Emisi Esemka VS Angkutan Kota di Jakarta

Beberapa waktu lalu, prototipe mobil nasional telah melakukan uji kelayakan di Serpong, Tanggerang. Dikendarai dari Solo, Jawa Tengah, mobil prototipe itu diuji pula ketahanannya selama perjalanan dari Solo menuju Jakarta lalu ke tempat pengujian di Serpong.
Namun hasil pengujian itu berakhir negatif, Esemka dinyatakan tidak lolos uji tersebut. Kegagalan ini merupakan yang kedua. Dari beberapa tes yang diujikan pada prototipe buatan anak negeri itu ada tiga hal yang membuat Esemka gagal uji. Ada tiga hal yang membuat Esemka gagal yaitu emisi gas buang yang belum memenuhi standar, lampu utama yang kurang terang dan soal efisiensi bahan bakarnya.
Kegagalan ini baiknya dianggap sesuatu yang positif untuk perbaikan Esemka menjadi  lebih baik. Meskipun di sisi lain ada hal miring lain mengenai kegagalan tersebut. Dan saya pribadi punya pandangan miring soal itu, dengan membandingkan dengan kendaraan-kendaraan lain yang lebih parah kondisinya masih bisa lolos uji kelayakan.
Memang saya membandingkan dua hal yang berbeda, yaitu kendaraan pribadi dengan kendaraan angkutan umum seperti kopaja, metromini, PPD, MB, bajaj, bemo dll yang mana merupakan kendaraan biang polusi dan kemacetan di Jakarta. Kenapa saya bandingkan dua hal ini, karena kesal terhadap uji-uji kelayakan yang dipersyaratkan itu sepertinya tidak sesuai.
Kendaraan-kendaraan tersebut baik pribadi maupun angkutan umum digunakan untuk mengangkut orang dan berada di sekitar lingkungan yang bersinggungan dengan pengendara lain. Oleh karena itu kendaraan-kendaraan itu harus layak dan semestinya. Namun kenyataan di lapangan kendaraan angkutan umum lebih tidak layak daripada kendaraan pribadi, yang notabene mengangkut orang/ penumpang lebih banyak.
Kendaraan angkutan umum itu kita tahu sendiri banyak merugikan orang di sekitar. Soal uji emisi, tanpa diuji, kita bisa lihat berapa banyak polusi yang dihasilkan mereka (angkutan umum). Tapi mereka masih bisa berkeliaran, dan kok bisa lolos uji emisi gas buang sehingga bisa dikatakan layak jalan?
Dimana wewenang petugas terkait mengenai hal ini? Esemka tidak banyak merugikan orang lain soal polusi, Esemka berusaha menjadi sebuah industri otomotif untuk membangun bangsa ini, agar bangsa ini punya sesuatu yang dibanggakan. Cobalah adilkan aturan yang ada, persyaratan uji emisi itu layaknya juga diberlakukan bagi mereka (angkutan umum).
Jujur saya pribadi merasa gerah di jalanan ibukota jika harus berdampingan dengan 'kendaraan pemusnah massal' itu. ['kendaraan pemusnah massal' sebutan yang saya buat untuk kendaraan yang berasap tebal]. Coba terapkan aturan yang sama itu sesuai, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Memang sudah seharusnya 'kendaraan pemusnah massal' itu diistirahatkan untuk selamanya atau dijadikan bahan penelitian anak-anak bangsa agar bisa dijadikan penelitian membuat prototipe kendaraan angkutan umum.
Saya pribadi berharap agar Esemka bisa lolos diuji berikutnya. Dan akhirnya bisa menjadi pionir industri otomotif nasional, dan bisa membanggakan negeri ini. Cpr.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. postingan yang menarik, kami juga punya artikel terkait 'Angkutan Kota' silahkan buka link ini
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3315/1/Kommit2004_Sistem_Informasi_006.pdf
    semoga bermanfaat ya

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6