Menu Unik yang Selalu Tersaji di Jakarta


Jakarta, kota besar di utara Provinsi Jawa Barat. Kota dimana pusat pemerintahan republik ini berada, tak hanya itu, pusat bisnis, pusat segala aktivitas manusia mungkin semuanya ada di sini (terlalu berlebihan kalau soal ini :)). Jakarta selalu menyajikan apa saja yang dibutuhkan penghuninya, hanya tinggal kita yang memilih menu apa yang kita butuhkan, atau bisa dibilang di Jakarta ini segala macam ada, mau cari apa saja pasti ada. Kalau pun tidak ada paling jarang, tetapi secara umum semua ada di sini. Ya, kalau mungkin ingin mencari ketenangan, keheningan dan kesejukkan alami di Jakarta relatif sulit, tapi masih bisa ditemui kalau ingin mencarinya. Taman-taman kota bisa dijadikan alternatif menghilangkan kepenatan.
Menu utama yang selalu tersaji di kota ini adalah kemacetan. Tidak hanya kemacetan di lalu lintas jalan rayanya tapi juga kemacetan lalu lalang orang di trotoar, di pasar, di pusat perbelanjaan seperti supermarket, swalayan, mall dll. Semuanya tersaji kemacetan, jadi perlu ekstra kesabaran untuk menjalani aktivitas di kota ini. Menu kemacetan selalu tersedia setiap hari sepanjang tahun di kota ini. Bahkan sekarang ini dan nanti, Jakarta akan semakin kaya akan menu kemacetannya. Pertumbuhan kendaraan yang sangat cepat dibandingkan pertumbuhan jalan raya penunjangnya, ditambah ketidaktertiban para pengguna jalan semakin akan memperkaya menu kemacetan di Jakarta.
Saya sungguh bisa menikmati menu ini setiap hari. Saya memang bukan orang asli Jakarta, saya bisa dibilang sebagai salah satu penambah kemacetan Jakarta, karena saya datang ke Jakarta  membawa diri dan kendaraan saya yang otomatis sedikit menambah sesak jalanan ibukota. Memang tidak hanya saya, masih banyak lagi orang-orang seperti saya yang mencoba mengadu nasib di Jakarta. Dulu, saya hanya bisa menikmati menu kemacetan Jakarta hanya melalui layar kaca, media berita televisi selalu memperkenalkan menu yang satu ini. Dan kini saya bisa menikmatinya langsung setiap hari plus dengan bumbu-bumbu perusak kesehatan seperti asap kendaraan bermotor dan bisingnya suara kendaraan bermotor, belum lagi ditambah penyedap umpatan-umpatan pengendara lain apabila kita berbuat sedikit kesalahan di jalan raya. Sungguh menu yang komplit tersaji di sini.
Pagi hari, sebelum matahari terbit, jalanan Jakarta mulai ramai, kendaraan pekerja dari berbagai arah selatan (Bogor, Depok), timur (Karawang, Bekasi), barat (Tanggerang) dan arah-arah lain berdatangan menuju Jakarta. Otomatis lajur jalanan yang menuju Jakarta pasti penuh sesak kendaraan. Keadaan ini berlangsung sampai matahari mengudara, hingga nanti esok pagi matahari kembali terbit. Mungkin siang hari volume kendaraan sedikit lebih berkurang karena pekerja-pekerja itu telah sampai di tujuaannya masing-masing. Baru nanti setelah bel bubar kantor, menu kemacetan kembali tersaji. Lajur arah balik menuju selatan, timur barat dan arah-arah lainnya menjadi padat. Tapi sebenarnya tak hanya lajur balik menuju keluar Jakarta saja yang macet, bisa dilihat bahwa pada jam yang sama lajur yang menuju Jakarta juga padat. Entah, kendaraan-kendaraan itu pada mau kemana? Belanjakah, atau jalan-jalan? Otomatis Jakarta tak pernah sepi dari jam kejam, dari hari kehari, bulan kebulan, bahkan dari tahun ketahun akan semakin padat saja.
Hanya ruas-ruas jalan tertentu dan pada jam tertentu saja yang tidak disajikan menu kemacetan. Pagi ini saya menikmati jalanan tanpa menu kemacetan, meski hanya beberapa kilometer tapi sungguh bisa dinikmati. Pagi ini saya melewati lajur yang sepi, yakni lajur arah menuju keluar Jakarta, yaitu menuju Depok. Tepatnya di jalan raya mulai dari Stasiun Tanjung Barat, Stasiun Lenteng Agung hingga menuju Depok (Margonda). Pagi ini menu kemacetan tidak tersaji di sini, kelancaranlah yang saya bisa nikmati. Tapi di lajur yang sama arah menuju Jakarta di sana tersaji menu kemacetan.
Lajur yang saya lewati pagi ini pada setiap harinya mulai sore hari hingga malam selalu ramai bahkan padat. Menu kemacetan mulai sore hingga malam akan tersaji di jalanan ini. Ini hanya salah satu ruas jalan di Jakarta, masih banyak ruas-ruas lainnya yang menyajikan menu kemacetan. Jadi bila anda ingin mencoba menu ini, datanglah ke Jakarta, karena sumbangsih kedatangan anda merupakan salah satu kontribusi terhadap menu kemacetan yang disajikan. Apalagi kalau anda datang ke Jakarta membawa kendaraan pribadi.
Atau bagi yang ingin menikmati kota Jakarta tanpa menu spesial dan unik tersebut, anda bisa mengunjungi Jakarta pada saat lebaran Idul Fitri, mulai dari hari pertama lebaran. Saat itulah Jakarta benar-benar bisa dinikmati tanpa menu spesial dan uniknya. Hanya pada masa ini Jakarta bisa dinikmati keindahannya. Tapi setelah lebaran hari kedua, mulai lagi menu spesial dan unik ini disajikan. Karena banyak orang dari daerah-daerah sekitar Jakarta berlalu-lalang saling mengunjungi sanak keluarga dan ada juga yang menikmati liburan di tempat-tempat rekreasi.
Setelah kenyang dengan menu spesial tadi, minuman ringan dan sederhana untuk melepas dahaga adalah air putih. Ini minuman wajib sebenarnya bila kita ingin menikmati menu spesial dan unik ini. Kita disarankan membawa botol air, karena menu ini benar-benar menguras dahaga kita, apalagi saat kita menyantap menu spesial dan unik ini di saat matahari sedang terik, jangan sampai kita dehidrasi. Inilah pengalaman saya dan coba saya bagikan setelah saya mencicipi menu yang spesial dan unik di Jakarta. Anda mau mencobanya? Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar