‘Hijau’ di Permata Hijau Hingga Pondok Indah


5/5-pagi hari. Permata hijau, salah satu lokasi di Jakarta, tepatnya masuk wilayah Jakarta Barat. Ternyata masih punya sederetan pepohonan yang hijau dan rindang. Pepohonan ini cukup memberi manfaat, suasana sejuk ditawarkan di sini, asri dan yang pasti menjadi sumber udara segar. Mengingat ada beberapa jalanan ibukota Jakarta, terutama jalan arteri besar sudah tidak memajang deretan pohon rindang lagi, semuanya telah ditebang. Tetapi di pinggiran Jakarta masih ada juga ruas-ruas jalan yang masih ditemani rindangnya pepohonan seperti yang sering saya lewati di daerah Blok M (ruas tertentu), Kemang-Pejaten (ruas-ruas komplek perumahan), sepanjang jalan menuju Pasar Minggu, dan beberapa ruas jalan lainnya yang saya lupa namanya. Umumnya ruas jalan kecil sampai sedang, kalau untuk ruas jalan yang besar/ lebar sudah jarang sekali tersedia pepohonan di kiri-kanan jalannya. Paling-paling yang tersedia adalah tanaman-tanaman kecil sebagai pemanis jalanan yang mungkin perannya sebagai pemberi kesejukan serta udara segar terkalahkan polusi dari kendaraan-kendaraan yang melintas.
Pagi ini saya menikmati manfaat pepohonan itu. Sebenarnya tidak hanya hari ini, setiap kali saya melintas di jalan ini kesejukan selalu ditawarkan di berbagai kondisi cuaca, yang cukup berasa terutama saat cuaca sedang panas terik. Pepohonan menjadi surganya untuk beristirahat dan berteduh sambil mengela nafas. Di bawah salah satu pohon di ruas Jalan Permata Hijau (sebelum ITC Permata Hijau tepatnya di depan warung penjual peleg mobil), saya menikmati kerindangan salah satu pohon yang berjejer di jalan ini. Kebetulan saya berhenti berniat mendinginkan mesin motor saya yang sudah sangat panas, sembari istirahat, dan kebetulan ditemani camilan donat sebagai sarapan pagi ini. Pohon ini tak hanya memberi kesejukan, tetapi pagi ini saya sedikit terlindungi dari gerimis yang mengguyur beberapa wilayah di Jakarta, bahkan sampai Depok. Tidak hanya kesejukan yang ditawarkan, di sini juga menawarkan pemandangan keriuhan jalan raya ketika pagi hari. Semuanya ditawarkan dan dapat dinikmati langsung dengan cuma-cuma alias gratis. Pohon di samping saya ini jadi pohon yang beruntung, karena di ruas jalanan lain pohon macam ini sudah tidak ada lagi, tetapi di sini dia berdiri dengan kokoh dengan akar-akar kuatnya mencengkram tanah.
Tidak hanya di ruas jalan ini saja yang masih mempertahankan pepohonan. Ruas jalan dari Permata Hijau hingga Pondok Indah masih tersisa pepohonan rindang. Di sekitar Pondok Indah tampak pohon-pohon berjenis palem-paleman berjejer. Pohon-pohon ini cukup membantu, sebagai paru-paru kota, mengimbangi polusi udara dari kendaraan-kendaraan bobrok macam kopaja, metromini, bus kota, serta bajaj merah yang semuanya selalu menyajikan asap yang membuat sesak nafas.
Semoga pepohonan ini tetap lestari atau tetap dipertahankan sampai nanti, bahkan selamanya. Kerindangannya harus selalu dijaga, agar udara bersih dan sejuk bisa selalu dinikmati dengan gratis. Kemudian juga dengan maksud agar kesesuaian nama tempat dengan keadaan sebenarnya sesuai, kan namanya Permata Hijau, hijau harus tetap dipertahankan. Lalu Pondok Indah yang menyajikan jejeran palem, agar selalu tampak indah.
Sayang sekali, saya tidak bisa menghadirkan view apa yang saya lihat ini, karena keterbatasan piranti. Tapi kapan-kapan view-nya menyusul. Jagalah selalu lahan hijau yang ada, rawatlah dan bila memungkinkan usahakanlah selalu lahan hijau dimanapun kita berada. Bumi ini akan semakin terdegradasi jikalau hijau tak lagi ada. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar