Hargai Uang Kita dengan Baik

Uang, pasti semua tahu dan ingin punya uang banyak. Uang sudah diidentikan dengan kekayaan. Pokonya yang punya uang banyak kemungkinan besar pasti kaya. Karena dengan uang kita bisa beli apapun yang kita mau, dan kalau pun yang kita mau itu ingin diuangkan pun bisa, tinggal dijual kembali dan kembali lah kebentuk uang.

Uang sendiri dianggap sebagai nilai tukar tertentu untuk menukar dengan barang atau pun jasa. Pada awalnya tukar menukar dilakukan dengan barter, namun seiring dengan kemajuan kebudayaan uang dijadikan alat yang dianggap "standar" untuk alat tukar. Tentunya dengan nilai masing-masing berbeda yang pada akhir perkembangannya hingga sekarang, nilai tersebut distandarkan agar bisa digunakan dimana saja.

Masing-masing negara punya mata uangnya masing-masing. Begitu juga dengan Indonesia, kita punya Rupiah sebagai mata uang nasional, atau sering disingkat IDR, Indonesian Rupiah.

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Perlakuan masyakarat suatu negara terhadap mata uangnya tentunya berbeda-beda. Ada yang 'apik' dalam arti sangat berhati-hati memperlakukan uang, ada pula yang sembrono. Contoh yang memperlakukan mata uangnya yang 'apik' ini seperti di Amerika sana, Dollar diperlakukan relatif baik. Dengan tidak melipat, menekuk atau membuat mata uangnya tidak berbentuk. Mata uang Dollar dibuat cukup berharga seperti nilainya yang dianggap lebih "unggul" daripada mata uang negara sedang berkembang. Contoh lainnya bisa kita lihat di RRC sana, di sana mata uang Yuan pun diperlakukan baik.

Berkebalikan dengan apa yang kita lakukan di Indonesia bukan? Rupiah kita di sini itu rupanya bisa tidak karuan, dari yang mata uang pecahan terkecil hingga terbesar. Ada yang sudah kusut (tertekuk-tekuk), usang, sobek, terkena noda tinta atau bahkan sampai dicorat-coret, malah ada yang berbau, untuk mata uang logam bahkan ada yang sampai dibuat cincin. Perlakuan itu semua berlaku untuk semua mata uang yang baru edar dan apalagi yang edaran lawas. Sedih memang melihat nasib mata uang kita ini. Namun satu hal yang bisa kita catat, kondisi yang demikian menandakan mata uang kita pernah berada disemua kalangan baik bawah maupun atas. Baik buruknya kondisi uang kita pun menandakan kemana saja peredaran uang itu selama ini.

Saya baru mulai menyadari bagaimana memperlakukan uang dan harus lebih menyayangi uang, ketika BI (Bank Indonesia) regulator moneter negera kita mengeluarkan pecahan uang baru. Yang mana pecahan uang baru itu menurut saya mirip-mirip dengan mata uang negara lain yang sudah lebih dulu beredar. Meski ada pula yang menyebutnya mirip dengan uang mainan, tapi bagi saya sih tidak begitu. Karena saya menganggap uang rupiah yang baru itu seperti uang asing, jadinya saya baru kepikiran memperlakukan rupiah seperti bagaimana warga negara lain yang 'apik' memperlakukan mata uangnya. Bulan-bulan pertama sih iya begitu, sampai-sampai ketika dapat uang baru saya malah tidak mau, karena eman-eman mau dibelanjain. Akhirnya ketika dapat beberapa lembar uang baru, saya selalu selipkan didompet dengan 'apik', biar tetap mulus gitu deh. Eh semakin kesini, karena uang baru sudah beredar kemana-mana, mulailah penampakan uang yang lecek, kucel. Akhirnya uang baru dan uang lama penampilannya serupa.

Sayang sekali sih, kita belum bisa memperlakukan uang kita dengan baik, setidaknya lebih menghargai uang yang kita peroleh dengan baik. Mesin ATM dan perbankanlah yang menjadi agen menjaga uang-uang kita (rupiah) dalam kondisi baik. Kalau tidak ada mereka, mungkin rupiah kita tidak berbeda dengan kertas orat-oret atau bungkus bumbu atau cabe yang ada di pasar tradisional.

Berikut ini beberapa tips yang saya ambil dari berbagai sumber, tentang bagaimana memperlakukan uang dengan baik. Meskipun kita sudah perlakukan baik, bukan berarti uang tersebut akan berubah nilainya (menjadi naik) atau bisa beranak bertambah banyak, bukan seperti itu, tapi lebih ke penghargaan terhadap lambang atau simbol negara kita yang dianggap penting bagi suatu negara. Beberapa diantaranya bagaimana memperlakukan uang (uang kertas, karena uang logam lebih mudah perlakuannya):
  • Simpanlah uang didompet sesuai shaft yang ada didompet. Lebih baik menyimpan uang seperti dompet wanita, memanjang, sehingga uang akan tetap dalam kondisi baik atau tidak terlipat. Jika menggunakan dompet pria, gunakan dompet yang sekali lipatan, sehingga fisik uang tidak terlalu banyak lipatan.
  • Simpanlah dompet di tempat yang baik, terhindar dari terkena cairan, baik hujan atau cairan lain yang sifatnya merusak uang tersebut. Apabila terkena cairan, lekas keringkan supaya uang tidak lekas rusak.
  • Jangan menstaples uang, atau menandainya dalam bentuk seni apapun dibadan uang.
  • Pastikan uang selalu dalam kondisi baik, tidak terlipat-lipat tidak beraturan. Meskipun tidak mengubah nilainya. Tapi sisi keetisan, uang dalam kondisi baik akan lebih layak untuk ditransaksikan.
BI sebagai lembaga yang mengurusi hal ini punya tugas menerima uang dalam kondisi yang masih 'layak' untuk ditukar dengan uang yang kondisinya baik, dengan nilai yang sama. Adapun syarat-syarat kondisi antara lain sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran BI No. 10/8/DPU Perihal: Penukaran Uang Rupiah sbb.: untuk uang kertas adalah 2/3 lebih sisa kerusakan dan dapat dikenali keasliannya. Apabila uang terpotong 25% masih bisa ditukarkan. Kerusakan ini bisa sobek sebagian atau bolong, baik di sisi samping maupun di tengah. Untuk uang yang hanya kusut atau lecek dan asli pasti bisa ditukarkan.

Untuk uang logam adalah 1/2 lebih sisa kerusakan dan dapat dikenali keasliannya. Kerusakan bisa berupa bengkok, bolong, sobek atau patah. Bahkan yang kondisi legam hitam gosong akibat kebakaran masih bisa ditukarkan. Teman saya pernah menukarkan uang dengan kondisi habis terbakar (korban kebakaran), dan BI tetap menerimanya untuk ditukar dengan uang yang lebih baik kondisinya.

Uang hasil penukaran itu oleh BI akan didaur ulang untuk dibuat uang kembali. Proses tersebut dengan prosedur khusus pihak terkait, dari sejak pemusnahan uang hingga proses pencetakannya kembali. Saya pernah catat sedikit tentang hal ini. Biaya untuk membuat uang tidaklah murah, oleh karena itu jagalah uang yang kita miliki dengan baik, perlakukan sepantasnya, seperti uang tersebut memberikan nilai manfaat bagi kita, meskipun uang hanya sekedar alat. Alasan tersebut cukup untuk kita sadar memperlakukan uang dengan baik.cpr


Posting Komentar

0 Komentar