Tiba juga diakhir masa libur yang tidak panjang.
Kalau ingat mundur kebelakang, Minggu pagi harus bangun lebih pagi untuk
persiapan mudik. Tapi pagi ini hal sama saya lakukan, untuk melakukan arus
balik #tripback. Hari yang saya tidak nantikan, sebab, hari ini saya harus
kembali ke ibukota, karena dengan terpaksa besok sudah masuk kerja lagi. Tiket
dischedule keberangkatan mewajibkan saya bersiap sebelumnya, karena pukul 05:50
harus sudah berangkat.
|
Suasana saat cetak boarding, saat kertas print boarding habis |
|
Tampilan layar, mesin tiket saat kita sudah cetak boarding namun kertas printnya habis, jadi tiket tidak bisa dicetak ulang dimesin ini, jadi harus ke CS untuk cetak tiket pengganti |
|
Tiket boarding pengganti, ada tulisan PENGGANTI |
Pagi ini, suasana Stasiun Besar Kejaksan nampak
ramai khas stasiun, tidak begitu ramai hiruk pikuk pemudik pagi ini. Suasana
stasiun nampak agak panik ketika proses cetak boarding tiket. Petugas stasiun
rupanya lupa mengecek ketersedian kertas print boarding. Sehingga beberapa
penumpang tidak bisa mencetak tiket boarding. Bahkan sepertinya ada penumpang
tidak mencetak tiket boarding karena deadline kereta Argojati pagi yang akan
berangkat. Saya keberangkatan kereta saya masih nanti, saya harus ke CS untuk
mencetak tiket pengganti, karena tercatat dikomputer cetak boarding, bahwa
tiket saya sudah pernah tercetak (sudah check in). Suasana crowded tidak lama,
petugas stasiun langsung bergegas mengganti kertas print baru.
Kereta yang saya tumpangi pagi ini ternyata Cirebon
Express Eksekutif, saya kira yang saya naiki adalah Argojati, ternyata setelah
baca detail booking di traveloka, tertulis Cireks. Ya sudahlah, sekalian
membuktikan perbedaan Argojati dengan Cireks.
|
Suasana pagi di peron stasiun, sudah pagi tapi masih nampak gelap |
Tampak dari luar, keretanya miri-mirip, baik
kondisinya. Setelah masuk, secara umum modelnya sama, namun ternyata kalau
diamati lebih detail, ini masuk model lama, terlihat dari kursinya masih model
lama. Kemudian plafon bagian bagasi juga masih model lama, berbeda dengan model
yang ada di Argojati. Di bagian bawah, ternyata tidak tersedia sandaran kaki,
tidak ada lampu baca. Untuk hal lainnya serupa dengan yang ada di Argojati,
mungkin itulah sarana standarnya, yang membedakan hanya part tertentu yang
masih model lama. Untuk kenyamanan over all sama saja, dan tingkat ketepatan
waktu berangkat dan tiba sangat ontime.
|
Suasana di dalam kabin kereta Cireks Eksekutif |
|
Plafon atas tidak tersedia lampu baca, seperti di Argojati |
|
Kursinya juga tidak menyediakan sandaran kaki, model bangkunya juga model lama, tersedia meja lipat kecil di arm rest, tapi kondisinya sudah lama, tampak kusam |
Kalau ditotal hitung waktu yang dihabiskan dari
rumah hingga tiba di kosan Pendopo, Depok menghabiskan waktu empat saja,
perjalanan kereta tiga jam, lanjut KRL kurang lebih satu jam, plus minus untuk
proses jalan kaki dan pindah antar stasiun. Inilah manfaat pembangunan
infrastruktur, jika dilakukan dengan baik, makan efisiensi waktu bisa dikejar
maksimal, mungkin juga efisiensi biaya juga bisa ditekan maksimal.
Catatan ini sekaligus mengakhiri catatan liburan
lebaran saya di tahun 2017 ini. Tidak banyak yang menarik memang, biasa saja.
Tapi catatan ini saya anggap penting, sebagai kleidoskop nanti di akhir tahun. Sampai
jumpa ditrip liburan lain waktu.cpr.
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6