kan sering minta beli es hijau disana.."
"Yauda, hati-hati.."
Dengan perasaan bebas merdeka tanpa larangan nyokap, akhirnya
gua melangkah kaki seribu menuju ulang tahun Aji. Sampai disana, gua
benar-benar ga salah tebak, banyak cewek2 yang diundang ke ulang tahun dia,
termasuk Agnes, musuh bubuyutan gua di sekolah yang suka reseh. Saat gua masuk
ke dalam dia langsung negur gua.
"Eh adiknya si idiot, datang juga kesini.. ngapain? Gak
bawa kakak loe kesini?" Kata dia dan gua diem aja.
Gua melihat Agnes uda bawa kado dan tiba-tiba teringat kalau
kado gua ketinggalan di rumah.
"Kado dari gua istemewa loh, kado dari loe mana ngel?
Jangan bilang loe datang Cuma mau numpang makan gratis.”
"Gak usah reseh deh u. gua punya kado, kado yang gak
perlu gua kasih liat ke loe..”
"Oh ya.. Alhamdulillah ya..( berujar mirip arti syarini)
masih tau diri juga.."
Agnes pergi ninggalin gua, dan gua merasa bodoh sekali
ketinggalan kado untuk Aji, kalau balik lagi ke rumah pasti acara penting
pemberian kue ulang tahun pertama dari Aji bakal kelewat. Gua gak akan rela
kalau si Agnes yang dapat kue pertama. Gua pun berpikir memeras otak untuk
membuat suasana jadi gak rusak.
Dirumah.
Kakak gua yang bodoh itu, tiba-tiba ngeliat hadiah kotak yang
gak sengaja terletak di lantai, jadi kado itu ketinggalan saat gua lagi iket
tali sepatu, dan langsung ninggalin begitu aja. Dia tau dan pasti inget kalau
gua akan ke pesta ulang tahun yang tadi gua sebutin, dengan nekad dia bawa kado
itu sendirian tanpa sepengetahuan nyokap gua yang lagi cuci piring di dapur.
Walau bersusah payah mengingat jalan, akhirnya dia tiba juga di depan tempat
kafe hijau sambil bawa kado di tangannya.
Ketika pesta berlangsung dan Aji mulai mau sebutin kue pertama
dia, gua dan Agnes saling berpikir untuk mendapatkannya. Tapi tiba-tiba Aji
menyebut nama gua, gua senang banget dan maju dengan muka kemenangan di depan
Agnes yang sewot mampus.
"Aji maaf ya, kadonya ketinggalan nanti aku kasih besok
pas di lapangan basket ya.."
"Iya gapapa, ini kue pertama special untuk kamu."
Dan saat moment penting itu, kakak gua yang idiot muncul.
Sambil berteriak.
"Adik.. adik.. adik... ini kadonya.. kadonya.."
Semua orang melihat ke kakak gua. Dan aji pun gitu. Muka gua
langsung terkejut. Agnes mengunakan kesempatan itu sambil berkata.
"Wah, kakaknya si Angel datang tuh, si idiot.. akhirnya
adik dan kakak idiot berkumpul hahahaha."
Kakak gua yang marah kerena merasa Agnes meledek gua, langsung
menyerang Agnes hingga mukanya jatuh ke depan kue ulang tahun dan terceplak di
mukanya. Gua yang malu melihat kejadian itu langsung panik.
Aji bertanya, "Itu kakak loe.."
Gua bengong sambil tak bisa menjawab apa-apa
"Bukan.. dia bukan kakak gua.," kata gua lari keluar
dari pesta dan merasa malu sekali, karena panik tanpa sadar sepeda motor melaju
cepat dan menabrak gua sampai akhirnya gua terpentar tanpa bisa melihat apapun selain
orang terakhir di atas bayangan mata gua adalah kakak gua yang berteriak-teriak
“Adik.. adik..”
***
Dua minggu kemudian, gua terbangun, terbangun dengan kondisi
tanpa bisa mengerakan kaki dan tangan gua, tulang leher gua patah karena
tabrakan itu. Nyokap sama bokap ada disamping gua. Tapi ada yang kurang lengkap
dari kedua orang itu, yaitu kakak gua.
"Ma, aku dimana?" kata gua sambil merasakan mata
yang sakit.
"Di rumah sakit.. kamu uda gak bangun sejak 5 hari lalu,
kamu koma selama itu."
Gua melihat sekeliling dan memang gua ada di rumah sakit dan
beberapa alat kedokteran,. Tapi bukan itu yang gua mau lihat. Gua mau lihat
kakak gua, gua merasa dalam tidur gua, selalu terbayang dia. Bayangan dimana
mimpi saat masa kecil yang bahagia bermain sama dia, dia gendong gua, dia kasih
makanan yang gua suka dan terakhir dia bilang dia sayang gua dengan
terpatah-patah.
"Kakak mana?"
Nyokap menangis, dan bokap terdiam dengan berat hati berkata.
"Dia lagi dirawat di ruang sebelah .."
"Loh dia sakit apa? Kok juga masuk rumah sakit?"
Gua bangkit dan bonyok membantu gua berjalan ke ruangan
sebelah dan melihat kakak gua yang sedang tertidur sambil meluk boneka yang
dulu sering dia kasih ke gua.. gua melihat kakak gua dengan keprihatinan dan
matanya kedua tertutup dengan perban,
"Kakakmu memberikan kedua matanya untuk kamu, ketika
kecelakaan kamu terjatuh dan kedua matamu rusak karena cairan laksa yang dibawa
motor itu terkena mata kamu."
"Astaga. Jadi kakak ga bisa ngelihat lagi dong.."
Gua menangis saat mendengar kalimat itu.
"Bukan cuma itu, ada pendarahan yang terjadi setelah
operasi dan kakak kamu jadi kritis gini."
Gua meraih tangan kakak gua, sambil berkata, "Kakak,
bangun, maafin Angel.. kakak, bangun. Angel janji setelah kakak sembuh, angel
akan sayang sama kakak lagi.. angel mohon.."
Tangan kakak gua bergerak dan berkata dengan seperti biasanya.
"Adik.. adik.. kakak sayang kamu.. selamat ulang
tahun" kata kakak gua untuk ucapaan terakhir dia.
Dan kalimat itulah terakhir yang gua dengar dari dia. Dia
telah pergi untuk selamanya, selamanya untuk membuat gua tetap hidup dengan
kado kedua matanya untuk gua. dokter sempat menolak untuk memberikan matanya ke
gua, tapi kakak gua ngotot. dia merasa tidak boleh ada orang lain yang cacat
yang sama di keluarga ini selain dia, mama juga nolak, tapi kakak gua marah dan
gak mau makan sampai dia bisa kasih kedua matanya untuk gua. akhirnya mama
luluh, dia ikhlas, dan opearasi ke gua berhasil tapi kakak gua alami pendarahan
dan akhirnya kritis dan pergi untuk selamanya. Selamanya untuk membuat gua
merasa tak perlu merasa malu memiliki kakak seperti dia. Dia bukan hanya
seorang kakak yang bertahan atas penderitaan yang dia miliki sebagai anak yang
lahir dengan kerterbatasannya, tapia dia adalah seorang kakak berhati malaikat
yang tanpa pernah berhenti mencintai gua sebagai adiknya.
Tanpa pernah merasa sakit hati oleh kalimat kalimat yang
terkadang lebih menusuk daripada gua memukulnya dengan keras.
Kakak, karena dirimu lah kini aku sadar,
Aku tidak terlahir untuk sempurna tanpamu, walau dunia ini
mungkin tidak pernah adil untuk kehidupanmu saat ini, apapun yang kamu lakukan
atas dasar yang kau pikirkan, kaulah tetap kakakku yang terbaik, terbaik yang
ingin pernah kusampaikan kepada dunia.
Bahwa hanya ada satu kesempatan untukku bersamamu dalam hidup
ini yaitu saat saat kau hidup bersamaku.
Begitulah kisah Angel (tokoh
dalam kisah). Sangat mengharukan sekali membaca kisah ini. Semoga share
kisah ini bisa jadi bahan perenungan kita. Biarlah pengalaman Angel ini bisa
jadi pengalaman kita, jangan sampai kisah ini terulang pada kita. Pelajaran
bisa kita ambil dari kisah Angel.
1 Komentar
Saya selalu terharu ketika membaca kisah ini, air mata begitu saja keluar, apa yang ada dalam kisah ini seperti ada di depan mata, bahkan mungkin kita sendiri yang jadi lakonnya.
BalasHapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6