Gempa Bumi


Pada Jumat, 11 Maret 2011, Jepang mengalami gempa yang cukup besar yakni 8,9 skala richter. Gempa ini menimbulkan tsunami yang meluluhlantahkan Jepang Utara. Berdasakan berita yang saya baca, Survei Geologi AS melaporkan bahwa gempa terjadi pada pukul 14.46 waktu Jepang, dan gempa berpusat di kedalaman 15,1 kilometer, 130 kilometer di timur Sendai ibukota Prefektur Miyagi, Jepang utara, di Pulau Honsu. Kota ini terletak sekitar 380 kilometer di utara Tokyo.
Berita tentang gempa dan efeknya terus diberitakan sampai saya mem-posting tulisan ini. Efek dari gempa yang menimbulkan tsunamilah yang meluluhlantahkan kota. Sampah berupa kapal, runtuhan bangunan, serta material-material hasil sapuan ombak dahsyat itu kini berserakan dimana-mana. Bahkan instalasi PLTN (Pembangkit Listrik tenaga Nuklir) Jepang juga ikut terkena imbasnya.
Berdasakan berita mengenai gempa tersebut, kebetulan saya sedang membaca ensiklopedia tentang bumi kita, disitu dibahas mengenai apa saja yang dimiliki bumi kita serta potensi-potensi alam yang bisa saja terjadi di bumi kita. Salah satunya ada membahas tentang gempa bumi. Di sini saya ingin membagi informasi yang saya baca. Untuk lebih jelasnya bisa langsung baca sendiri di bukunya, sumbernya ada di bawah ini.
Gempa terjadi ketika permukaan bumi berguncang akibat pelepasan energi dari dalam bumi. Lempeng litosfer bergerak 1 sampai 18 centimeter per tahun dan tegangan sangat besar yang terkumpul di daerah sambungan bertanggung jawab langsung terhadap aktivitas seismik. Karena itu, gempa terjadi terutama di kawasan gunung api dekat dengan barisan pegunungan muda di tepian lempeng. Ditaksir terjadi hampir 1 juta kali gempa setiap tahun, namun hanya skitar 5%-nya yang berupa gempa besar.
Bagaimana Gempa Terjadi
Gempa sering terjadi di sepanjang patahan kerak bumi, yakni tempat pertemuan dua lempeng litosfer. Gerakan pelat yang memampat dan mengembang membuat batuan mengalami tegangan dan gesekan yang hebat. Pada peristiwa ini tepi lempeng tetap bersatu dan tidak bergerak. Ketika tekanan menjadi terlalu kuat, sejumlah besar energi tiba-tiba dibebaskan dan menghasilkan serangkaian getaran di kerak bumi yang merambat menuju permukaan. Tempat yang diguncang gempa akan mengalami perubahan morfologi. Kemudian, sedikit demi sedikit, tekanan akan dibangkitkan kembali.
Lokalisasi Gempa
Lokasi gempa ditentukan oleh dua daerah spesifif,  yaitu hiposentrum dan episentrum. Hipo sentrum bisa mencapai 700 kilometer di bawah permukaan. Semakin dalam hiposentrum, semakin besar jarak tempuh perambatan gelombang. Kenyataannya, hampir semua gempa memiliki hiposentrum kurang dari 20 kilometer di bawah permukaan. Osilasi masing-masing partikel disebarkan dengan cepat dari satu partikel ke partikel lainnya dalam jarak yang besar, dengan cara yang serupa dengan penyebaran lingkarang konsentrik pada gelombang permukaan air. Sedangkan episentrum adalah titik di permukaan bumi tepat di atas hiposentrum. Di sinilah tempat gelombang kejut dirasakan paling kuat pengaruhnya. Jadi tak jarang di episentrumlah merupakan lokasi yang mengalami kerusakan akibat gempa yang paling parah.
Skala Richter
Banyak metode untuk menghitung kekuatan gempa. Beberapa diantaranya seperti skala Mercalli menggunakan indikator kerusakan material yang ditimbulkan (kaca jendela pecah, bangunan runtuh dll) dan memerlukan pengamatan di lokasi kejadian.
Skala lainnya adalah skala richter, yang dibuat oleh ahli geofisika Amerika Charles Francis Richter. Beliau mengukur magnitudo gempa—yaitu jumlah energi yang dibebaskan—dengan lebih teliti. Masing-masing angka dalam skalanya menyatakan gaya 32 kali lebih kuat daripada angka sebelumnya. Artinya, gempa dengan magnitudo 6 adalah 32 kali lebih kuat daripada yang bermagnitudo 5. Berikut ini angka magnitudo skala richter :
Magnitudo
Efek
Frekuensi Tahunan
<2
gempa mikro, tidak dirasa, terekam oleh instrumen pengamatan
600.000
2-2,9
berpotensi untuk dapat dirasakan
300.000
3-3,9
dirasakan oleh sejumlah orang saja
50.000
4-4,9
dirasakan oleh banyak orang
6.200
5-5,9
gempa menengah, kerusakan kecil akibat goncangan
800
6-6,9
gempa yang menimbulkan kerusakan di daerah pemukiman
100-300
7-7,9
gempa besar, kerusakan dengan cakupan yang luas
15-20
>8
gempa luar biasa dan sangat jarang, menimbulkan kerusakan total
1-4

Gempa yang terjadi di Jepang dikategorikan gempa yang luar biasa. Termasuk juga gempa dan tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 dengan magnitudo 9,0 skala richter. Luar biasa memang gempa yang terjadi. Apalagi kalau gempa yang terjadi di lempengan bumi yang berada di lautan, efeknya akan menimbulkan potensi tsunami. Efek dari gempa yang terjadi saja sudah mampu meluluhlantahkan bangunan apalagi kalau ditambah terjangan tsunami. Itu sebabnya gempa yang disertai tsunami menimbulkan kerusakan yang cukup parah.

Sumber :
Fredette, Nathalie, dkk. QA International. 2006. Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer, untuk Pelajar dan Umum : Memahami Planet Bumi. PT Bhuana Ilmu Populer untuk Gramedia Direct Selling.
Kompas. Sabtu, 12 Maret 2011. Jepang Lumpuh Dihantam Gempa Dahsyat.

Posting Komentar

0 Komentar