Kakek yang Lupa Diri (Masa Kalah Sama Anak SD?)


Kaget sekaligus lucu, ingin rasanya menertawakan statement orang ini, saat saya membaca berita online dari halaman Yahoo.com, sumber beritanya dari Metrotv News. Beliau ini termasuk tokoh tetua, beliau itu dipandang, dikagumi sebagian orang, bahkan disegani sebagian orang pula, bahkan terutama negara barat tahu akan tokoh ini. Sering sekali tersangkut paut kasus yang membawa kata ‘teroris’, siapakah beliau? Ya, Ustad Abu Bakar Ba’asyir. Beliaulah tokoh tetua yang keras kepala, selalu memegang prinsipnya yang ingin dia tegakkan di negara Indonesia ini. Beliau ingin Indonesia ini dirubah wajahnya menjadi serupa dengan dirinya, tanpa melihat perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia.
Beliau ini berstatement bahwa SBY, Presiden RI, Bp. Susilo Bambang Yudhoyono adalah ‘kafir’. “Itu sudah menjadi konsekuensi, jika seorang pemimpin di negara ini tidak menjalankan syariat Islam dengan benar. Sangat pantas jika saya mengatakan bahwa SBY itu seorang kafir”. Statement ini muncul dari beliau, sang tetua yang disegani sebagian orang itu. Sungguh kata-kata yang lantang. SBY yang seorang Presiden RI menjadi kafir hanya karena tidak menjalankan republik ini dengan tidak ber-syariat Islam? Sungguh aneh, kok bisa? Indonesia ini adalah republik yang mengakomodir semua agama, Indonesia ini Bhineka Tunggal Ika. Tidakah beliau ini tahu asal-usul Indonesia? Toh, yang semua Presiden Indonesia lakukan hal yang sama, siapapun itu. Yang dilakukan adalah pasti sesuai dengan garis besar peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia, dengan dasar UUD 1945 dan ideologi Pancasilanya.
Membaca dan mungkin kalau mendengar statement ini langsung otomatis langsung tertawa, seorang siswa Sekolah Dasar pun tahu tentang sejarah bangsa Indonesia, sebab pelajaran sejarah pasti dienyamnya ketika sekolah, tapi beliau yang sudah tua itu rupanya tak mengenyam pelajaran sejarah dari SD, SMP, SMA atau pendidikan sederajat lainnya. Mungkin juga dalam kurikulum sekolahnya dulu tidak ada itu mata pelajaran Sejarah. Masa kalah sama anak SD?
Statement lainnya : “Pemimpin manapun yang memimpin negara ini, tetapi tidak menjalankan hukum Islam dengan  sebagaimana mestinya, maka hukuman yang layak diberikan kepada orang itu adalah hukum kafir”. Kembali kita lihat, sosok beliau yang sepertinya otaknya sudah dicuci dengan paham-paham ‘sekarepe dhewek’. Beliau ini ingin Indonesia diubah menurut gambarannya sendiri. Ya, balik lagi, sepertinya beliau ini tidak memahami hukum tertulis di negara ini, mungkin dimata beliau ini UUD 1945 adalah sampah, sampai beliau tidak mengakuinya. Sekali lagi, masa kalah sama anak SD?
Sungguh malangnya nasib beliau ini, di umurnya yang sudah tua, masih tidak memahami dasar-dasar negara di negara yang dia tinggali. Saya jadi sangsi dengan kewarganegaraan yang dia sandang, sebenarnya dia orang Indonesia apa bukan? Bisanya dia ingin merubah bangsa ini dengan apa yang dia mau. Melihat sosok beliau sebenarnya masih ada sopan untuknya, karena beliau adalah orang tua, tapi melihat tingkahnya, polahnya selama ini, apa pantas beliau ini jadi panutan? Beliau adalah orang yang dipandang sebagian orang, statementnya pun akan didengar sebagian orang. Apa tidak berbahaya bagi keutuhan bangsa ini bila statementnya begitu provokatif dan sepertinya sudah tidak menghargai dasar negara republik ini UUD 1945 dan ideologi bangsa ini yaitu Pancasila? Pemerintah sudah layak dan sepantasnya memberikan perhatian khusus pada beliau ini. Pemaksaan kehendak akan suatu ideologi akan merong-rong bangsa ini. Pemaksaan ideologi akan terus dilakukan dengan berbagai cara, bahkan dengan mengkambing hitamkan perbedaan dan hal-hal kecil yang sebenarnya tak patut untuk diperdebatkan.
Dengan segala hormat, semoga sang kakek ini lekas sadar. Bila kakek ini tetap dengan prinsipnya, lebih baik tinggalkanlah  Indonesia yang selama ini ditinggali. Carilah negara lain yang pantas dengan ideologi mu. Janganlah merusak bangsa ini dengan pemikiran picik mu. Sadarlah sang kakek. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar