Ternyata Penampilan Garuda Muda Belum Meyakinkan (Indonesia 1 vs Turkmenistan 3)


Hasil yang menyedihkan, akhirnya pada leg pertama pra olimpiade timnas Indonesia harus tunduk dari Turkmenistan di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring dengan skor 1-3. Memang pada menit-menit awal Indonesia sempat unggul oleh gol yang diciptakan penyerang garuda muda Tibo (Titus Bonai) pada menit ke-13, lewat aksi back kick-nya yang mengenai lengan pemain belakang Turkmenistan, hasil dari tendangan bebas dari Okto. Gol pembuka ini saya harapkan menjadi pemicu semangat. Namun sayang, tak lama berselang, serangan balik tim lawan membuahkan pelanggaran di depan kotak pinalti tim garuda muda. Tendangan bebas yang diberikan wasit tidak disia-siakan tim lawan, pada menit ke-16 terjadilah gol, tendangan bebas Arslanmyrat Amanov langsung menusuk ke arah gawang garuda, hasil imbang terjadi sampai turun minum. Secara umum permainan garuda muda pada babak pertama ini lebih menekankan pada umpan bola-bola atas, dan terkesan terburu-buru. Kemudian selalu mengandalkan sayap kiri yang ditempati Okto. Serangan ini sering terbaca oleh pemain belakang lawan, sehingga Okto kurang leluasa bergerak. Keadaan ini berlangsung terus. Sayap kanan garuda muda jarang digunakan untuk menyerang, sehingga terkesan berat sebelah. Permainan yang terburu-buru melepas umpan malah membuat garuda muda mudah kehilangan bola, padahal untuk mendapatkan bola cukup sulit.
Pada babak kedua, penyerangan garuda muda ada  perubahan. Serangan garuda sekarang dimulai dari umpan satu-dua dari kaki ke kaki. Namun efektifitas serangan yang dilakukan belum membuahkan hasil. Beberapa peluang manis sempat tercipta, namun penyelesaian yang kurang cantik tidak membuahkan gol. Tim lawan malah semakin terbiasa dengan permainan garuda muda, terlihat tim lawan lebih santai memainkan bola, umpan-umpan antar pemain dari sisi kiri-kanan lapangan terbagi dengan rata. Serangan tim lawan lebih sering ke sisi sebelah kiri pertahanan garuda muda, dan terbukti dari gol kedua Turkmenistan tercipta pada menit ke-80 dari sisi kiri pertahanan. Memanfaatkan umpan dari kiri pertahanan Indonesia dan diselesaikan oleh Boliyan Aleksander  yang berdiri di depan gawang tanpa terkawal pemain belakang garuda muda. Kedudukan 1-2 untuk Turkmenistan sementara. Serangan garuda mulai mengendur, mungkin disebabkan stamina yang semakin menurun. Akhirnya gol ketiga tercipta di menit ke-86, lewat tendangan cantik Vahyt dengan sedikit memutar badan, langsung menjebol gawang Kurnia Mega. Hasil 1-3 berakhir hingga pluit babak kedua berbunyi.
Secara keseluruhan garuda muda belum menunjukkan permainan yang cukup baik. Kendala klasik yang selalu dialami garuda senior dan junior ini adalah pada ketajaman penyerang depan, lini pertahanan yang sering kecolongan dan yang terpenting mental. Mental ini yang memperparah keadaan. Memang dari segi fisik timnas Indonesia menjadi kendala saat berhadapan dengan tim dengan postur lebih tinggi. Namun hal ini seharusnya bukan masalah, kita bisa lihat timnas Korea Selatan, Korea Utara, dan Jepang yang merupakan wakil Asia, postur mereka pun tak sebaik tim-tim Eropa namun semangat juang dan mental mereka yang membuat mereka disegani. Hasil ini harus menjadi masukan berarti untuk diperbaiki. Berharap kemenangan saat bertandang ke Turkmenistan nanti sangat kecil, garuda muda hanya perlu bermain baik saja dulu, kemenangan urusan lain, karena permainan yang baik sudah pasti akan membuahkan kemenangan. Karena mengingat kalah 1-3 di kandang, sulit untuk menciptakan angka di kandang lawan apabila permainan malam hari ini masih terjadi. Tetapi yang jelas, kekalahan bukan merupakan kehinaan, karena diusia muda kekalahan akan memacu semangat dan sebagai pelajaran untuk meraih kemenangan nanti. Maju terus garudaku! Pesan sponsor : Turunkan Nurdin Halid! Revolusi PSSI!. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar