Polemik PSSI


Membahas PSSI memang tidak ada habisnya. Tuntutan masyarakat pencinta sepakbola tanah air untuk mundurnya Nurdin pun tak henti-hentinya berhenti. Tuntuan berupa hujatan yang sifatnya halus, sampai yang yeal-yeal yang bernada sarkasme kerap dilontarkan masyarakat sepakbola saat berdemo, belum lagi tuntutan yang menghendaki mundurnya Nurdin pun lahir dalam karya seni musik. Memang untuk menggulingkan Nurdin masyarakat sepakbola tanah air belum kehabisan cara.
Kubu Nurdin pun tidak menanggapinya, justru menganggap demo yang terjadi untuk mendesaknya mundur karena ulah dari berita-berita media yang tidak sesuai fakta dan kata mereka ada unsur politis. Bahkan kubu Nurdin menantang pemerintah yang kini ikut campur dalam krisis PSSI. Pemerintah yang diwakili Menpora Andi Malarangeng malah diconter balik oleh kubu Nurdin katanya telah ikut campur/ intervensi. Wajar pemerintah ikut campur masalah ini, karena memang ada yang tidak beres dalam PSSI. Toh, sudah selak dan sepantasnya PSSI patuh dan taat pada perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Menpora disini hanya membenturkan tingkah ulah PSSI dengan undang-undang keolahragaan diIndonesia. Nurdin sendiri menyatakan bahwa Mepora tidak tahu berorganisasi, dan menganggap pemerintah arogan. Arogan dimananya? Justru Nurdin lah yang arogan, tidak mau mendengar aspirasi rakyat sepakbola. Gemas memang melihat tingkah pola si Nurdin ini.
Untuk menggulingkan Nurdin rakyat pencinta sepakbola harus bersatu. Karena Nurdin ini punya dukungan yang kuat di Pengda PSSI. Memang tidak semua mendukung Nurdin, namun mayoritas suara masih mendukung Nurdin. Dan itulah yang masih membuat Nurdin besar kepala. Ini semua karena permainan uang, Pengda PSSI yang masih mengsug Nurdin lah yang terdiri dari pengurus bermuka penjilat dan tidak punya keinginan membangun sepakbola Indonesia lebih baik lagi.
Rakyat sepakbola harus bersatu, diawali dengan pembersihan Pengda PSSI yang ada di tiap kabupaten/ kota. Mereka yang terindikasi ikut dalam permainan uang Nurdin harus diturunkan juga. Karena kita semua tahu sepak terjang permainan uang Nurdin dalam mengamankan posisinya. Kita jua tahu Nurdin seorang pengusaha yang punya banyak uang untuk membungkam Pengda PSSI yang mata duitan. Meski begitu demo terhadap PSSI pusat juga harus dilakukan serentak.
Revolusi PSSI memang harus dilakukan sekarang juga dan dilakukan secara menyeluruh dari tingkat pusat maupun daerah. Untuk menuju sepakbola Indonesia yang lebih baik serta manajemen kepengurusan yang baik harus dimulai dari turunnya Nurdin beserta antek-anteknya. Sepakbola adalah olahraga semua orang, semua golongan tanpa memandang SARA bahkan partai politik. Tetapi PSSI di tangan Nurdin sudah menjadi alat olahraga partai politik. Hentikan politisasi sepakbola! Turunkan Nurdin, segera lakukan revolusi PSSI sekarang juga! Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar