Hilangkanlah Budaya Memberikan Tip

Uang tip, dianggap wajar kita berikan pada seseorang yang telah membantu, biasanya ketika kita merasa terbantu atas bantuan seseorang, kita terkadang iklas memberikan sesuatu, biasanya uang sebagai ucapan terima kasih. Inilah yang jadi istilah tip, atau dikenal uang tip.

Secara sederhana, niatnya baik dan pada awalnya memang baik adanya. Tapi tanpa sadar, pemberian tip yang awalnya berdasarkan keiklasan jadi sebuah keharusan. Dan, uang tip inilah pada akhirnya menjadikan mental-mental manusia Indonesia yang produktif tidak lagi mengejar namanya istilah tolong menolong, yang ada adalah asas manfaat dan upahan (meskipun sudah diupah atas suatu pekerjaan yang sudah dilakukan).

Akhirnya, jaman sekarang, ketika ada yang menolak tip, distampel munafik, menolak rejeki. Hal inilah yang semakin mengamini, budaya baik yang kini bergeser jadi sesuatu yang negatif. Contohnya sering kita temui dijaman sekarang ini. Tidak ada lagi, orang saling tolong menolong atas dasar keiklasan dan tidak ada lagi orang memberi karena keiklasan, yang ada keterpaksaan atau ketidakenakan.

Saya mulai menyadari budaya memberi tip ini jadi suatu yang buruk dan merusak mental. Tapi apa memang sebenarnya mental orang kita saja yang tidak baik ya hmmm 蘿, mungkin bisa jadi begitu.

Saat naik ojek daring misalnya, ketika jasanya selesai, upah kita bayarkan dalam rupa tarif. Tapi karena kebiasaan orang baik memberikan tip, akhirnya jadi keharusan, si driver ojek daring seperti berharap mendapat tip. Ketika harapannya diluar realita, mukanya berubah musam, bahkan ucapan terima kasih yang mereka anggap pengganti tip tidak diindahkan. Ada lagi, dulu pengalaman ketika menjadi kurir antar surat penting didivisi multifinance, si pengantar ini berharap sekali mendapat tip, tapi ketika ada customer yang tidak memberikan, komentar negatif muncul.

Saya pernah mengalami keduanya, untungnya diposisi yang tidak mengharapkan tip. Karena saya sudah digaji atas pekerjaan saya, jadi selalu saya ucapkan, "tidak usah, saya kan sudah digaji, ini adalah tugas saya. Terima kasih banyak sudah diterima baik, itu sudah lebih dari cukup." Pernyataan ini bagi kebanyakan orang, munafik, menolak rejeki dan lain-lain. Tapi sampai saat ini, pendapat saya masih tak berubah, tip merubah dan merusak mental orang kita jadi lebih rusak.

Lihat, 'ogah' di pinggir jalan, berharap uang tip sebagai penghasilan. Niat membantu orang tidak lagi sebagai upaya tolong menolong bernilai pahala di surga, tapi pahala itu sudah dicairkan didunia berupa uang. Pernah lihat, aksi penunjuk arah di Bogor, selepas keluar pintu tol, ketika arah puncak macet total, banyak berkeliaran mereka pencair pahala di dunia. Niat membantu orang mengarahkan jalan yang diuangkan dalam bentuk tarif. Pernah lihat lagi, sekelompok orang yang berada di sisi galian lubang yang ditimbun dengan pasir dan batu, sambil membawa ember dengan meminta uang atas upah telah menutup lubang dengan pasir dan batu. Usaha mereka nampak baik, menolong tapi akhirnya nampak mereka mencairkan pahala yang sudah diperbuat. Belum lagi, contoh-contoh budaya pemberian uang tip di sektor birokasi pemerintahan dan perpolitikan nasional. Masih banyak lagi contoh-contoh similiar dari budaya tip ini. Dan kesemuanya hanya memberikan pengaruh negatif.

Pada akhirnya, budaya pemberian uang tip menjadi sebuah budaya ekonomi biaya tinggi. Menjadi alasan kenapa lunturnya budaya tolong menolong tanpa pamrih. Jadi awal munculnya budaya materialistis.

Saya melihat dibeberapa pusat perbelanjaan, manajemen gedung mulai memberikan himbauan untuk tidak memberikan tip pada petugas, ini bisa jadi contoh yang baik, kampanye yang baik untuk melawan budaya pemberian tip. Kemudian, salah satu layanan ojek daring, yang mencoba membuat tip diberikan tanpa harus terang-terangan, sehingga tidak ada keterpaksaan si customer untuk memberikan atau tidak, karena tip diberikan dalam bentuk pilihan tagihan dimenu aplikasi daring layanan. Solusi yang cukup baik, untuk mengurangi pengaruh negatif dari adanya uang tip.

Ketika sesuatu pekerjaan dilakukan tidak lagi memberikan manfaat baik, hentikan pekerjaan itu, meskipun niatnya baik. Karena jaman sekarang orang semakin sulit membedakan niat baik dan perbuatan baik, kecenderungannya adalah asas manfaat ketika ada niat baik atau kebaikan yang dilakukan seseorang.

Jadi, mulai sekarang, hentikan budaya memberikan tip, mulailah mengajari dari anak-anak anda, murid-murid anda, ingatkanlah teman dan saudara anda dan mulailah dari diri sendiri untuk tidak menerima dan memberi tip. Berikanlah ucapan terima kasih yang iklas dan tulus dan terimalah ucapan terima kasih tersebut sebagai sesuatu yang melancarkan pahala kita di surga nanti.cpr

Posting Komentar

0 Komentar