Tuhan Cemburu, Benarkah?

Muncul pertanyaan, ketika saya berdebat dengan seseorang, yang mengatakan bahwa Tuhan itu pencemburu? Benarkah demikian, saya justru berpikir sebaliknya, apa benar Tuhan sang pencipta segala, penuh belas kasih bahkan sampai rela mengirimkan Putera-Nya untuk menebus dosa umatnya punya sifat cemburu? Justru, ketika umatnya melakukan hal yang menyangkalnya Dia selalu punya cara untuk menegur umat Nya. Sampai tidak habis pikir saya mengenai hal ini.

Sampai akhirnya hari ini saya dapat sesuatu pencerahan untuk mencari tahu, cemburu yang seperti apa yang dimaksudkan itu. Pencerahan ini muncul ketika saya terbangun pagi ini mendengar kuliah subuh disalah satu channel televisi swatsa, "Islam Itu Indah". Kebetulan di sana dibahas tentang tema "Cemburu." Jawaban atas pertanyaan saya dua minggu yang lalu. Menurut Islam dikatakan penceramah, bahwa Allah itu pencemburu. Dan ini yang membuat saya sadar, bahwa yang saya pikirkan itu salah menurut cara pandang agama. Akhirnya saya mencoba mencari tahu, bagaimana cara pandang Kristen melihat tema ini. Dan jawabannya ternyata sama. Tercatat diayat kitab Keluaran 20:5, Ulangan 4:24, "Allah yang cemburu."

Dua cara pandang ini membuat saya berpikir dan kembali bertanya, cemburu yang seperti apakah? Selama ini saya menganggap cemburu adalah bibit dari sesuatu yang tidak baik, kecemburuan lebih banyak membuat sesuatu jadi tidak baik. Dan ternyata memang benar, ada dua hal, cemburu bisa membawa kita jadi baik atau buruk, tergantung bagaimana menyikapinya.

Cemburu berujung baik adalah ketika rasa "iri" ketika kita tidak mampu atau tidak memiliki sesuatu yang mampu atau dimiliki orang lain, digunakan sebagai pemacu semangat positif supaya kita melakukan hal tersebut, supaya kita pun mampu atau bisa memiliki sesuatu tersebut. Tetapi bukan untuk menghalalkan segala cara, menginginkan sesuatu yang bukan milik atau hak kita. Kalau itu kecenderungannya berujung pada yang buruk. Inilah yang membedakan keduanya, bahwa kecemburuan bisa membawa ke arah yang baik dan buruk, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

"Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, ..."

Menurut penceramah dalam Islam Itu Indah, cemburu yang baik itu hanya sebatas bibir, namun apabila sudah terucap jadinya adalah 'tuduhan' dan akan jadi tidak baik. Sebaik-baiknya tersimpan dalam hati dan beristiqfar, begitu kata penceramah pagi ini, yakni Dai kondang yang punya gaya unik, "Jamaah, Jamaaah". Dikatakan pula bahwa manusia yang tidak punya sifat cemburu ini, termasuk ke dalam kelompok orang yang tidak diterima di surga? Luar biasa sekali, cemburu ini.

Menurut Kristen, Allah yang cemburu ini ternyata punya pemahaman lebih halus melihat kata cemburu ini, konteks Allah cemburu ini bukan seperti rasa iri atas seseorang yang Allah tidak miliki. Cara pikir yang sempit menurut saya. Menurut kitab Keluaran 20:4-5, "Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, ..." Setelah membaca ayat ini, diungkapkan adalah kita manusia dilarang untuk menyembah selain Dia, tidak boleh ada yang lain selain Dia, dalam arti berhala. Kita tidak boleh menganggungkan yang lain selain Sang Pencipta Alam Semesta. Apa yang Allah cemburui adalah apa yang memang merupakan milik kepunyaan Nya, ibadah, pelayanan adalah milik Nya dan hanya boleh diberikan kepada Nya. Hal inilah yang menjadi pembeda cara pandang melihat cemburu ini.

Sepertinya yang saya pikirkan sedari awal tidaklah salah dan tidak sepenuhnya benar. Tuhan memang pencemburu, namun perlu diarahkan untuk melihat konteksnya kemana. Kutipan ayat tersebut di atas memang sering digunakan untuk "menyerang" keimanan pemeluk agama yang lain. Pemahaman akan suatu ayat mungkin terkadang berbeda, namun ketika arahnya adalah baik, positif kenapa tidak. Pemujaan berhala adalah dilarang, namun ketika sesuatu dibuat sebagai sarana untuk terus dekat kepada Nya, kenapa tidak, tidak ada yang dikhianati atas hal ini, semua dilakukan untuk supaya kita tetap merasa dekat pada Nya.

Bagi saya sendiri, dengan pemahaman yang disebutkan di atas, membuat saya belajar untuk melihat sesuatu lebih luas, dari sudut pandang yang berbeda. Saya juga ingin meminta maaf padanya, ketika berdebat saya agak memaksakan kehendak apa yang saya yakini, tapi ternyata apa yang dia katakan tidaklah salah juga. Maaf ya, meski belum bisa mengatakannya secara langsung, ya di sini saya catat sebaga bentuk permintaan maafnya. Tapi setidaknya catatan ini juga bisa dibaca, bahwa cemburu ini punya pemaknaan konteks yang berbeda. Sehingga perlu jernih dalam melihat konteksnya terlebih dahulu. Dan janganlah berpikir sempit tentang Dia, karena Dia adalah besar.

Semoga, catatan ini bisa bermanfaat, terutama bagi saya sendiri yang ingin mencari tahu tentang apa yang saya pikirkan, supaya tidak salah lagi dikemudian hari. Semoga bermanfaat. Catatan ini bukan untuk membandingkan antara iman satu dengan yang lainnya, hanya untuk melihat kecemburuan dikonteks yang berbeda. Apa yang disampaikan adalah benar, karena punya tujuan yang baik. Berkah dalem.cpr


Posting Komentar

0 Komentar